Rabu, 17 September 2008

SaBarLah, TaPi JaNGan MeNGuruT DaDa

 





---

Subject: Daily Article : SaBarLah, TaPi JaNGan MeNGuruT DaDa

SaBarLah, TaPi JaNGan MeNGuruT DaDa

Bagaimana perjuangan dan kerja hari ini, sudahkah tercapai asa dan keinginan kita ? Bila belum bersabarlah, mungkin hanya karena pikiran kita sudah
membayangkan hasil akhir, padahal kita baru saja memulai. Bayangkan diri Anda sedang berada di dalam ruangan konser. Anda sedang asyik menikmati
indahnya alunan musik ketika tiba-tiba
ingat bahwa pintu mobil Anda belum dikunci. Anda khawatir terjadi sesuatu terhadap mobil Anda. Celakanya, Anda tak dapat keluar begitu saja dari ruangan
itu. Anda menjadi gelisah dan tak dapat lagi menikmati musik konser. Anda begitu tak sabar menunggu konser tersebut berlalu.

Coba renungkan sebentar skenario di atas. Ilustrasi tersebut menggambarkan definisi baru mengenai kesabaran. Kesabaran adalah kemampuan menyatukan
badan dan pikiran kita (body and mind) di satu tempat. Nah, begitu badan dan pikiran Anda berada di lain tempat, Anda akan sangat gelisah dan kehilangan
kesabaran.

Lihatlah contoh di atas. Ketika badan dan pikiran Anda ada di ruangan konser, Anda begitu menikmati segala sesuatunya. Tapi begitu Anda sadar bahwa mobil
belum terkunci, seketika itu juga pikiran Anda beralih ke tempat parkir. Pada saat itu kenikmatan Anda menonton berubah menjadi penderitaan, ketegangan,
dan kegelisahan. Kalau semula Anda begitu sabar menikmati indahnya alunan musik detik demi detik, kini kesabaran itu benar-benar habis. Badan Anda masih di
tempat konser, sementara pikiran ada di tempat lain.

Dengan contoh sederhana ini saya ingin mengajak Anda semua merevisi total pemahaman kita mengenai kesabaran. Selama ini, sabar seringkali diartikan
dengan bersedia menderita, bersikap tabah, mengalah, dan
seterusnya. Sabar sering diekspresikan dengan mengurut dada. Anda mengalami musibah, kemudian orang datang dan mengatakan,' 'Bersabarlah menghadapi
cobaan ini.'' Saat Anda diperlakukan sewenang-wenang, kawan-kawan Anda akan mengatakan, ''Bersabarlah, biar nanti Tuhan yang akan membalas orang itu.''

Tak ada yang salah dengan kata-kata tersebut. Yang salah adalah maknanya. Seolah-olah bersabar hanyalah dikaitkan dengan penderitaan hidup. Karena itu
ekspresinya adalah mengurut dada. Ekspresi seperti ini mereduksi begitu banyak makna mengenai kesabaran.

Padahal kesabaran adalah rahasia terpenting untuk menikmati hidup. Kalau Anda bersabar Anda akan benar-benar menikmati saat-saat terindah dalam hidup
Anda.

Definisi baru mengenai kesabaran adalah menyatukan badan dan pikiran di satu tempat. Dalam menjalankan pekerjaan misalnya, seringkali kita harus bepergian
jauh ke luar kota selama beberapa hari. Saat itu kita
mungkin  sering merindukan keluarga di rumah. Dan begitu itu terjadi kita merasa stres dan kehilangan kesabaran. Kita ingin buru-buru pulang, dan kenikmatan
melakukan pekerjaan pun hilang.

Coba amati apa yang Anda rasakan saat terjebak kemacetan di jalan. Anda sering menjadi stres. Badan Anda masih di mobil tapi pikiran sudah di kantor, di
tempat klien atau di rumah. Anda menderita. Sekarang coba lakukan penyatuan badan dan pikiran Anda kembali. Kuncinya adalah kesadaran. Sadarilah
sepenuhnya apa yang sedang Anda alami. Rasakan tubuh Anda yang sedang duduk di mobil, rasakan sentuhan tangan Anda pada kemudi, dan kaki Anda yang
sedang menginjak pedal. Hidupkan musik kesukaan Anda, dan amatilah gedung-gedung yang
menjulang tinggi. Anda akan merasakan keajaiban. Perlahan-lahan kesabaran Anda tumbuh kembali. Bukan itu saja Anda juga akan merasakan rileks.

Jangan salah, untuk relaksasi Anda tidak membutuhkan waktu dan tempat yang khusus. Yang Anda perlukan cuma bersabar. Sabar berarti hidup di masa
sekarang dan menikmati keberadaan Anda. Anda sering tak sabaran
kalau menunggu sesuatu ? Coba satukan badan dan pikiran. Anda akan merasakan bedanya.

Definisi lain dari kesabaran adalah kesediaan Anda untuk menjalani prosesnya satu demi satu. Dunia ini diciptakan berproses. Kesabaran berarti menikmati
proses tersebut. Dalam hal ini berlaku hukum pertumbuhan, Anda hanya menuai apa yang Anda tanam. Tak ada hal yang instant ! Kalau Anda melewati
prosesnya karena ingin cepat kaya, atau ingin cepat terlihat pandai. Anda melawan hukum alam, karena itu bersiap-siaplah menerima konsekuensinya pada
suatu saat nanti.

Jadi, marilah kita bersabar. Dan hidup akan terasa lebih nikmat. Jangan mengurut dada, karena kesabaran adalah kenikmatan bukannya penderitaan. Apapun
karir dan profesi Anda, yang menyebabkan Anda berhasil bukanlah kepandaian tetapi kesabaran Anda. Inilah rahasianya mengapa semua agama selalu
mengatakan, ''Sesungguhnya Tuhan bersama orang-orang yang sabar …………………..!''

Sumber : Unknown (tidak diketahui)

Have a positive day!

"Jika Kita PERCAYA Kita akan MELIHATnya"

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Saya jadi ingat dengan apa yang dikatakan oleh teman saya tentang ikhlas..Keikhlasan yang membuat dia bertahan sampai sekarang (lebih dari 7 tahun)dari kanker getah bening yang dia derita. Padahal waktu ditemukan sudah stadium 3 dan dia hanya punya survival life selama 3 bulan. Ya ikhlas menjalani apapun yang dihadapan kita akan menentramkan batin, tidak membuat kita merasa menderita dan pada akhirnya memudahkan hati untuk merasakan kebahagiaan.

Facebook