Rabu, 26 Mei 2010

Universitas Kehidupan

Ketika kerjamu tidak dihargai, sesungguhnya saat itu kau sedang belajar tentang

KETULUSAN.

Ketika usahamu dinilai tidak penting, sesungguhnya saat itu kau sedang belajar

KEIKHLASAN.

Ketika hatimu terluka sangat dalam, sesungguhnya saat itu kau sedang belajar
tentang

MEMAAFKAN.

Ketika kau harus lelah dan kecewa, maka saat itu kau sedang belajar tentang

KESUNGGUHAN.

Ketika kau merasa sepi dan sendiri, sesungguhnya saat itu kau sedang belajar tentang

KETANGGUHAN.

Ketika kau harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, sesungguhnya
saat itu kau sedang belajar tentang

KEMURAH HATIAN.

Tetap semangat ....

Tetap sabar ....

Tetap tersenyum ....

Terus belajar ....

Karena kau sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN... !!!

From : Den Baguse

Komunitas Single ParentDibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Psikologi anak-anak korban perceraian

Memang ada pandangan psikologi mutakhir yang menyatakan orang bisa hidup lebih bahagia setelah bercerai. Bahwa perceraian bukan akhir kehidupan suami istri. Namun, orangtua yang bercerai harus tetap memikirkan bagaimana membantu anak mengatasi penderitaan akibat ayah Ibunya berpisah.

Dari waktu ke waktu, kasus perceraian tampaknya terus meningkat. Maraknya tayangan infotainment di televisi yang menyiarkan parade Artis Dan public figure yang mengakhiri perkawinan mereka melalui meja Pengadilan, seakan mengesahkan bahwa perceraian merupakan tren. Sepertinya kesakralan Dan makna perkawinan sudah tidak lagi berarti. Pasangan yang akan bercerai sibuk mencari pembenaran akan keputusan mereka untuk berpisah. Mereka tidak lagi mempertimbangkan bahwa ada Yang bakal sangat menderita dengan keputusan tersebut, yaitu anak-anak.

Namun, fenomena perceraian marak terjadi bukan hanya di kalangan artis atau public jIgure saja. Di dalam keluarga sederhana, bahkan di dalam Lingkungan pendidik, lingkungan yang tampak religius, perceraian juga Banyak terjadi.


Salah satunya terjadi pada Pak Edy (bukan nama sesungguhnya) ,

Sambil bertanya, sekilas ia menjelaskan kesulitannya mengasuh anak satu-satunya yang berusia empat tahun. Doni, nama anak itu, menjadi sangat nakal dan tidak mau ditinggal bekerja oleh ayahnya. Di akhir Cerita, Pak Edy baru mengaku bahwa ia telah berpisah dengan istrinya karena ketidakcocokan.

Pada kisah lainnya, Ayu, bocah berumur delapan tahun, mengalami perubahan sangat memprihatinkan setelah orangtuanya bercerai. Ayu enggan berangkat ke sekolah. Sebab, di lingkungan dia belajar itu banyak temannya yang bertanya-tanya tentang kasus perceraian orangtuanya.


Ayu menjadi malu, merasa dirinya sangat buruk karena memiliki orangtua yang bercerai. Dalam hati Ayu juga merasa marah kepada ayah dan ibunya kenapa mereka sering bertengkar dan saling marah. Akibatnya, sulit baginya mengharapkan bisa bepergian sekeluarga ke mal atau keluar kota untuk berlibur, seperti yang dialami teman-temannya.


Sejak perceraian itu semangat belajar Ayu menurun drastis, Sehingga nilai rapornya pun merosot. Anak yang tadinya gembira dan ceria itu berubah diam, pasif, dan murung, dengan badan yang juga semakin kurus.

Reaksi Berbeda

Seperti yang terjadi pada Doni Dan Ayu, perceraian selalu saja merupakan rentetan goncangan-goncangan yang menggoreskan luka batin yang dalam bagi mereka yang terlibat, terutama anak-anak.

Sekalipun perceraian tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan damai Oleh orangtuanya, namun tetap saja menimbulkan masalah bagi anak-anak mereka.

Reaksi anak berbeda-beda terhadap perceraian orangtuanya. Semua tergantung pada umur, intensitas serta lamanya konflik yang berlangsung sebelum terjadi perceraian.

Setiap anak menanggung penderitaan dan kesusahan dengan kadar yang berbeda-beda. Anak-anak yang orangtuanya bercerai, terutama yang sudah berusia sekolah atau remaja biasanya merasa ikut bersalah dan bertanggung jawab atas kejadian itu. Mereka juga merasa khawatir terhadap akibat buruk yang akan menimpa mereka.

Bagi anak-anak, perceraian merupakan kehancuran keluarga yang akan mengacaukan kehidupan mereka. Paling tidak perceraian tersebut menyebabkan munculnya rasa cemas terhadap kehidupannya di masa kini dan di masa depan. Anak-anak yang ayah-ibunya bercerai sangat menderita, dan mungkin lebih menderita daripada orangtuanya sendiri.

Akibat Emosional

Dalam suatu perceraian, orangtua mencurahkan seluruh waktu dan uangnya untuk saling bertikai mengenai harta, tunjangan uang yang akan diberikan suami setelah bercerai, hak pemeliharaan anak, dan hak-hak lain.

