sebenarnya...apa yg kita miliki semua ini adalah hanya sebuah Titipan
semoga jadi bahan renungan kita bersama.
Selamat Membaca
Makna Sebuah Titipan
~ WS Rendra
Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku, bahwa :
sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
bahwa jabatanku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali
oleh-Nya?
Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah
derita.
Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku, aku ingin lebih banyak
harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak popularitas, dan kutolak
sakit, kutolak kemiskinan, seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti
matematika:
aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap
menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak keputusanNya yang
tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
hidupku dan matiku hanyalah untuk beribadah.
Karawang, 15 Agustus 2008
Salam,
L.Hakim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar