Jumat, 15 Agustus 2008

Single Parent Dan Permasalahannya

Diambil dari:
http://sabdaningtyas.com/site/index.php?option=com_content&task=category
&sec
tionid=7&id=21&Itemid=74

Semoga bermanfaat.


...
Pembelajaran : Single Parent Dan Permasalahannya Oleh : Mundhi Sabda
Hardiningtyas

Siapakah single parent itu?
Single parent adalah orang yang melakukan tugas sebagai orang tua (ayah
dan
ibu) seorang diri, karena kehilangan/ terpisah dengan pasangannya.

Mengapa seseorang menjadi single parent?
Ada banyak alasan yang menyebabkan seseorang menjadi Single Parent,
diantaranya :
1. Tinggal terpisah karena pasangannya bekerja/belajar di kota/negara
lain.
2. Kematian pasangan
3. Perceraian

Single parent yang terpisah dengan pasangan karena bekerja/belajar di
kota/negara lain, memiliki beberapa masalah, seperti : merasa kesepian,
tidak terpenuhinya kebutuhan seks sementara secara de jure ia seharusnya
bisa mendapatkan pemenuhan kebutuhan seks dari pasangannya. Saat
pasanganya berada jauh darinya, ia juga merasa berat membesarkan anak
sendiri.

Seseorang yang menjadi single parent karena kematian juga mengalami
masalah yang berat. Kematian pasangan yang mendadak membuat ia tidak
siap menerima kenyataan. Namun jika mendapatkan pelayanan
pendampingan/konseling yang tepat, ia dapat melalui masa-masa gelapnya.
Idealnya, ia harus mendapatkan konseling kedukaan yang tepat sehingga
kedukaannya tidak berlarut-larut (tidak lebih dari 6 bulan). Kedukaan
yang berlarut-larut memperlambat pemulihan hati anak-anaknya. Selain
itu, beberapa single parent yang ditinggal mati pasangannya mengalami
masalah keuangan dan merasa kesepian.

Dibandingkan dengan kedua jenis single parent di atas, single parent
yang berpisah dengan pasangannya karena perceraian, memiliki masalah
yang lebih serius lagi. Setidaknya saya mencatat ada 6 masalah besar,
yaitu :
1.Masalah emosional
2.Masalah hukum (hak asuh, dll)
3.Menjalin hubungan baik dengan mantan suami/istri 4.Menghadapi anak
5.Masalah dengan lingkungan 6.Masalah keuangan

Kondisi emosional single parent pasca perceraian :
. Kecewa
. Marah
. Mencari kambing hitam
. Membenci mantan suami/istrinya
. Cemburu terhadap rivalnya
. Mudah marah kepada anak-anak
. Luka batin/trauma
. Kesepian
. Merasa tak berharga
. Merasa teraniaya oleh lingkungan
. Mengasihani dirinya sendiri

Masalah Single Parent Pasca Cerai Dengan Anak-anaknya :
1. Single parent yang belum mengampuni dan masih membenci mantan
suami/istrinya akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak-anaknya.

2. Single parent seringkali tidak menyadari bahwa ia bukan "super
man/super women" sehingga di depan anak-anaknya ia berusaha menunjukkan
dirinya perkasa dan dapat menyelesaikan segala sesuatu tanpa orang lain.
Ia tidak melihat bahwa anak-anaknya memerlukan tokoh pengganti ibu/ayah.

Single parent pasca perceraian juga mengalami masalah dengan mantan
pasangannya. Karena pengalaman pahitnya, seorang single parent sering
tidak menyadari bahwa sejelek apapun mantan suami/istri-nya, ia tetap
ayah/ibu dari anak-anaknya. Sebelum single parent mengampuni mantan
pasangannya, ia cenderung ingin balas dendam. Beberapa single parent
bahkan melakukan usaha balas dendam balas dendam kepada mantan
pasangannya, dengan memanfaatkan anak-anaknya.