Sementara itu, mereka hanya mencurahkan sedikit waktu atau usaha untuk mengurangi akibat emosional yang menimpa anak-anaknya. Pengacara yang terlibat dalam perceraian tersebut, sesuai tugasnya memang hanya memfokuskan diri pada masalah hukum saja. Biasanya mereka kurang memperhatikan akibat emosional pada diri anak-anak yang jadi Korban dalam peristiwa perceraian tersebut.

Mereka umumnya kurang ikut memikirkan bagaimana memberikan konseling Kepada kliennya, dalam hal ini orangtua yang mau bercerai, tentang cara-cara terbaik dalam membantu anak-anak mengatasi dan menyesuaikan diri dengan situasi yang ada.

Walaupun orangtua telah berusaha menyelesaikan perceraian dengan hati-hati dan damai, tidak Ada cara yang dapat mereka lakukan untuk menghindari akibat negatif terhadap anak-anak. Oleh karena itu, menjadi penting bagi orangtua yang dalam proses Perceraian untuk sebaik mungkin mengambil usaha-usaha khusus untuk Meminimalkan penderitaan dan kesusahan anak-anaknya. Ini membutuhkan perhatian dan usaha aktif dari pihak orangtua.

Sampai Dua Tahun.

Umumnya anak-anak yang orangtuanya bercerai dilanda perasaan-perasaan kehilangan (hilangnya satu anggota keluarga: ayah atau ibunya), gagal, kurang percaya diri, kecewa, marah, dan benci yang amat sangat.

Richard Bugeiski Dan Anthony M. Graziano (1980) menyatakan bahwa dua tahun pertama setelah terjadinya perceraian merupakan masa-masa yang amat sulit bagi anak-anak. Mereka biasanya kehilangan minat untuk pergi dan mengerjakan tugas-tugas sekolah, bersikap bermusuhan, agresif depresi, dan dalam beberapa kasus Ada yang bunuh diri.

Anak-anak yang orangtuanya bercerai menampakkan beberapa gejala fisik dan stres akibat perceraian tersebut seperti insomnia (sulit tidur), kehilangan nafsu makan, dan beberapa penyakit kulit.

Riset menunjukkan, setelah kira-kira dua tahun mengalami masa sulit dengan perceraian orangtuanya, sampailah anak-anak tersebut ke masa keseimbangan atau masa equilibrium. Di masa itu, kesusahan dan penderitaan akut yang mereka alami sejak terjadinya perceraian mulai berkurang.

Anak-anak telah belajar menyesuaikan diri dan melanjutkan kehidupan mereka. Namun, perceraian orangtua tetap menorehkan luka batin yang menyakitkan bagi mereka. Selain beberapa dampak di atas, dalam beberapa kasus terjadi anak yang orangtuanya bercerai, pada saat dewasa, menjadi takut untuk menikah.

Dia khawatir perkawinannya nanti akan mengalami nasib yang sama seperti orangtuanya.

Kasus yang lain, anak yang orangtuanya bercerai, pada saat dewasa jadi membenci laki-laki atau perempuan karena menganggapnya sama dengan ayah atau ibunya yang telah menghancurkan keluarganya.

Yang Perlu Dilakukan.

Sangat sulit menemukan cara agar anak-anak merasa terbantu dalam menghadapi masa-masa sulit karena perceraian orangtuanya. Sekalipun ayah atau ibu berusaha memberikan yang terbaik yang mereka bisa, segala yang baik tersebut tetap tidak dapat menghilangkan kegundahan hati anak-anaknya.

Beberapa psikolog menyatakan bahwa bantuan yang paling penting yang dapat diberikan oleh orangtua yang bercerai adalah mencoba menenteramkan hati dan meyakinkan anak-anak bahwa mereka tidak bersalah. Yakinkan bahwa mereka tidak perlu merasa harus ikut bertanggung jawab atas perceraian orangtuanya.

Hal lain yang perlu dilakukan oleh orangtua yang akan bercerai adalah membantu anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan tetap menjalankan kegiatan-kegiatan rutin di rumah. Jangan memaksa anak-anak untuk memihak salah satu pihak yang sedang cekcok serta jangan sekali-sekali melibatkan mereka dalam proses perceraian tersebut.

Hal lain yang dapat membantu anak-anak adalah mencarikan orang dewasa lain seperti tante atau paman, yang untuk sementara dapat mengisi kekosongan hati mereka setelah ditinggal ayah atau ibunya. Maksudnya, supaya anak-anak merasa mendapatkan topangan yang memperkuat mereka dalam mencari figur pengganti ayah ibu yang tidak lagi hadir seperti
ketika belum ada perceraian.

Oleh: M.M. Nilam Widyarini, MSi, Dosen Psikologi


Komunitas Single ParentDibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Ketika dia bukan untukmu

Bagaimana perasaanmu jika seseorang yang direncanakan akan menjadi pendamping hidupmu ternyata menikah dengan sahabatmu sendiri? Mungkin hatimu nelangsa. Ada Sejumput kecewa berkecambah. Andai dulu aku menerima dia apa adanya, pasti aku yang bersanding dengannya, Begitu bisik hatimu.

