Jumat, 03 Oktober 2008

Apa Yang Dibutuhkan Anak Laki-laki Dari Ayahnya?

http://kaskus.us/showthread.php?t=1105749
Anak laki-laki yang dirawat dan mendapat sentuhan fisik ayah, dapat menerima diri secara positif dan merasa aman dengan maskulinitasnya.

Suatu penelitian mengungkapkan bahwa para ayah perlu berinteraksi dengan anak sedikitnya 2 jam sehari dan 6 ½ jam di akhir minggu. Dengan bertambahnya usia anak, jumlah waktu bisa saja berkurang.

Namun kebutuhan anak laki-laki untuk berinteraksi dengan ayah, dua kali melebihi kebutuhan anak perempuan. Apa yang dibutuhkan anak laki-laki dari sosok ayah?

Butuh Ayah Yang Penuh Kasih

Anak laki-laki butuh melihat ayah. Kondisi minimalnya, anak laki-laki butuh sering melihat sosok ayah. Namun ayah yang baik tentu tidak puas bila hanya ditonton oleh anak. Anak laki-laki butuh ayah yang menunjukkan kasih sayang. Ayah yang selalu mengambil jarak dengan anak, tampak dingin dan kaku saat berbicara dengan anak, adalah ayah yang ketinggalan jaman.

Anak laki-laki butuh ayah yang memberi batasan pada perilakunya. Kontradiksi? Tentu tidak. Memberi batasan perilaku tidak bertentangan dengan menunjukkan kasih sayang. Malah, kemampuan ayah memberi batasan perilaku pada anak, dipertinggi bila ia punya kedekatan dengan anak. Tanpa batasan perilaku dari luar, anak laki-laki tidak akan punya kemampuan mengendalikan diri.

Suatu penelitian menyebutkan pentingnya permainan fisik, seperti bergulat antara ayah dan anak laki-lakinya. Permainan ini membantu anak laki-laki mengembangkan kemampuan mengendalikan emosi dan perilaku, serta mengenali dorongan emosi orang lain.

Saat mengalami perubahan fisik menjadi remaja laki-laki atau pria dewasa sekali pun, anak laki-laki masih butuh bantuan ayah. Dari ayahnya, anak laki-laki ingin belajar menjadi pria dewasa yang bertanggung jawab dan menerima maskulinitasnya dengan gembira.

Saling Belajar

Anak laki-laki belajar dari ayah dan para ayah pun belajar dari anak laki-lakinya melalui interaksi dengan mereka. Menjadi model bagi anak laki-laki merupakan cara ayah memberi pengaruh baik secara emosi, sosial maupun fisik.

Saat Anda merasa kesal dan marah sepulang bekerja, komunikasikan perasaan Anda kepada keluarga. Sebab, anak kerap salah memahami mood jelek orang tuanya. Anak biasanya menganggap dirinya penyebab kemarahan orang tuanya.

Para ayah perlu mengekspresikan perasaan-perasaannya. Tidak hanya ekspresi marah, tetapi juga sedih dan frustrasi. Laki-laki yang mencari dan mendapat dukungan emosi dari keluarga akan mengalami kehidupan keluarga yang harmonis.

Mencegah Kekerasan Domestik

Anak laki-laki butuh ayah yang dapat dijadikan contoh baik, karena ia lebih tertarik meniru ayah. Anak laki-laki ingin mengamati ayahnya setiap saat, juga dalam hal mengendalikan emosi.

Anak laki-laki belajar memperlakukan perempuan dengan mengamati ayah. Seorang ayah yang menghormati dan memperlakukan istri dengan baik, akan ditiru anak laki-lakinya. Begitu pula bila ayah memperlakukan istri dengan kasar dan sering mencaci, anak laki-laki akan memperlakukan perempuan dengan cara yang sama.

Mencegah terjadinya domestic violence, kekerasan dalam rumah tangga, dapat dilakukan dengan cara mendidik anak laki-laki di dalam keluarga dimana ayah dan ibunya saling menghormati, mencintai dan mendukung.

Jadi buat para ayah, hadirlah selalu bagi putra Anda tercinta dan jadilah teladan yang seturut dengan Firman Tuhan. Karena gambaran hubungan yang Anda berikan bagi putra Anda adalah gambaran nyata hubungan pribadi Anda dengan Bapa surgawi. Sangat mudah bagi anak untuk mengasihi Tuhan dan mengenal Yesus secara pribadi saat hubungan yang terjalin antara orang tua dan anaknya berjalan dengan harmonis. Mari kita bersama-sama membangun generasi penerus yang mencintai Tuhan dengan radikal.

Tidak ada komentar:

Facebook