Kamis, 06 Oktober 2011

Kini Aku Tetap Bersyukur …

13 tahun melalui biduk rumah tangga bersama ditengah gelombang pasang surutnya kisah,
Akhirnya terpisah juga,
Dulu kuhabiskan hidupku meratap, menerima cerca fitnah, menangis bila malam menatap bocah-bocah kecilku tertidur lelap.

Seakan kebaikan setetes pun tak tersisa dariku,
Dia meninggalkanku untuk wanita lain yg tlah kusetujui sebagai adik maduku,
Pedihnya luarbiasa …


Semua mudah berkata,"Ya kalau jadi istri yg benar, tak mungkinlah suami menikah lagi".
Aku hanya diam.
Terkucilkanlah diriku dilingkungan keluargaku yg sangat menjunjung nilai.

Hidupku terseok dan tak ada bantuan darinya untuk anak-anak kecilku,
Bahkan keluargaku sendiri tak ada yg membantu.
Alasannya malu dengan keputusanku bercerai,

Bagaimana tidak bercerai, ex suami menginginkan karena calon istrinya yg sedianya jadi istri kedua – meminta status duda.

Kuhantar ex suami dengan cara terbaik yg masih tersimpan dalam cinta pengabdianku.
Sebelum sidang perceraian di pengadilan negeri, kami bercinta … bercinta perpisahan … dengan airmata tentunya.
Mandi basah bukan dengan senyuman, tapi airmata tetap mengalir. Tangannya tetap kugenggam.
Kubisikkan,"Bi, ceraikan adik talaq 1 saja ya … Bila Abi tak bahagia, kembalilah padaku.."

Selepas siding dan ikrar talaq, ku tak bisa lagi bergandeng tangan dengannya karena bukan mahramku lagi.
Saat itu, kami hendak melaksanakan haji yg kedua kalinya. Dia menggantikan dirinya dengan abangnya.

Saat melepas kepergiannya, kubagi separuh tabungan untuk bekal pergi haji buatnya.
"Bi, adik tak bias memberi banyak. Belilah ini untuk peningset istri Njenengan …".

Masih kuingat dia menangis ketika menerimanya. Aku pun menangis. Semoga berbahagia mantan suamiku…

Keuangan begitu memburuk.
Sedang anak-anak perlu biaya besar untuk sekolah.

12 tahun kemudian.

Anak-anakku telah bertumbuh remaja dan si sulung sudah menikah.
Mereka masuk pesantren … dengan nekad kuhubungi pengurus untuk meminta keringanan bahkan tunjangan penuh.
(Malu luarbiasa karena memang aku tidak punya apapun).
Alhamdulillah … semua menjadi bintang.
Mereka berprestasi. Akhirnya berhak mendapat beasiswa.

Kini kubersyukur …
Hati anak-anakku bertumbuh menjadi jiwa pengasih,
Ketika acara tahunan kami berkumpul (mereka libur setahun 2x),
Saling membacakan proposal masa depan.
Aku dan anak-anakku saling meng"Amin"kan harapan baik.

Navis – jejakaku yg no 2 membacakan : Ingin menjadi suami dan ayah terbaik dalam rumahnya …(Wow…masya Allah),
Ingin memuliakan istri dan ibunya…

Naufal bercita-cita : tak ada cita-cita lain selain berbakti pada ibunya.
Tanda baktinya pada Ibu adalah taat mengikut kata arahan ibu. (Airmata syukurku berlelehan).

Kini aku bersyukur …
Andai tak ada airmata panjang dulu,
Jiwa anak-anakku tak tertempa keras untuk mudah empati,
Mereka sangat sensitif dengan penderitaan kawannya,
Mereka menjadi terapis bagi kawan-kawan yg mengalami separuh nyawa yg hilang,
Semua anakku saling menyayangi, berbagi kemudahan yg mereka miliki… Ohh indah sekali.