Kini, kau melihat dia bersanding dengan teman baikmu. Kau harus rela; ikhlas. Mungkin dia memang lebih baik bersanding dengan sahabatmu. Karena kecewa telah berbunga, kau tak datang ke pesta pernikahannya.

Padahal, hukum datang ke undangan pernikahan itu Wajib. Di sana ada berkah dan DOA, meskipun yang sering Kita lihat hanya pamer kemewahan Dan Kemeriahan.

Mungkin sahabat pernah mendapatkan sebuah artikel tentang "Toko Pakaian" . Mencari pasangan sejati ibarat Kita berkunjung ke Toko pakaian. Kau memilih pakaian yg pas untukmu. Mungkin pramuniaga menyarankan, "ini pakaian yg cocok Untuk Anda." Kau membawa pakaian itu ke fiiting room, Mencobanya. Betulkah pakaian itu cocok untukmu? Kau teliti bahannya, jahitannya, ukurannya. Setelah memeriksa dengan seksama, kau merasa kurang sreg dengan Pakaian itu. Dengan kata maaf pada parmuniaga, kau Kembalikan pakaian itu ke tempatnya. Kau beralih ke gerai pakaian lain. Hal yg sama mungkin terulang; Pakaian yg menurut orang lain pas untukmu, atau Pakaian yg sepintas cocok menurutmu, ternyata tidak tepat setelah diteliti.

Sebuah pakaian, mungkin cocok untuk orang lain, tapi tak cocok untukmu. Kau tak bisa membeli pakaian warna gelap karena kulitmu sawo matang. Kau tak cocok mengenakan kemeja dgn motif vertikal berdempet, karena posturmu kurus tinggi; motif itu akan membuatmu terlihat semakin kurus. Kau harus berdamai dengan situasi Dan kondisi.

Tetapi yakinlah Ada pakaian yang tepat disebuah gerai tertentu yg cocok untuk setiap orang. Memang Ada seseorang yang begitu masuk ke satu gerai langsung menemukan pakaian yang tepat untuknya. Ada juga yang harus berputar-putar, keluar-masuk dari satu gerai ke gerai lainnya untuk menemukan pakaian yang tepat, sampai kaki pegal Dan peluh menganak sungai. Banyak hal yang membuat pakaian itu tak tepat untukmu, bisa bahan, motif, warna, model bahkan harga. Selera orang berbeda.

Ada juga seseorang yang tak yakin dgn sebuah pakaian, Tapi ia tetap mencobanya. Ia bertanya-tanya, cocokkah pakaian ini untukku? Ia meneliti dengan seksama. Ia menemukan fakta bahwa tak Ada hal yg membuat ia harus menolak pakaian itu. Apalagi pakaian itu hadiah seorang yang dihormatinya, orang yang dikasihinya atau mumpung sedang Ada great sale! Beli sekarang atau menyesal kemudian. Bertahun-tahun setelah mengenakan pakaian itu, baru terasa, pakaian itu memang cocok Untuknya.

Sahabat, pakaianmu, pasangan untukmu. Bisa cocok untuk orang lain, tapi tidak denganmu. Maka, tak perlu bersedih hati jika seseorang yg kau kira tepat untukmu bersanding dengan orang lain; orang yg dekat denganmu. Yakinlah pasangan yang tepat Ada di suatu tempat Dan suatu saat kau akan berjumpa dengannya disuatu masa tertentu. Mungkin Yang Kuasa sengaja menyimpannya, agar saat bertemu kau benar-benar siap berdampingan dengannya. Sesuatu yang baik menurutmu, belum tentu baik menurut-Nya. Terus Berusaha Dan berdoa. Perbaiki diri sampai akhirnya kau Temukan pakaian yang cocok untukmu.

From : Wulan Julia

Komunitas Single ParentDibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Ingatlah...

Disaat kamu ingin melepaskan seseorang..ingatlah pada saat kamu ingin mendapatkannya
Disaat kamu mulai tidak mencintainya...ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta padanya
Disaat kamu mulai bosan dengannya...ingatlah selalu saat terindah bersamanya
Disaat kamu ingin menduakannya...bayangkan jika dia selalu setia
Saat kamu ingin membohonginya...ingatlah disaat dia jujur padamu
Maka kamu akan merasakan arti dia untukmu
Jangan sampai disaat dia sudah tidak disisimu,
Kamu baru menyadari semua arti dirinya untukmu
Yang indah hanya sementara
Yang abadi adalah kenangan
Yang ikhlas hanya dari hati
Yang tulus hanya dari sanubari
Tidak mudah mencari yang hilang
Tidak mudah mengejar impian
Namun yg lebih susah mempertahankan yg ada
Karena walaupun tergenggam bisa terlepas juga
Ingatlah pada pepatah,
"Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini"
Belajar menerima apa adanya dan berpikir positif....
Hidup bagaikan mimpi, seindah apapun, begitu bangun semuanya sirna tak berbekas
Rumah mewah bagai istana, harta benda yang tak terhitung, kedudukan, dan jabatan yg luar biasa, namun...
Ketika nafas terakhir tiba, sebatang jarum pun tak bisa dibawa pergi
Sehelai benang pun tak bisa dimiliki
Apalagi yang mau diperebutkan
Apalagi yang mau disombongkan
Maka jalanilah hidup ini dengan keinsafan nurani
Jangan terlalu perhitungan
Janga hanya mau menang sendiri
Jangan suka sakiti sesama apalagi terhadap mereka yang berjasa bagi kita
Belajarlah tiada hari tanpa kasih
Selalu berlapang dada dan mengalah
Hidup ceria, bebas leluasa...
Tak ada yang tak bisa di ikhlaskan....
Tak ada sakit hati yang tak bisa dimaafkan
Tak ada dendam yang tak bisa terhapus....
From : -Isti-

