Temans,
Maaf kalau e-mailku selalu merepotkan..
Status perkaraku: sdh diputus PN cerai & hak asuh anak di aku, mantan dlm proses banding.
Setelah pembacaan putusan aku ajak mantanku bicara baik2, aku sampaikan bahwa aku & anak2 mau pindah, serta ingin buat bbrp kesepakatan,terutama soal pertemuan dia dg anak2. Dia bilang aku blm berhak pindah krn status putusan blm tetap (belum INKRAACH-sorry kalau slh eja), tapi tetap kusampaikan bhw aku mau pindah ke komplek ktrku.
Krn dia tdk sepakat,kemarin aku memberanikan diri pindah rumah dadakan krn pertimbangan dr temans milist juga berdasarkan kondisi bahwa PN sdh putuskan cerai & aku pegang hak asuh anak. Khusus kuundang ortuku dr Jogja utk mendampingi saat2 berat ini utk antisipasi kalau mantanku & keluarganya paksa ambil anak2.
Aku sampaikan kepindahanku by sms jam 16.30 stlh tiba di rumah baru & aku aman krn didampingi petugas polsek yg memang siangnya kuminta perlindungan.
Selepas maghrib mantanku & adik2nya (semua 5 orang) datang ke pos security kompleks. Sdh coba dihalangi oleh satpam maupun RT & petugas polsek yg kuminta dtg, namun akhirnya ke rmh.
Dg sikap yg sngt tdk sopan, teriak2 maki2 ke aku & ortuku, mantanku & adik2nya maksa anak2 ikut dg mereka. Pd wkt E anak pertamaku tau ayahnya dtg teriak2, dia sembunyi di kamar. Adiknya,B, ketika didekati ayahnya nangis keras sekali & stlh aku mhn kpd mantanku utk boleh memeluk utk menenangkannya barulah dia dilepas dr genggamannya. Situasi mkn panas, mantanku & adik2nya membentak2 aku & ortuku, hingga akhirnya anak pertamaku E dipaksa ikut. Aku menangis histeris, kupegang tangan mantanku sampai aku jatuh entah terdorong atau didorong. Kupegang kakinya utk tdk bawa Eku. Apa daya, polisi pun dian semua diam, krn mantanku beralasan proses hukum belum selesai. E diam saja,tapi kutahu dia ketakutan & hatinya sngt pedih. Sekarang aku tdk tahu di mana Eku. B bersamaku di rmh baru krn dia keukeuh ikut ibunya.
Temans..., hatiku sngt pedih, aku menyesal memaksakan pindah hingga aku terpisah dr E.
Satu lagi kesalahanku krn panik...ketika jemput ke sekolah,aku bilang ada perlu keluarga,tapi krn petugas admin blm mau memanggilkan anakku,tmnku yg mendampingiku bilang kalau ada keluarga yg meninggal. Aku menyesal berbohong. Niatku stlh dr sekolah akan menjelaskan secara terbuka tapi wkt itu benar2 panik krn mantanku entah dr mana infonya spertinya tahu rencana pindahku. Dia telp berkali2 ke rmh & hp pembantuku.
Duuuhhhh....aku merasa putus asa,takut tdk bisa ketemu E lagi...
Aku juga sngt sedih krn tdk bisa membahagiakan ortuku di usia senja mereka,justru menyodorkan masalah berat.
Temans....tolong advisenya apa yg hrs kulakukan
Rgds,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar