Kamis, 28 Agustus 2008

Perjuangan Single Parent

PERJUANGAN SINGLE PARENT

Single parent, orang tua tunggal, bisa menjadi mimpi buruk yang seram
bagi banyak orang. Tugas memelihara dan mengasuh anak seorang diri tanpa
dukungan seorang partner sambil dibebani tanggung jawab pasti tidak
pernah terbayangkan di benak seorang pria atau juga wanita.

Mengajar dan membentuk anak menjadi dewasa layaknya ia memiliki ayah
atau ibu yang lengkap tidaklah mudah. Ada bagian terhilang yang tidak
diterima anak tentang figur ayah dan ibu yang tidak ada dalam kehidupan
mereka. Karena itulah orang tua tunggal mempunyai tugas ganda untuk
menghadirkan nilai-nilai dan bagian yang tidak ia miliki yang seharusnya
disumbang oleh pasangannya bagi anak-anak mereka.
Ada banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan orang tua tunggal, tapi
itu bukan suatu perkara yang mustahil.

Tidak hanya kewajiban dan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan anak
layaknya sebuah keluarga yang utuh yang menjadi beban orang tunggal.
Mereka yang hidup sebagai orang tua tunggal juga harus berhadapan dengan
banyak tantangan yang lain. Penilaian miring di masyarakat terus
berhembus saat berhadapan dengan seorang ibu tanpa suami atau seorang
pria tanpa istri. Cibiran bibir, penghakiman dan sikap penerimaan yang
berbeda dari masyarakat sekitar terkadang menjadi makanan sehari-hari
orang tua tunggal.

Orang tua tunggal dapat menjadi lebih kuat dalam banyak hal dibanding
mereka yang hidup dengan pasangannya. Mereka melakukan lebih banyak hal,
lebih banyak kewajiban dan lebih sedikit hak yang bisa dinikmati dalam
keluarga yang normal. Namun untuk masalah godaan hidup tentulah sama
bagi kebanyakan orang. Orang tua tunggal pasti memiliki harapan untuk
menyeimbangkan keadaan, mengurangi beban dan tanggung jawab yang
dimiliki atas kesendirian mereka, menghapus sindiran dan persepsi buruk
masyarakat sekitar. Amat wajar bila orang tua tunggal tergoda untuk
mencari pasangan hidup yang baru. Ini menjadi pergumulan dan tantangan
tersendiri.

Ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam pengasuhan keluarga orang
tua tunggal. Namun kesendirian bukanlah akhir segalanya.
Beberapa mereka berhasil dan amat gemilang melebihi keluarga normal
lainnya :

* Kartini Hutabarat ditinggal mati suami akibat kecelakaan lalu lintas.
Tanpa pengalaman kerja sebelumnya ia harus menghidupi 11
(sebelas!) orang anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Dari menjadi
pedagang ketupat pinggir jalan hingga kuli angkut pelabuhan ia jalani.
Tangis penderitaan mengasuh kesebelas anak-anaknya terbalas dengan
kesuksesan setiap anaknya saat ini. Tidak ada seorangpun putra-putrinya
yang berpendidikan rendah. Putra putrinya menjadio orang yang berhasil
dan hidup di berbagai bangsa dan benua.
Keteguhan dan mental baja seorang ibu!.

* Ibu Suryati harus berjuang sendirian selepas dari kekejaman suaminya.
Berjuang sendirian tidaklah cukup, tiga putri tercintanya terlibat
narkoba yang parah. Perjuangan, tangis dan doa seorang ibu akhirnya
membebaskan putri-putrinya dari belenggu obat bius. Seorang ibu dapat
juga menjadi sandaran yang kuat.

Jika mereka bisa mengatasi ketidakberdayaan mereka ketika mereka datang
pada Tuhan, Anda sebagai orang tua lengkap atau orang tua tunggal dapat
melakukan hal yang sama. Sikap dan pengharapan akan masa depan yang
memiliki jalan keluar harus dimiliki untuk melalui semua itu.

Dr. Richard D. Dobbins - cbn

1 komentar:

www.cuttingstickermalang.com mengatakan...

Assalamu 'alaikum...saya senang sekali mampu menemukan komunitas single parent indonesia yang mana dapat menjebatani hingga membantu para single parent(mom,dad) untuk beradaptasi dan memiliki regulasi emosi yang sama.tidak ,merasa sendiri..perkenalkan saya Balqis S mahasiswa UMM(universitas Muhammadiyah Malang) yang mana akan mengakat tema skripsi mengenai single parent..semoga teman2 disini mau memberikan bantuan dan masukan saran agar kelak mampu memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan dan penelitian secara radikal mengenai dunia luar biasa menjadi Single Parent :)

terima kasih Wassalam...

Facebook