Komunitas Single ParentDibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Senin, 24 Mei 2010

Hargailah Waktu

Bayangkan ada sebuah bank yang memberi anda uang sejumlah Rp. 86.400,- setiap paginya.
Semua uang itu dapat anda gunakan (tidak lebih).

Pada malam hari, bank akan menghapus sisa uang yang tidak anda gunakan selama sehari.
Coba tebak, apa yang akan anda lakukan?
Tentu saja, menghabiskan semua uang pinjaman itu.

Siapapun dari kita memiliki bank semacam itu; bernama WAKTU.
Setiap pagi, ia akan memberi anda 86.400 detik.
Pada malam harinya ia akan menghapus sisa waktu yang tidak anda gunakan untuk tujuan baik.
Karena ia tidak memberikan sisa waktunya pada anda.
Ia juga tidak memberikan waktu tambahan.
Setiap hari ia akan membuka satu rekening baru untuk anda.
Setiap malam ia akan menghanguskan yang tersisa.
Jika anda tidak menggunakannya maka kerugian akan menimpa anda

Anda tidak bisa menariknya kembali.
Juga, anda tidak bisa meminta “uang muka” untuk keesokan hari.

Anda harus hidup di dalam simpanan hari ini.
Maka dari itu, investasikanlah untuk kesehatan, kebahagiaan dan kesuksesan anda.
Jam terus berdetak.
Gunakan waktu anda sebaik-baiknya.

Agar tahu pentingnya waktu SETAHUN, tanyakan pada murid yang gagal kelas.

Agar tahu pentingnya waktu SEBULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematur.

Agar tahu pentingnya waktu SEMINGGU, tanyakan pada editor majalah mingguan.

Agar tahu pentingnya waktu SEJAM, tanyakan pada kekasih yang menunggu untuk bertemu.

Agar tahu pentingnya waktu SEMENIT, tanyakan pada orang yang ketinggalan pesawat terbang.

Agar tahu pentingnya waktu SEDETIK, tanyakan pada orang yang baru saja terhindar dari kecelakaan.

Agar tahu pentingnya waktu SEMILIDETIK, tanyakan pada peraih medali perak Olimpiade.

Perlu diingat...
“Hargailah setiap waktu yang anda miliki. Dan ingatlah waktu tidaklah menunggu siapa-siapa”
Komunitas Single ParentDibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Love our children

SAYANGILAH anak-anak kita, KASIHANILAH kelemahannya, TEPATILAH JANJI yang kita berikan kepadanya, sebab mereka beranggapan bahwa rizki mereka ada ditangan kita"

"Tatkala kita memandang wajah anak-anakmu dan kita merasa SENANG, maka kita akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mebebaskan budak"

" Barangsiapa MENCIUM anak kita, Allah akan menulis satu kebaikan dalam buku catatan amal kita, dan barangsiapa tak menyayangi ia tak akan disayangi"

" Seringlah MENCIUM anak kita, sebab dengan satu ciuman, kita akan menaiki satu peringkat di surga"

" Kasih sayang kepada anak merupakan kasih sayang kepada ayah dan ibu dan Allah menganugerahkan rahmat-Nya kepada seorang hamba yang amat menyukai anak-anaknya."

Ketika Rasulullah SAW mendengar istri seorang sahabat melahirkan dan mendapati dalam kondisi cacat, Rasulullah bersabda " Sesungguhnya anakmu akan menjadi wewangian di surga":)

Kiss from me for u children yaaa....

-isti-
Komunitas Single ParentDibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Sabtu, 22 Mei 2010

Tahukah kamu

Tahukah kamu?
Ketika sedang merasa sendirian? Kita tidak sendirian, karena Allah tidak pernah tidur selalu menjaga umat-Nya. Selain itu di tiap-tiap diri manusia sudah dtitipkan dua malaikat yang satu mencatat amal baik kita yang satu lagi mencatat perbuatan buruk kita.. Jadi jangan pernah merasa sendirian.. =)

Tahukah kamu?
Ketika kamu sedang merasa tidak ada yang mendengarkan kamu? Allah selalu siap mendengarkan segala curahan hati kita, Allah menunggu kita untuk brdoa kepadanya. Ktika kita sedang banyak pikiran kita ga bisa tidur, mungkin Allah menginginkan kita untuk bangun dan berdoa hanya kepada-Nya...

Tahukah kamu?
Ketika smakin berat ujian yang diberikan kepada kita sudah seperti tidak ada yang akan menolong kita, justru Allah menginginkan kita hanya mengharapkan bantuan-Nya? Hanya Allahlah yang maha sempurna, maha mengetahui segala-galanya, dan maha Benar, serta maha Kuasa atas segala2nya...

