Selasa, 21 Oktober 2008

Serba serbi Melbourne

Serba serbi Melbourne

Setiap pagi, jam 7.45am, senin - jumat, saya antar anak anak saya (gabby
dan veiya) kesekolahnya dengan berkendaraan umum yaitu tram.

Untuk mencapai sekolahnya, kita harus berganti 2 x tram yang berbeda,
yaitu no 16 dan lainnya no 75.

Karena jam masuk sekolah di Melbourne umumnya jam 9.00am untuk semua
jenjang pendidikan SD - SMU, bisa dibayangkan pada jam saya antar anak
anak, adalah jam yang sama dimana anak anak sekolah lainnya keluar rumah
untuk bersekolah dan cenderung keberadaan mereka yang bergerombol selalu
memenuhi semua jenis public transport yang tersedia saat itu.

Selama dalam tram, saya selalu mencoba mengamati sekeliling saya.

Saya memperhatikan berbagai macam pelajar itu mulai dari yang berseragam
SD - berseragam SMU.

Dari yang bersekolah di public school yang gratis sampai yang bersekolah
di sekolah mahal sekalipun.

Sekolah sekolah mahal yang dilewati oleh tram 16 mencakup scotch
college, Methodist ladies college, carey Baptist dan beberapa sekolah
swasta lainnya yang secara tidak langsung juga dilewati, yang terkenal
selain karena mutu dan fasilitasnya, juga harganya yg mahal.

Satu persamaan yang menarik dari hampir semua anak anak itu adalah
sedari muda mereka memiliki kepercayaan diri yang sangat baik, boleh
dibilang lebih baik dari anak anak sekolah di Indonesia pada umumnya.

Mungkin ada yang mau tanya bagaimana cara saya mengenali kepercayaan
diri seseorang atau sekelompok orang secara objektif?

Sebetulnya itu mudah sekali, apabila anda cukup mau meluangkan waktu
untuk mempelajari ilmu manusia sederhana, maka kepercayaan diri itu
terpancar dengan jelas di mukanya bila itu memang ada.

Pengamatan atas sorot mata dan gerak gerik tubuh juga berkontribusi
dalam kesimpulan soal kepercayaan diri.

Itu sangat jelas.

Dan makin saya mengamati banyak anak anak Australia , kepercayaan diri
yang baik umumnya di miliki oleh anak anak disini, walau dalam degree
yang berbeda beda.

Nah kalau kita mau hubungkan dengan latar belakang kebangsaannya /
Negara nya, mungkin kita akan tergoda untuk menyimpulkan secara dangkal
bahwa karena Negara Australia adalah Negara kaya, maka kepercayaan anak
anak sana jadi otomatis tinggi.

Lalu mencoba menghubungkan dengan kenyataan sehari hari bahwa di
kebanyakan anak anak berlatar belakang orang tua kaya, tingkat
kepercayaan diri mereka umumnya memang diatas rata rata.

Nah berangkat dari pendapat diatas, saya ingin undang anda sedikit
merenungkan pertanyaan ini;

Apakah sebuah bangsa / Negara / keluarga harus kaya dulu baru bisa
melahirkan generasi generasi percaya diri tinggi atau generasi generasi
muda harus diajar percaya diri tinggi terlebih dahulu baru kemudian
secara otomatis menghasilkan bangsa / Negara / keluarga yang kaya?

Menurut saya ini pertanyaan yang tidak jelek untuk direnungkan sebagai
makanan sehat bagi pikiran kita.

Saya tidak ingin memaksakan apa yang saya percaya dalam tulisan dan
pertanyaan diatas, hanya saja saya ingin berkontribusi pendapat sedikit
melalui kisah kecil dibawah ini.

Thomas alva edisson dikenal gurunya sebagai anak yang bodoh. Gurunya
menyerah dan menganjurkan orangtuanya untuk mengambil anak tersebut dari
sekolah local setempat.

Kalau ilmu psikologi sudah cukup maju, kemungkinan besar Thomas akan
didiagnosa menderita ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) dan
harus menelan dosis tinggi 'miracle drug' yang namanya Ritalin.

Ibunya sedih mendapati kenyataan itu dan segera mengambilnya dan
memutuskan untuk mengajarinya sendiri secara full time di rumah.

Ibunya sadar, hal penting yang harus diajarkan pertama kali kepada
anaknya bukan cuma mata pelajaran muatan local tetapi juga pemulihan
kepercayaan dirinya.

Karena jaman itu belum ada seminar seminar komersial untuk urusan
kepercayaan diri, ibunya memakai pendekatan rohani dan menggunakan ayat
ayat motivasi di alkitab yang diperkatakan tanpa henti setiap pagi,
siang dan malam.

Bertahun tahun ia, nancy mattews selain mengajarkan pelajaran pelajaran
sekolah termasuk sastra, tetap setia menanamkan pemulihan kepercayaan
dalam diri Thomas.

Sekarang ini dunia mengenal Thomas alva edisson sebagai salah seorang
penemu terbesar dunia yang ikut mempengaruhi dan membentuk dunia saat
ini.

Sesudah kematiannya, beberapa otoritas medis masih terus berdebat untuk
menjelaskan tentang kejeniusannya.

Hanya saja saya ingin ajak saudara untuk merenungkan salah satu kata
kata popular dari Thomas alva edisson yang ditujukan pada ibunya;

"was the making of me... [because] she was always so true and so sure
of me... And always made me feel I had someone to live for and must not
disappoint."

Ibuku yang membentuk aku ...(karena) dia selalu benar dan sangat yakin
akan diriku...dan selalu membuatku merasa mempunyai seorang yang
merupakan alasan untuk saya hidup dan saya tidak boleh mengecewakannya.

------------ --------- --------- -

Mereka yang selalu haus dan lapar akan pengajaran kuat, akan mendapati
diri dan hidup mereka secara otomatis berubah menjadi kuat.

Keep winning.

http://wishnuiriyan to.blogspot. com

Tidak ada komentar:

Facebook