Kini aku makin bersyukur pernah bersamanya,
Andai tidak bersamanya, bagaimana mungkin hadir pahlawan-pahlawan kecil dalam hidupku yang menjadikan dia menjadi ayah mereka.

Anak-anak sering menggoda,"Mah, Abi masih mencintai Ummah lho… Sering ingat makanan Ummah, nih dikirimi Abi .."

Kini aku bersyukur …
Ketika menikmati kiriman mantan suamiku,
Bukan kuenya,
Bukan cinta yg terlambat disadari,

Aku bersyukur …
Karena `pernah" berupaya "termanis" yang bisa kubuat dalam menjalani alur kehidupan.

Sesekali mantan telp … menangis dan menyatakan jika "Mah… Abi slalu berdoa untuk Ummah bahagia..".

Aku tersenyum dan "Alhamdulillah"…

Hamdalahku bukan karena mantan suamiku telah hidup di era penindasan istri yang bisa membuatnya menangis,
Karena istrinya adalah orang yg membantuku membuat mantan suamiku semakin menyadari keindahan yg pernah ada …

Hamdalahku karena kudapati Tuhan adalah segala-galanya.
Kunikmati hidup total bergantung pada Allah,

Berterima kasih atas diizinkanNya bersamanya,

Kini hidupku sedang mengabdi pada suami yg mantan duda (dulu ditinggal istri untuk orang lain juga).

Dia beranikan diri bersumpah pada Allah untuk menjadi imamku dalam pernikahan apa adanya di KUA,
Tapi megah rasa syukur kami.

Kini aku berada laksana disurga,
Dipelataranku terbentang pantai indah,
Menoleh kebelakang adalah pegunungan yg menghijau,
Kusambut The King tiap petang dari tempat kerjanya,
Dengan senyuman dan pengabdian yg kuupayakan terindah.
Kulepas tiap pagi The King dengan bungkukan menghormatku padanya,
Karena …
Aku sebagai The Queen tak pernah tahu sampai kapan Allah meminjamkan semua fasilitas ini semua …
(Suami, anak, harta, … adalah dunia yg dipinjamkanNya).

Kini aku tetap bersyukur…

Sumber : Ummah Afifa





Komunitas Single Parent Dibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Rabu, 05 Oktober 2011

Exlusive Morning Statements


"Performance always comes from passion & not from pressures". 
Be passionate.. Love what you do & do what you love.


The highest power is the power of thoughts. 
When your thoughts become firm like rock- solid resolution, 
Even imagination becomes reality.


A good heart and a good nature are two different issues. 
A good heart can win many relationships 
But a good nature can many hearts.


Never feel all doors are closed in your life. 
All closed doors may not be locked. 
They may be waiting for your gentle push.


A great soul said " Yesterday, I was clever. So I wanted to change the world. 
Today I am wise. So I am changing myself." 
It is better to be wise than to be clever.


End is not the end. In fact E.N.D. Is "Effort Never Dies" and 
If you get NO  in answer remember N.O. Is "Next Opportunity". 
So always be positive in life !!!


Good Morning !!!


Komunitas Single Parent Dibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Selasa, 04 Oktober 2011

Filosofi Dasar Dalam Hidup


Suatu hari seorang bapak tua hendak menumpang bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yang terlepas tadi. Si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela.

Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua,
"Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan Pak. Mengapa Anda melemparkan sepatu Anda yang sebelah juga ?" Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya."Si bapak tua dalam cerita di atas memahami filosofi dasar dalam hidup - jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya.

Kita kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita.

Kalimat di atas tidak dapat diartikan kita hanya boleh kehilangan hal-hal jelek saja. Kadang, kita juga kehilangan hal baik.Ini semua dapat diartikan: supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi.

Seperti si bapak tua dalam cerita, kita harus belajar untuk melepaskan sesuatu. Tuhan sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si bapak tua kehilangan sepatunya. Mungkin saja peristiwa itu terjadi supaya si bapak tua nantinya bisa mendapatkan sepasang sepatu yang lebih baik. Satu sepatu hilang. Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak. Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sepatu itu akan menjadi hadiah yang berharga bagi gelandangan yang membutuhkan.