Tahukan kamu?
Kalau kita sedang kehilangan seseorang yang sangat kita cintai, justru Allah akan menggantikan orang tersebut dengan sesuatu yang lebih indah daripada dirinya...

Syukuri apa yang telah kita miliki, sesungguhnya Allah maha tahu apa yang kita inginkan, dan Dialah segala pemberi kenikmatan di dunia ini...

Nite all sweet dream,
Regards,
DiscHo

Komunitas Single ParentDibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Hati seorang ayah

Suatu ketika Ada seorang anak perempuan yg bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja IA melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut,dengan badanya yang mulai membungkuk, disertai suara batuknya yang khas.

Anak perempuan itu bertanya kepada ayahnya, : "ayah, kenapa wajah ayah kian berkerut Dan badan ayah kian Hari kian membungkuk?? ?" demikian pertanyaannya ketika ayahnya sedang santai di beranda. Is ayah menjawab " Karena aku lelaki "

Anak perempuan itu berkata sendirian "aku tidak mengerti", dengan berkerut kening karena jawaban ayahnya membuat hatinya bingung Dan tidak mengerti.

Ayah hanya tersenyum, dipeluk Dan dibelainya rambut anaknya sambil menepuk bahunya Dan berkata "Anakku kamu memang belum mengerti tentang lelaki ". Demikian bisik sang ayah yang membuat anaknya bertambah bingung.

Karena perasaan ingin tahu Dan IA mendapatkan ibunya lalu bertanya kepada ibunya "Ibu, mengapa wajah ayah kian berkerut Dan badan ayah kian Hari kian membungkuk? Dan sepertinya ayah mengalami demikian tanpa Ada keluhan atau rasa sakit ???"

Ibunya menjawab "Anakku, jika memang seorang lelaki bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian".

Hanya itu jawaban si ibu Dan anak itupun kemudian tumbuh Dan menjadi dewasa, tapi IA tetap masih mencari-cari jawaban, kenapa wajah ayahnya yang tampan berubah menjadi berkerut Dan badannya membungkuk??

Hingga suatu malam IA bermimpi, Dan di dalam mimpinya IA seolah-olah IA mendengar suara yg lembut Dan kata-katanya terdengar dengan jelas, itu ternyata rangkaian jawaban pertanyaannya selama ini yang selalu IA cari.

"Saat kuciptakan lelaki, AKU membuatnya sebagai pemimpin keluarga, serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga tersebut, Dan IA senantiasa akan berusaha menahan setiap ujungnya agar keluarganya senantiasa merasa aman, teduh Dan terlindungi. "

"Kuciptakan bahunya yg kuat Dan berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya Dan kegagahannya harus cukup kuat untuk melindungi seluruh keluarganya. "

"Kuberi kemauan kepadanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yg berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal Dan bersih, walaupun seringkali IA mendapat cercaan dari anak-anaknya, "

"Kuberikan keperkasaan Dan mental Baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya IA merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya IA merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan karena tersiram hujan Dan terhembus angin, IA relakan tenaga perkasanya demi keluarganya Dan yang selalu dia ingat adalah disaat semua keluarganya menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil jerih payahnya."

"Kuberikan kesabaran,ketekunan Dan Dan kesungguhan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat Dan membimbing keluarganya tanpa Ada keluh kesah. Walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan Dan kesakitan seringkali menerpanya."

"Kuberikan perasaan kuat Dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai Dan mengasihi keluarganya, didalam suasana Dan situasi apapun, walaupun tidak jarang anak-anaknya melukai perasaannya Dan hatinya."

"Padahal perasaannya itu pulalah yang telah memberikan rasa aman disaat anak-anaknya tertidur lelap, serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anaknya agar selalu saling mengasihi Dan menyayangi sesama saudara."

"Kuberikan kebijaksanaan Dan kemampuan kepadanya untuk memberikan pengertian Dan kesadaran kepada anak-anaknya tentang saat kini Dan saat mendatang,bahkan seringkali ditentang Dan ditolak oleh anak-anaknya. "

"Kuberikan kebijaksanaan Dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan Dan kesadaran bahwa istri yang baik adalah istri yang setia terhadap suaminya, istri yang baik adalah istri yang selalu menemani Dan bersama-sama menjalani perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada istri,agar tetap berdiri, bertahan, sepadan Dan saling melengkapi Dan saling mengasihi."

"Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa lelaki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari Dan menemukan cara agar keluarganya dapat hidup di dalam keluarga bahagia Dan badannya yang bungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai lelaki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga Dan segenap perasaannya, kekuatannya, kesungguhannya demi kelanjutan hidup keluarganya. "

"Kuberikan kepada lelaki tanggung jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan sebaik-baiknya, Dan hanya inilah kelebihan yang hanya dimiliki oleh lelaki. Walaupun sebenarnya amanah ini adalah di dunia Dan di akhirat."

Terkejut anak dari tidurnya Dan segera IA berlari, berlutut Dan berdo'a hingga menjelang subuh,setelah itu IA hampiri bilik ayahnya yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri si anak menggenggam Dan mencium telapak tangan ayahnya.

