Jumat, 08 Agustus 2008

(sharing) catatan bintang 4

Mbak

maaf ya saya jadinya rajin nulis (maaf juga ya buat semuanya tpi ini
membangkitkan semangat nulis saya), membaca email Mbak membuat saya
terharu dan malah sempat terhenyak di depan Laptop , sambil mengusap
dada dan memejamkan mata saya berucap" Rabbi....kuasamulah menciptakan
manusia dengan segala bentuk dan keunikannya, namun ciptaanMu yang satu
ini Luar biasa....

Mbak
Mbak luar biasa, memang luar biasa, saya tidak tahu kalau saya diposisi
itu, sanggupkah saya? apa yang saya alami ternyata belumlah sebanding
dengan apa yang sudah Mbak alami. Mbak perempuan pilihan Allah itu.
Nanda pasti bangga punya Ibu seperti Mbak.

Mbak beruntung mempunyai ibu yang luar biasa, Ibu saya juga wanita yang
luar biasa, hanya saja saya tidak pernah sampai hati curhat padanya
terutama setelah badai itu datang. saya banyak diobati dari pengalaman
dan kisah kisah yang saya lihat (kalau ada waktu dan diizinkan saya akan
tulis pengalaman 2 itu)

tapi saya setuju soal ''penderitaan anak''. Awalnya banyak yang bicara
pada saya: Sabar ya Rin, ini semua memang sudah suratan takdir. kita
tidak bisa menghindari. emang nasibmu sudah begini. awalnya saya juga
berfikir begitu dan saya sempat down. Namun setelah merenung cukup lama
apalagi melihat Bintang saya berfikir lain.

Menurut saya Nasib saya sangat beruntung, saya lahir dari ortu yang
harmonis, dibesarkan dalam suasana dimanja, saudara banyak, kerabat
banyak (kebetulan ayah saya pimpin suku di kaumnya) jadi saya petenteng2
bagai anak raja. disekolah punya banyak teman, prestasi oke, umur 21
sudah kerja, 23 dah punya semuanya (mapan).

Namun yang malang itu adlah anak saya, lahir dengan fisik yang
penyakitan, umur 6 bulan kehilangan ayah, Bundanyapun kehilangan semua
tidak hanya suami namun semua harta benda yang dimiliki, didera berbagai
penyakit.

lalu saya berfikir: haruskah saya tambah penderitaannya? saya yakin apa
yang saya alami sekarang bukanlah karena saya yang salah atau karena
nasib saya, tapi karena nasibnya Bintang dan sebagai ibunya maka saya
juga merasakan.

lalu saya sadar:

Innallaha, La yu waiiyurru ma biqaumin, hatta yuwaiiyiura bianfusihiim:
Sesungguhlah Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu
sendiri merubahnya.

saya sadar, saya harus bisa merubah nasib Bintang dan saya harus tabah
dan sabar, karena selain cinta hanya ketabahan dan kesabaranlah yang
saya punya. Saya bertekad akan menjadikan Bintang tidak hanya bisa
diterima oleh dirinya dan keluarganya namun juga orang lain (walau dalam
perjalanan itu banyak sekali kesalahan yang saya lakukan)

dulu saya suka mengabaikan kesehatan sendiri (sibuk kerja lupa maka) dan
tidak perduli dengan kondisi. sekarang tidak, saya tidak mau sakit atau
saya berdoa agar saya senantiasa sehat dan kuat, karena sya butuh itu
untuk membesarkan Bintang

sya juga selalu berdoa : Rabbi... aku tahu jatah umur datangnya dari
Mu..tapi aku mohon panjangkanlah umurku..sehatkan aku dan sabarkan
hatiku atas semua iradatMu, agar aku bisa menjalani jihadku mengantarkan
Bintang sebagai amanah yang bisa aku pertanggung jawabkan.

Mbak, salam sayang saya buat Nanda dan terutama buat Mamanya, kalau
Bintang ngerti saya yakin ia akan senang sekarang karena Bundanya
mempunyai banyak teman yang luar biasa dan salah satu dari mereka adalah
dirimu. Semoga Allah selalu Merahmati Nanda dan dirimu. amien

Tidak ada komentar:

Facebook