Selasa, 30 September 2008

single dad apakah seruwet single mom ?


 
Hi all,

Temanku yang bernama Ikke, khusus satu hari maen ke rumah..Katanya seh mo sharing aja..tapi aku tau kalo dia ada sesuatu yang pengen dicurhatin ma ak..biasalah Alvi kan tempat curhat he..he...

Ternyata emang Ikke lagi bingung, apakah sebaiknya menikah lagi atau tidak ? Dan kalo iya, apakah sebaiknya menikah dengan duda atau single person ya...Dan intinya seh dia meminta pendapatku

So, ak mo sharing disini...cerita aku dengan Ikke..

Aku punya 2 anak, co umur 7 taun dan ce umur 5.5 taun. Dan sebenarnya seh sekarang anak2 ku juga lagi rewel minta dicariin ayah baru he..he...

Ampir 5 tahun yang lalu setelah cerai seh, sama sekali ga kepikiran untuk menikah lagi. Pengennya cuman ngebesarin anak2 aja. Dan terus terang, rasa ga mau menikah lagi, pertama karena aku tidak ingin disakitin lagi (sinetron banget ya he..he..), kedua karena aku punya anak ce, ketiga karena aku tau sulit sekali ketemu orang yang mau menerima dan bisa menyayangi anak2ku.

Tapi...keluarga dan temen2 aku pada nasehatin aku untuk jangan punya niat untuk tidak menikah lagi. Wah waktu itu mah aku tambeng aja. Sampe suatu hari anak2ku yang ngomong kayak gitu..minta papa..alasannya mereka jealous kalo liat anak2 lain (waktu kita lagi jalan2 di mall) dengan orang tua yang lengkap, atau pas pengambilan raport orangtua temen2nya (lengkap pastinya) pada dateng ke sekolah. Kebetulan papa kandung mereka jarang sekali visiting mereka semenjak beliau menikah lagi.

Nah, karena anak2 terus2an ngomong spt itu...mau ga mau jadi kepikiran ma aku..apa selama ini sikap ku egois ya dengan berniat untuk tidak menikah kembali ? semenjak itu, aku agak2 membuka diri alias membiarkan diriku untuk berkenalan dengan kaum lelaki he..he.. tentunya dengan sikap penuh kehati2an dan dengan logika...

Dan ternyata emang tidak mudah buat kita as single moms untuk menjalin kembali suatu hubungan. Aku cenderung untuk memilih duda as pasangan aku dengan pertimbangan sama2 udah berpengalaman pahit dan mudah2an baik aku dan pasangan aku tidak ingin untuk mengalami kegagalan lagi dan diharapkan dapat lebih menghargai suatu hubungan.

Tapi ternyata bisa dibilang teori kadang bertolak belakang dengan kenyataan. Seorang duda (pasanganku loh..aku ga bilang semua duda ) ternyata memiliki keruwetan dan kerumitan yang sama dengan kita, para wanita single mom. Aku lihat dari pasanganku, dia penuh kehati2an juga, banyak pertimbangan, agak2 tertutup, yang kalo mo jujur,...aku sendiri tidak sekompleks dia...Dan ternyata juga seorang duda yang walopun sudah mempunyai anak2, tidak secara otomatis dia bisa get along dengan anak2 kita. Dan seorang duda ternyata juga tidak segampang itu memutuskan buat menikah kembali. Oh ya, ini pengalamanku berhubungan dengan seorang duda ya. Aku ga bermaksud untuk menggeneralisasikan semua duda itu seperti pasanganku.

Menikahlah kembali karena menurut aku itu emang solusi yang paling baik, karena dari sisi agama juga dianjurkan untuk menikah. Dan saat ini kenapa aku berpikiran bahwa menikah lagi itu cara yang paling baik buat kita as single mom karena setelah aku memutuskan untuk mempunyai relationship kembali setelah (waktu itu) 3 taun aku menutup diri, ternyata enak loh mempunyai pasangan itu. Bisa sharing apa pun yang mungkin kita tidak bisa sharing dengan orang lain, termasuk keluarga, dan kita ada seseorang buat kita untuk bermanja2 dan merasa disayangi setelah mumet dengan urusan kerjaan dan anak2 (yah super woman juga manusia loh...butuh istirahat he..he..). Walopun hubungan aku dan pasanganku gagal di tengah jalan, sekrang aku ga ngerasa jera kok untuk memulai lagi kembali suatu saat dengan pribadi yang baru, Anggap aja itu proses pembelajaran.

Tentang menggantikan figur ayah untuk anak dengan abang kita ataupun sodara laki2 kita, mungkin untuk sementara bisa. Tapi tidak selama nya dan tidak sepenuh nya. Karena mereka tidak bisa hadir 100% untuk kita dan untuk anak2. Dan mungkin yang dibutuhkan dan dirindukan oleh anak2 juga melihat kemesraan orang tua dan juga kemesraan hub antar orang tua dan anak2.

__._,_.___

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Well, saat ini saya sedang dalam proses perceraian. Saya mencari-cari tambahan literatur menjadi single dad. Stumbled on your blog here.

Perasaan saya saat ini bisa dibilang "ruwet", karena saya ingin mengasuh anak perempuan saya (4 tahun) sendiri. Sedih juga memikirkan si-kecil akan kehilangan ibu-nya yang biasa membantu belajar, dll. Apakah saya siap untuk membesarkan anak saya sendiri? maybe, maybe not. But I have to.

Perasaan "ruwet" itu karena saya takut tidak bisa membesarkan si-kecil dengan baik tanpa si-ibu? Atau perasaan sedih karena si-kecil akan kehilangan si-ibu? Atau memang perasaan yang umum di alami bila dalam proses perceraian itu sendiri? I just don't know.

Si-kecil sangat dekat dengan si-ibu, tetapi karena harus cerai, saya sangat ingin membawa si-kecil, karena dari sisi financial, saya lebih baik; bisa menyekolahkan si-kecil dengan baik. Si-ibu saat ini tidak ada penghasilan tetap. Jadi dia OK-OK saja bila saya yang bawa si-kecil, dan dia tahu bahwa saya sangat sayang si-kecil (walau tidak dekat dengan si-kecil, karena setiap hari saya bekerja dari pagi hingga malam...).

I just don't know... hope I can give the best for my kid.

Facebook