Senin, 22 September 2008

(sharing) untuk Mba Tuty


 
Dear Mba
 
Mungkin kalimat saya yang satu ini seringkali didenger oleh teman2 SP :
" jika kita punya pasangan hidup, seharusnya, selayaknya, seyogyanya, kita ini more happier than anyone elses yang ga punya.  Nah kalo dalam perjalanan hidup bersama ini, ternyata pasangan2 tersebut membuat kita ini jadi sengsara lahir batin, seakan-akan kita ini ketemu neraka dunia, it means.. there is something wrong (sayangnya bukan something happen on the way to heaven..:)).  Dan kalo kita termasuk golongan orang smart, that condition is supposed to be ended a.s.a.p.
 
Perlu diketahui, tidak ada survey yang dilakukan dan janji yang umbarkan bahwa sebentar lamanya sebuah perceraian itu terjadi, bisa membuat perubahan dari mellow menjadi tidak mellow, tidak pe de menjadi pe de, derita menjadi bahagia.  Sungguh tidak ada... Jadi baru 1 bulan, sudah 1 tahun, mau 10 tahun pun menjelang 20 tahun kalo mo teteup mellow, ya mellow aja, kalo teteup kerasa menderita ya menderita aja.
 
Yang ada dalam konsep healing from divorce adalah : kekuatan permainan pikiran yang di dalamnya ada niatan, ada tindakan, ada bermacam cara melakukan, ada motivasi, ada fight spirit, ada kesempatan, ada bantuan.
 
Hidup tidak berhenti, hanya karena kita tidak punya suami/istri, iya kan ?.  Gimana kalo kita balik, kita punya suami/istri, anak, harta berlimpah, tapi ada aja masalah yang datang pada kita.  Semisal kita diserempet nyamuk, terus ga ada obatnya di dunia ini, biar punya suami/istri, anak, harta berlimpah, juga tetep sakit tuh, padahal sakit kan ga bisa di sharing.  Gimana ? OK ada jawaban laen, tapi kan lumayan sakit ada yang nemenin.  Terus kalo suami/istri di samping kita emang sakitnya jadi berkurang ? Jawabannya lagi : iya donk ! Kok bisa ? Jawabannya cuma satu : karena kekuatan pikiran (sugesti) kita yang mengatur bahwa kalo ada orang tercinta di sebelah, sakit itu akan berkurang.  Padahal senyata-nyatanya tetep aja tuh penyakit masih bercokol.  Atau walaupun dipeluk terus sama pasangan, kalo Allah sudah merindukan kita, yach kita "pergi" juga kan ? tak ada yang bisa menahan keinginanNYA.
 
Nah, kalo kita tahu betapa besar kekuatan pikiran itu.  Sepakat ga, kalo kita atur "mind set" ini as a weapon to win this battle ?.  And last but not least, yuk merendahkan serendah-rendahnya diri kita memohon welas asih Allah Maha Pengasih dan Penyayang.  Karena tanpa ijin NYA, "kesembuhan" kita ga akan terjadi.
 
Saya tahu rasanya "buah" yang sedang Mba makan saat ini.
Campuran antara pahit dan asam yang terasa getas di lidah.
Semoga ada keyakinan dalam diri ....
bahwa ada Allah Yang akan bersamamu kini dan kelak. Amien.
==========================================================
Salam manis,
Baby  
__._,_.___

Tidak ada komentar:

Facebook