"AKU MENDENGAR DAN MERASAKAN BEBANMU, AYAH"
============ =
Pesan moral :
Sahabat jika ayah Anda masih hidup jangan pernah sia-siakan dirinya, buatlah hatinya selalu tersenyum Dan gembira. Namun bila sang ayah telah tiada jangan putuskan tali silaturahim yang telah dirintisnya, Dan do'akan agar TUHAN selalu menjaganya dengan sebaik-baiknya.

Hm...yang tiba-tiba lagi teringat almarhum ayahanda...I love u Yah..U are my superstar in my life

From : WJ

Komunitas Single ParentDibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Selalu ada cinta untuk buah hati

Sabtu Pagi itu tepat di pasar Pal, Jalan raya bogor persimpangan akses UI Dengan Jalan raya bogor, di pasar itu saya melihat seorang ibu yang memarahi anaknya dengan kata-kata kasar, dengan cubitan di paha anak tersebut yang Membuat anak kecil itu menangis Dan tak henti-hentinya, saya memberanikan Diri untuk menanyakan kepada ibu tersebut "kenapa anaknya bu" tanya saya Singkat kepada ibu tersebut.

"Ini anak, kalau kepasar pasti mintanya jajan terus, kemarin sudah beli Mainan, sekarang minta beli mainan lagi, Dan dia mengambek Dan teriak-teriak
Di tanah, lagian kan saya bawa uang cukup untuk belanja doang" ungkap ibu Itu dengan logat Jakarta yang kental, "oh kenapa di cubit & dimaki kan
Kasihan bu" lanjut saya kepada ibu tersebut. "ya gimana engga dimarhi abis Kesel banget di bilangin kagak ngarti-ngarti bandel banget deh in anak" ucap Ibu tersebut "memang dia minta apa bu, tanya saya lagi" is ibu menjawab "itu Dia minta dibeliin pedang-pedangan yang bisa nyala"

Sering hanya kareana masalah sepele Kita sebagai orang tua melakukan Tindakan yang tidak seharusnya kepada anak-anak Kita ketika anak bertingkah Nakal, atau ketika mereka membangkang dari apa yang Kita perintahkan, Terkadang juga terkeluar makian yang kasar yang membuat Kita sebagai orang Tua berubah seperti monster bagi anak Kita. Sadarlah mereka hanya anak-anak Yang memang belum matang secara kejiwaan, mereka dalam tahap belajar dari Lingkungan, wajar jika sekali-kali mereka berbuat salah, Dan sadar bahwa Jiwa anak-anak sangat rapuh untuk bisa mencerna kata-kata kasar Kita atau Bahkan gerakan hukuman fisik yang Kita berikan.

Terkadang tanpa disadari kesalahan bukan pada anak Kita, melainkan pada Kita Sebagai orang tua yang terlalu kaku mungkin maksud Kita baik tapi akan Berbeda yang ditangkap oleh anak Kita, terkadang sifat kaku Kita bisa Mengekang kebebasan mereka bermain atau memilih. Perlu disadari anak adalah Yang berhak Dan bebas memilih untuk melakukan yang terbaik menurut mereka. Tugas orang tua bukan melarang atau memerintah, tapi lebih kepada Mengarahkan agar mereka tetap berada pada jalur yang sebenarnya. Membayangkan hal tersebut sungguh miris rasanya, haruskah malaikat-malaikat Kecil memdapat perlakuan kasar, melihat senyuman yang lugu pun membuat hati Begitu tenang, seorang sahabat pernah bercerita bahwa beliau sering Mendengar buah hatinya mengigau Dan berteriak ketakutan. Dan ternyata hasil Diskusi lebih jauh menjelaskan bahwa siangnya anak tersebut dapat makian Atau kalimat kasar dari ibunya, karena tidak mau makan sayur. Tidak kah anak Dilahirkan untuk disayangi?

Lihatlah buka Mata & hati anda, bahwa anak-anak tidak akan membenci orang Tuanya walaupun terkadang orang tua sering berbuat kasar kepada anaknya. Lihatlah ketika anak-anak menangis atau memerlukan bantuan yang terucap dari Bibir mungil mereka adalah ibu.... Atau ayah.... Buahhati Kita tidak pernah Berdosa kepada orang tuanya, semua mereka lakukan karena mungkin tak sadar Kalau apa yang dikerjakan adalah sebuah kesalahan.

Sayangilah anak anda, sadarilah bahwa buah hati Kita Ada untuk di bimbing Dan dicintai, hentikan berbuat kasar kepada anak-anak. Biarkan mereka Menikmati waktu kecilnya dengan indah. Sadarlah cintai anak anda mulai Sekarang atau anda bisa mencintai anak anda saat mereka terbaring tak
Berdaya, atau anda baru menyesal Dan merasa kehilangan ketika anak anda Telah tiada. Selalu Ada cinta untuk sang buah hati. Mari sayangi anak-anak Kita.

" menatap kepolosan anak-anak, memberi keteduhan jiwa "


From : WJ

Komunitas Single ParentDibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Penjara Pikiran

Seekor belalang lama terkurung dalam satu kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya.

Di perjalanan dia bertemu dengan belalang lain, namun dia heran mengapa belalang itu bisa lompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.