Berkeras hati & berusaha mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik. Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal, suatu keadaan atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain.

Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskannya. Karena tiada badai yang tak berlalu. Tiada Pesta yang tak pernah Usai. Semua yang ada didunia ini tiada yang abadi
Sumber: Renungan Harian
B2B
Ruth

Komunitas Single ParentDibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Mengasuh Anak Dengan SAYAP PATAH


AYAH yang luar biasa, kali ini diskusi kita adalah soal AYAH yang sendirian mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Sejujurnya, kalau boleh memilih janganlah takdir itu jatuh kepada kita. Janganlah hendaknya Allah pilih kita sebagai AYAH tunggal. Sendirian menemani anak tumbuh kembang sepanjang hari. Sendirian menjalani dua peran sekaligus. Seperti seekor burung terbang ke sana kemari dengan satu sayapnya patah terkulai.

AYAH tunggal, ditengarai semakin banyak jumlahnya akhir-akhir ini. Penyebabnya banyak. Ada yang disebabkan oleh meninggalnya pasangan. Tapi yang terbanyak adalah karena kasus perceraian. Dari semua akibat yang disebabkan oleh kejadian ini, tentulah selalu yang menjadi korban terberatnya tidak lain tidak bukan adalah sang anak. Anaklah yang merasakan derita fisik maupun psikologis hidup tanpa ibu.

Tapi malang tak dapat ditolak mujur tak dapat diraih. Takdir Allah telah mendatangi AYAH. Belum ada pilihan selain membesarkan anak-anak dengan tangan sendiri tanpa pasangan lagi. AYAH harus lakukan pengasuhan dan pendidikan anak sampai datang ketentuan Allah yang lain dan terbaik. Berikut ini ada beberapa mitos yang harus AYAH tunggal buang jauh-jauh.

Mitos 1 : AYAH Tunggal Tidak Tahu Cara Merawat Anak
Allah Maha Adil. Secara fitrah, Allah memberikan rasa kasih sayang yang sama kepada anak antara ibu dan AYAH. AYAH punya potensi yang sama dalam merawat anak-anak bahkan dalam keadaan sulit sekalipun. Hanya saja tentulah AYAH membutuhkan waktu dan kesemaptan untuk relajar dalam merawat anak.

Mitos 2 : AYAH Tunggal Tak Mau Mengorbankan Waktunya Demi Anak-anak
Dulu, banyak orang berprinsip para AYAH tak boleh keluar dari pekerjaannya. Kini, ketika ketentuan Allah membuat AYAH tunggal harus realistis maka mengurus anak-anak sambil bekerja bukanlah pilihan yang buruk.
Banyak AYAH tunggal yang memutuskan bekerja di rumah saja. Mereka berkreasi dengan pekerjaan-pekerjaan yang bisa dikendalikan dari rumah.

Mitos 3 : AYAH Tunggal Pasti Tidak Mampu Mengasuh Anak
Mitos ini memang betul-betul sudah lama sekali. Kini, banyak AYAH tunggal yang amat terampil mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Teramat banyak kita temui AYAH tunggal yang sangat terampil dalam membantu kebutuhan anak sehari-hari.

Mitos 4 : AYAH Tunggal yang Mengasuh Anaknya, Karirnya akan Cepat Hancur
Kini zaman sudah berubah. Kini tak ada laik lagi berpikiran bahwa antara karir dan pekerjaan adalah dua hal yang amat bertentangan. Pada prinsipnya adalah semua kesuksesan apapun juga selalu berawal dari rumah.

AYAH budiman, setelah kita singkirkan mitos-mitos tadi, maka ada baiknya kita melihat beberapa tips sukses menjadi AYAH tunggal. Lagi-lagi semuanya ini sambil menunggu ada takdir lain yang terbaik dari Allah Sang Maha Kuasa. Ini dia tipsnya.