Apa yang dibutuhkan seorang single parent saat menghadapi situasi yang
sulit pasca perceraiannya?
. Single parent perlu menjalani konseling pribadi untuk membagi
beban/pergumulannya.
. Jika diperlukan, single parent juga bisa menjalani terapi untuk
recovery dari trauma-traumanya. Untuk mencapai pemulihan, seorang single
parent mau tidak mau harus mengampuni diri sendiri. Selanjutnya single
parent juga harus mengampuni mantan pasangaannya. Kalau seorang single
parent merasa disakiti oleh pihak ketiga, mertua atau orang lain di
sekitarnya, maka single parent tersebut juga harus mengampuni mereka.
. Dukungan sosial/komunitas teman senasib (sesama single parent) juga
dibutuhkan untuk menguatkan hati seorang single parent. Setidaknya,
dalam persekutuan dengan kaum senasib, seorang single parent merasa
tidak sendiri.
Sesama single parent tentunya akan lebih mudah mengerti perasaan satu
sama lain dan berempati dengan kawan senasibnya.
. Mendidik anak bersama-sama apasangan saja tidak mudah, apa lagi untuk
menjadi single parent yang harus mengasuh dan membesarkan anak seorang
diri.
Oleh sebab itu, seorang single parent membutuhkan
pengetahuan/ketrampilan single parenting yang memadai supaya bisa
menjadi teladan bagi anak-anaknya.
Tanpa ketrampilan single parenting, seorang single parent akan mengalami
kesulitan bagaimana menolong anak-anak untuk keluar dari trauma dan
kepahitan hidupnya.
. Seorang single parent juga perlu melatih diri untuk bersikap bijaksana
terhadap lingkungan.
. Untuk mengatasi masalah ekonomi, seorang single parent membutuhkan
kesempatan untuk mengembangkan/memanfaatkan talentanya dalam
kegiatan-kegiatan produktif. Mungkin sementaraa ini ada beberapa orang
berpikir untuk memberikan santunan sosial kepada single parent. Namun
kita perlu hati-hati, pemberian bantuan cuma-cuma atau santunan sosial
justru bisa merendahkan martabat dan harga diri seorang single parent.
Bantuan yang berdasarkan rasa kasihan atau iba juga dapat memanjakan dan
"memiskinkan"
single parent. Artinya, bantuan cuma-cuma tidak akan "memerdekakan"
seorang single parent.
. Perceraian dengan pasangan seringkali merusak harga diri seorang
single parent. Bahkan tidak sedikit single parent yang kehilangan makna
hidupnya gara-gara ditinggalkan/bercerai dengan pasangan. Untuk membantu
single parent menemukan kembali makna hidupnya, seorang single parent
bisa dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan sosial atau kerohanian. Namun
hal ini baru bisa dilakukan setelah sang single parent mampu menenangkan
anak-anaknya.

Warm Rgds,
Rahman Gunawan

M (+62) 817-RAHMAN
E rahmanrr@cbn.net.id
rahman@balita-anda.com

3 komentar:

single parent loans mengatakan...

Komunitas single parents Indonesia, sy baru mengomentari dan juga baru masuk ke blog ini.. jadi pengen tahu lebih banyak mengenai single parents.. lebih2 setelah saya membuat blog mengenai single parents.. mudah2an ada manfaatnya thx.

Wenie Martin Dahlia mengatakan...

saya seorang sngle parent,yg ditinggal mati suami..dengan 2 anak2 yg masih kuliah dan, sangt mmbutuhkan kasih sayang dan biaya pendidikan,mendidik 2 anak prmpuan yg baru mnginjak dewasa tidak lah mudah bgi seorang single parent,tapi bagi saya itulah kenyataan hidup yg harus saya hadapi dan saya terima,ini adalah ujian dari yng maha kuasa,setiap manusia pasti di uji sama ALLah cuma ujiannya beda beda..itu semua tergantung bagai mana kita mnyikapinya.......

Anonim mengatakan...

saya seorang single parent,yang ditinggal mati suami,dengan 2 anak prmpuan yg masih kuliah yang sangt mmbutuhkan kasih sayanng dan biya pndidikan..saya hanya seorng ibu rumah tngga yg pndidikannya tidaklah tinggi.cuma untungnya sya pnya k ahlian..itupun jga tidak mncukupi biaya khidupan kami..menjadi seorang single parent tidaklah mudah karna harus mnjadi ibu sekalian jadi ayah dengan 2 anak gadis yang baru mulai mnginjak dewasa..apalagi hidup dikota besar yg penuh dengan fatamorgana, bagi saya ini adalah ujian dari TUHAN,ini adalah kenyataan hidup yg harus saya hadapi dan sya terima,setiap manusia pasti di kasih ujian cuma cara ujian nya aja yg berbeda beda.itu semua tergantung bagaimana kita mnyikapinya, tapi sya yakin bahwa ALLAH MAHA PENGASIH DAN MAHA PENYAYANG,dia tidak akan mnguji umatnya melebihi batas kemmpuan umatnya.

Facebook