Dengan penasaran dia bertanya,

"Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku,padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?" Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan,

"Dimanakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan."

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Sering kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman,tradisi, dan semua itu membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita.

Sering kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.

Tahukah Anda bahwa gajah yang sangat kuat bisa diikat hanya dgn tali yang terikat pada pancang kecil? Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada "sesuatu" yang mengikat kaki nya, padahal "sesuatu" itu bisa jadi hanya seutas tali kecil...

Sebagai manusia kita mampu untuk berjuang, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami. Karena itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin kita capai. Sakit memang, lelah memang,tapi jika kita sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar. Pada dasarnya, kehidupan kita akan lebih baik kalau kita hidup dengan cara hidup pilihan kita sendiri, bukan dengan cara yang di pilihkan orang lain untuk kita .

From : WJ
Komunitas Single ParentDibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Pendaki Gunung

Suatu ketika, ada seorang pendaki gunung yang sedang bersiap-siap melakukan perjalanan. Di punggungnya, ada ransel carrier dan seragam carabiner (pengait) yang tampak bergelantungan. Tak lupa tali-temali yang disusun melingkar di sela-sela bahunya. Pendakian kali ini cukup berat, persiapan yang dilakukan pun lebih lengkap.

Kini, di hadapannya menjulang sebuah gunung yang tinggi. Puncaknya tak terlihat, tertutup salju yang putih. Ada awan berarak-arak disekitarnya, membuat tak seorangpun tahu apa yang tersembunyi didalamnya. Mulailah pendaki muda ini melangkah, menapaki jalan-jalan bersalju yang terbentang di hadapannya. Tongkat berkait yang di sandangnya, tampak menancap setiap kali ia mengayunkan langkah.

Setelah beberapa berjam-jam berjalan, mulailah ia menghadapi dinding yangterjal. Tak mungkin baginya untuk terus melangkah. Dipersiapkannya tali temali dan pengait di punggungnya. Tebing itu terlalu curam, ia harus mendaki dengan tali temali itu. Setelah beberapa kait ditancapkan, tiba-tiba terdengar gemuruh yang datang dari atas. Astaga, ada badai salju yang datang tanpa disangka. Longsoran salju tampak deras menimpa tubuh sang pendaki. Bongkah-bongkah salju yang mengeras, terus berjatuhan disertai deru angin yang membuat tubuhnya terhempas-hempas ke arah dinding.

Badai itu terus berlangsung selama beberapa menit. Namun, untunglah,tali- temali dan pengait telah menyelamatkan tubuhnya dari dinding yang curam itu. Semua perlengkapannya telah lenyap, hanya ada sebilah pisau yang ada di pinggangnya. Kini ia tampak tergantung terbalik di dinding yang terjal itu. Pandangannya kabur, karena semuanya tampak memutih. ia tak tahu dimana ia berada.

Sang pendaki begitu cemas, lalu ia berkomat-kamit, memohon doa kepada Tuhan agar diselamatkan dari bencana ini. Mulutnya terus bergumam, berharap ada pertolongan Tuhan datang padanya.

Suasana hening setelah badai. Di tengah kepanikan itu, tampak terdengar suara dari hati kecilnya yang menyuruhnya melakukan sesuatu. "Potong tali itu.... potong tali itu.”

Terdengar senyap melintasi telinganya. Sang pendaki bingung, apakah ini perintah dari Tuhan? Apakah suara ini adalah pertolongan dari Tuhan? Tapi bagaimana mungkin, memotong tali yang telah menyelamatkannya, sementara dinding ini begitu terjal? Pandanganku terhalang oleh salju ini, bagaimana aku bisa tahu? Banyak sekali pertanyaan dalam dirinya. Lama ia merenungi keputusan ini, dan ia tak mengambil keputusan apa-apa...

Beberapa minggu kemudian, seorang pendaki menemukan ada tubuh yang tergantung terbalik di sebuah dinding terjal. Tubuh itu tampak membeku,dan tampak telah meninggal karena kedinginan. Sementara itu, batas tubuh itu dengan tanah, hanya berjarak 1 meter saja....

Moral dari cerita ini adalah :

Teman, kita mungkin kita akan berkata, betapa bodohnya pendaki itu, yang tak mau menuruti kata hatinya. Kita mungkin akan menyesalkan tindakan pendaki itu yang tak mau memotong saja tali pengaitnya. Pendaki itu tentu akan bisa selamat dengan membiarkannya terjatuh ke tanah yang hanya berjarak 1 meter. Ia tentu tak harus mati kedinginan karena tali itulah yang justru membuatnya terhalang.

Begitulah, kadang kita berpikir, mengapa Sang Pencipta tampak tak melindungi hamba-Nya? Kita mungkin sering merasa, mengapa ada banyak sekali beban,masalah, hambatan yang kita hadapi dalam mendaki jalan kehidupan ini. Kita sering mendapati ada banyak sekali badai-badai salju yang terus menghantam tubuh kita. Mengapa tak disediakan saja, jalan yang lurus, tanpa perlu menanjak, agar kita terbebas dari semua halangan itu?