Pertama. AYAH Bukanlah Orang Tua Serba Bisa. AYAH dengan semua beban psikologis tentulah bukan AYAH yang bisa menjadi orang tua lengkap dan sempurna. AYAH tak bisa melakukan semuanya. Mintalah bantuan orang lain, terutama orang-orang muhrim dari anak-anak kita dan yang paling penting mengerti dan memahami pola pengasuhan kita.

Kedua. Bersikaplah Jujur dan Terbuka Kepada Anak. Sikap ini sebaiknya AYAH lakukan kepada anak-anak. Tentulah semuanya sangat bergantung kepada kondisi anak-anak dan tahap perkembangannya.

Ketiga. Tetap Merawat Diri. Hidup sendiri dengan tugas ganda bukanlah alasan buat AYAH untuk tidak menjaga kesehatan dengan pola hidup yang baik. Makanan bergizi, olah raga dan cukup tidur

Keempat. Positif dan Rilek Saja. Mungkin ini agak gampang diucapkan tapi susah dilakukan. Tapi tetaplah terus percaya penuh kepada ketentuan Allah. Pastilah akan ada kemudahan di samping kesulitan.

Kelima. Cinta Full kepada Anak. Percayalah AYAH bahwa, ketika AYAH tidak mengurangi perhatian, menghargai, kasih sayang kepada anak-anak maka mereka akan tumbuh dan berkembang dengan tetap baik meski hidup hanya dengan AYAH tunggal.

Keenam. Luangkan dan Kelola Waktu. Sadarilah bahwa waktu AYAH sekarang tak lagi seperti dulu. Inilah saatnya mengelola waktu dengan baik. Pertimbangkan juga kegiatan anak.

Ketujuh. Usahakan Tak Ada Perubahan Pola Asuh. Meski kini tinggal sendiri, sebaiknya AYAH usahakan tidak merubah pola asuh seperti idealnya sepasang orang tua. Terutama disiplin.

Kedelapan. Jangan Bebani Anak. Anak tak punya andil sehingga AYAH menjadi AYAH tunggal. Mereka bukanlah penyebab perceraian apalagi kematian ibunya. Bebaskan anak-anak dari perasaan tersebut.

Kesembilan. Kuatkanlah Hubungan dengan Sang Pencipta. Ini sepertinya tak bisa ditawar-tawar. Berusahalah AYAH untuk terus mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Mungkin dengan rutin membaca Al Quran, mengikuti pengajian dan sejenisnya.

Menjadi AYAH tunggal pastilah tak ada seorangpun yang bercita-cita seperti itu. Namun semua ketentuan hidup ada di tangan Allah. Kalaulah Allah takdirkan kita yang dipilih, semogalah kita dikuatkan dan mudahkan segala urusan terutama dalam pengasuhan dan pendidikan anak-anak. Amin.


From : Herlambang

diambil dari salah satu kisah buku "Aku Mau Ayah" penulis Irwan Rinaldi ...


Komunitas Single ParentDibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Apa arti kebahagiaan


Memiliki kekayaan yang tidak habis dipakai seumur hidup? Ataukah bersama sekelompok teman baik bersuka-cita menikmati keindahan alam?

Sebenarnya ini bukanlah kebahagiaan sesungguhnya. Lalu apakah kebahagiaan sejati? Ketika orang lain melakukan kesalahan kepada kita, kita masih dapat bertoleransi, dengan demikian barulah akan memperoleh kebahagiaan sejati.
Bertoleransi dapat membuat seseorang menjadi semakin teguh. Artinya: "Jangan menggunakan kesalahan orang lain untuk menghukum diri sendiri." Han Xin, jenderal besar pendiri Dinasti Han, pernah diprovokasi oleh seorang berandal di pasar, untuk dapat lewat Hanxin dipaksa harus merangkak melalui selangkangannya.

