Selasa, 26 Agustus 2008

Siti Hajar, Potret Ibu yang Tegar



 

Siti Hajar, Potret Ibu yang Tegar

*Saparinah Sadli*

Perjuangan perempuan Indonesia mempunyai sejarah panjang. Perempuan
Indonesia, bersama dengan laki-laki, berjuang membebaskan bangsa dari
penjajahan negara lain. Setiap tahun, tanggal 22 Desember, kita bersama
memperingati perjuangan perempuan Indonesia dalam mencapai kemerdekaan
bangsa. Apa kaitannya dengan perjuangan Siti Hajar?

Tanggal 20 Desember tahun ini berjuta-juta kaum Muslim berada di Gurun
Arafah untuk menunaikan ibadah haji. Salah satu ritual dalam rangka ibadah
haji adalah melakukan sai.

Dalam sejarah umat Islam, Siti Hajar, sebagai istri dan ibu, pada suatu hari
ditinggal suaminya, Nabi Ibrahim, di gurun pasir yang kering, bersama
bayinya, Ismail, dengan hanya diberi kurma dan sekantong air minum.

Siti Hajar bertanya, "Ibrahim, mengapa saya ditinggal di sini di mana tidak
ada orang yang dapat memberi minum atau makan?"

Jawab Ibrahim, "Ini adalah perintah Allah."

Siti Hajar menerima keputusan suaminya yang meninggalkannya karena itu
adalah keputusan Allah. Juga karena suaminya ingin hidup dengan istrinya
yang lain, Sarah.

Dengan menerima keputusan Ibrahim, Siti Hajar dihadapkan pada cobaan Tuhan
yang sangat berat. Siti Hajar kemudian berjuang agar bayinya bisa memperoleh
air susu.

Pada suatu hari air susunya tidak lagi keluar dan air dalam kantong sudah
habis. Dalam kebingungannya, Siti Hajar berlari-lari antara bukit Safa dan
Marwah sampai tujuh kali mencari air minum bagi bayinya. Pada saat akan
melakukan untuk kedelapan kalinya, Siti Hajar tidak kuat lagi dan jatuh
terkulai di samping Ismail yang menangis kelaparan.

Saat itulah disebutkan, malaikat Jibril menyemburkan air di tempat Ismail
menangis sambil menendang-nendangkan kakinya. Siti Hajar melihat air keluar
dari tempat di mana Ismail menendang-nendangkan kakinya. Siti Hajar
berteriak karena melihat air kembali masuk ke dalam pasir. Ia berteriak,
"Zumi, ya mubaraka (Berhentilah, ini air karunia Tuhan)".

Air yang keluar kemudian menjadi kolam. Kolam yang berisi air suci sejak itu
disebut sebagai zamzam, artinya berhenti. Siti Hajar minum air tersebut dan
ia dapat menyusui Ismail lagi.

Upaya dan doa Siti Hajar dikabulkan Tuhan. Karena keteguhan hatinya, Siti
Hajar disebut sebagai ibu peradaban baru. Ia juga potret ibu yang teguh hati
perempuan memenuhi kebutuhan anaknya dalam perannya sebagai orangtua
tunggal.

*Peran penting*

Siti Hajar adalah perempuan yang mempunyai peran penting dalam sejarah agama
Islam. Nabi Muhammad bersabda, "Semoga Allah memberkahi ibu Ismail." Adalah
Nabi Muhammad yang menghormati keberadaan Siti Hajar.

Hingga sekarang, salah satu ritual haji adalah sai, berjalan/berlari-lari
kecil tujuh kali antara bukit Safa dan Marwah sebagaimana dilakukan Siti
Hajar.

Ritual haji sampai sekarang lebih dilakukan untuk memperingati kebesaran
Nabi Ibrahim yang sebagai ayah telah meninggalkan anaknya, Ismail, bersama
ibunya di gurun pasir yang kering kerontang. Sumur zamzam sebagai jawaban
Tuhan terhadap doa Siti Hajar dalam mencari sumber kehidupan bagi bayinya
sekarang lebih dikenal sebagai sumur zamzam Ismail. Tidak sekali pun jemaah
haji diingatkan kepada ibunya, Siti Hajar, yang memperjuangkan agar Ismail
tetap hidup.

Perjuangan Siti Hajar pantas menjadi inspirasi bagi perempuan dan laki-laki
Muslim. Siti Hajar telah memanifestasikan semangat perjuangan, ketegaran,
dan keteguhan hati perempuan dalam menghadapi cobaan Tuhan.

*Menjadi inspirasi*

Dalam rangka Hari Ibu yang tahun ini jatuh berdekatan dengan Idul Adha,
perjuangan Siti Hajar sebagai ibu dan pejuang pantas diingat sebagai potret
perempuan (Muslim) yang tegar dan keteguhan hati menghadapi cobaan,
menghidupi sendiri bayinya dalam keadaan sulit. Sebagai istri dan ibu, ia
tidak "berantakan" saat suaminya meninggalkannya bersama bayinya di
tengah-tengah gurun pasir.

Dalam semangat Hari Ibu, patutlah perjuangan perempuan bernama Siti Hajar
dirayakan sebagai Muslimah yang ratusan tahun lalu telah menunjukkan dan
berhasil menegakkan hak dasar manusia, ialah hak hidup, sebagai hak asasi
manusia.

Jutaan umat Islam sampai hari ini dalam rangka menunaikan ibadah haji tanpa
selalu ingat akan Siti Hajar telah menghormati perjuangan dan jejak
perempuan bernama Siti Hajar.

Dalam rangka Hari Ibu, keteguhan hati Siti Hajar merupakan contoh bagi
perempuan dan laki-laki bahwa dalam kondisi menghadapi kesulitan kehidupan
(akibat konflik, bencana alam, perubahan iklim, dan lainnya) perempuan yang
masih dianggap "kurang" dibandingkan dengan laki-laki ternyata mampu
bertahan dan mencari alternatif solusi sendirian.

Perjuangan Siti Hajar perlu diteladani sebagai perempuan pejuang penegakan
hak hidup manusia. Ia sosok perempuan yang menerima keputusan Tuhan dan
menghadapi cobaan hdiup dengan keteguhan hati luar biasa.

Ia perempuan yang kemudian meninggalkan pada umat manusia suatu sumber
kehidupan: sumber air yang tidak pernah habis. Ia contoh apa yang dilakukan
perempuan sering kali dianggap biasa, meskipun apa yang ia lakukan luar
biasa.

Saparinah Sadli *Pendiri** **Komnas Perempuan*

Tidak ada komentar:

Facebook