Namun teman, cobaan yang diberikan Sang Pencipta buat kita, adalah latihan,adalah ujian, adalah layaknya besi-besi yang ditempa, adalah seperti pisau-pisau yang terus diasah. Sesungguhnya, di dalam semua ujian, dan latihan itu,ada tersimpan petunjuk-petunjuk, ada tersembunyi tanda-tanda, asal KITA PERCAYA.

Ya, asal kita percaya.

Seberapa besar rasa percaya kita kepada Sang Pencipta, sehingga mampu membuat kita "memotong tali pengait" saat kita tergantung terbalik? Seberapa besar rasa percaya kita kepada Sang Pencipta, hingga kita mau menyerahkan semua yang ada dalam diri kita kepada-Nya?

Karena percaya adanya di dalam hati, maka tanamkan terus hal itu dalam kalbumu. Karena rasa percaya tersimpan dalam hati,maka penuhilah nuranimu dengan kekuatan itu.Percayalah, akan ada petunjuk-petunjuk Sang Pencipta dalam setiap langkah kita menapaki jalan kehidupan ini. Carilah, gali, dan temukan rasa percaya itu dalam hatimu. Sebab, saat kita telah percaya, maka petunjuk itu akan datang dengan tanpa disangka.


Komunitas Single ParentDibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Doa pemulung

Pinggiran Jalan di salah satu sudut Kota Jakarta, waktu menunjukkan pukul 21.30 sebuah keluarga pemulung tampak sedang bersiap untuk beranjak tidur Sementara, lalu lintas yang hanya berjarak 5 meter dari “rumah” mereka seperti tak pernah tidur, suara-suara kendaraan dengan klaksonnya yang selalu saja berlomba untuk minta di dengar Dan tidak mau mengalah dengan kendaraan lain.

Ditengah kebisingan jalanan, ketiga anak pasangan pemulung itu, sudah terlelap, wallahu a’lam karena tidur mengantuk atau memang letih mencari rongsokan.

Tak sengaja, seorang ayah muda berdiri tepat dekat dengan mereka, sambil sesekali menatap “keluarga kecil” tersebut, Mata ayah muda itu juga berusaha untuk tetap “memonitor” kendaraan yang akan membawanya pulang.

Samar-samar, ayah muda itu mendengar sebuah dialog “keluarga kecil” tersebut, ehm, cukup menarik, inspiraitf Dan penuh hikmah, walaupun mencoba “berjuang nguping” dikarenakan suara kendaraan yang lalu lalang.

“Shalihah, mari Kita tidur, ingat, seharian tadi Kita begitu lelah mencari barang-barang rongsokan, coba kamu perhatikan wajah manis anak-anak Kita” ucap sang suami kepada istrinya yang memang belum juga tertidur seperti sedang memikirkan sesuatu, Dan sang istri hanya membalas dengan senyuman termanis.

“Iya kang, walaupun anak-anak Kita belum makan, namun mereka begitu lelap, semoga mereka diberi mimpi yang indah malam ini” ucap sang istri sambil mendekatkan dirinya kepada barisan anak-anaknya yang sudah berjajar dengan alas sehelai Koran Dan mencoba menatap wajah anak-anaknya dengan penuh cinta.

“Bidadariku, Kita berdo’a dahulu yuk sebelum tidur !” ajak sang suami sesaat sebelum istrinya merebahkan diri. “Meskipun Kita pemulung, yakinlah bahwa Allah Maha Mendengar do’a setiap hamba-Nya, Moga setelah berdo’a lapar Kita juga akan hilang”sambil mengusap pundak kekasih hatinya itu.

Dengan segera mereka berdua mengangkat tangan,

“Ya Allah, selamatkanlah istri Dan anakku,

Hindarkanlah hati mereka dari iri Dan dengki

Kepada penguasa Dan orang-orang kaya di

Tengah kelaparan mereka”

“Ya Allah, yang Maha Kuasa,

Jadikanlah kami hamba-hambaMu yang bersyukur,

Kuatkanlah jiwa kami Dan kami mohon bimbinganMu

Dalam hidup ini”

Ayah muda itu melihat buliran air Mata perlahan mengalir ke wajah mereka mereka berdo’a begitu khusyu, seperti tidak memperdulikan kondisi jalanan yang memang bising walaupun Hari kian malam

Setelah berdo’a, suami pemulung itu berpesan kepada istrinya,

“Istriku yang cantik, Esok Hari perjalanan Kita masih sangatlah panjang, Usah kau tangisi nasib Kita Hari ini mari tidurlah lupakan sejenak, beban derita Kita lepaskan”

“Karawaci-karawaci, Islamic-Islamic”, suara kenek memecah kekhusyuan ayah muda itu ‘mengambil pelajaran’ dari keluarga pemulung itu

Dan akhirnya ayah muda itu-pun memberhentikan kendaraan bus Dan dengan senyum senang, karena mendapatkan pelajaran berharga malam itu.

“Terima kasih ya Allah atas pelajaran malam ini, Kekayaan terbesar adalah keluarga, Ya Allah jadikanlah hambaMu ini seorang yang dapat membawa keluargaku kepada keridhaanMu, menjadi keluarga yang bersyukur Dan bersabar dalam menjalani hidup ini”. Bisik hati ayah muda itu di tengah suara pengamen di dalam busnya


Sumber : Unknown

Komunitas Single ParentDibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Facebook