Hanxin tidak ingin konflik terjadi dengannya, setelah berpikir sesaat akhirnya ia menyetujui permintaan yang tidak logis ini. Sekalipun telah dihina, Hanxin masih tidak ingin mencela pihak lain. Dengan sikap yang terang dalam menghadapi masa-masa sulit, sehingga hatinya menjadi semakin kokoh, seperti keuletan rerumputan dalam menghadapi angin dan hujan, sulit untuk dipatahkan. Yang paling patut dibanggakan seseorang bukanlah keberhasilannya, melainkan sikapnya terhadap kegagalan.

Toleransi dapat membuat seseorang menjadi lebih berani. Inilah yang disebut:

"Ketika Anda bertoleransi kepada orang lain tidak akan terdapat musuh."

Saya ingat sebuah cerita yang terjadi di India. Ketika Sang Buddha masih hidup, karena sesuatu alasan pernah ada orang yang iri hati terhadapnya. Mereka ingin membunuh Sang Buddha, maka mereka berencana menempatkan seekor gajah besar yang mabuk di jalan yang akan dilalui Sang Buddha agar menabrak Sang Buddha.

Pada suatu hari Sang Buddha benar-benar melewati lembah itu, orang yang iri padanya menempatkan gajah yang telah mabuk tersebut. Gajah itu datang menerjang ke arah Sang Buddha. Dengan penuh toleransi, kasih sayang, kedamaian dan ketenangan Sang Buddha memandang gajah tersebut. Pada saat itu juga, si gajah menghentikan langkahnya, dan Sang Buddha tak diterjangnya.

Toleransi dapat membuat orang lebih berpikiran terbuka. Xie Kunshan salah seorang pelukis pria dengan mulut, menjadi cacat karena tidak sengaja menyentuh kabel listrik ketika bekerja. Arus listrik mengaliri seluruh tubuhnya, ketika siuman mendapati dirinya telah berada di rumah sakit. Dia menatap pilu kedua lengannya yang telah diamputasi, merasakan seluruh kejadian, dia berharap ini hanya merupakan sebuah mimpi buruk.

Setelah kesehatannya pulih, ada orang yang mengusulkan agar dia menjadi pengemis, yang dapat menyambung hidup hanya dengan meletakkan sebuah mangkuk di depannya.

Namun pemuda ini berkata, "Saya hanya melihat apa yang saya miliki, bukan melihat apa yang tidak saya miliki." Kemudian dia berjuang menciptakan metode makan tidak dengan tangan, kemudian mulai menulis dan menggambar dengan mulut, pada awalnya sangatlah sulit dan menyakitkan.

Atap rumah Xie Kunshan banyak yang bocor, setelah menghadapi hujan lebat semalam suntuk. Pada saat itu ia masih duduk di sekolah menengah atas, ia meminta adik perempuannya memperbaiki buku yang rusak. Ketika membuka paku bukunya, karena kurang hati-hati, telah membentur mata kanannya sehingga selaput jalanya terlepas, dengan demikian ia kehilangan pula sebuah mata yang dapat mengamati dunia luar.

Setelah memasuki dunia seni, dengan pikiran yang lebih terbuka ia melewati lembah kehidupan yang justru membuatnya melupakan penderitaan. Kalau saja pada saat itu ia tidak dapat melepaskan kondisi yang dihadapinya, menuruti kata orang menjadi pengemis, membenci manusia atau sepanjang hari menangis, tidak akan berkesempatan untuk belajar memiliki pikiran terbuka dan membuat diri sendiri berhasil.

Manusia kadang-kadang mungkin saja dapat diselimuti awan kemuraman oleh karena kesalah-pahaman; mungkin juga di dalam perjalanan hidup kita perlu berdoa untuk memperoleh perisai kekuatan. Biarlah keberanian mengembangkan visi baru, biarlah pikiran terbuka membawa kita menghadapi wajah asli kehidupan, menuju ke kehidupan yang lebih cemerlang dan kaya makna. [Tiffanny Chen / Batam / Tionghoanews]

Phink
http://www.facebook.com/phinkyshop.unique

Komunitas Single ParentDibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Facebook