Senin, 27 Oktober 2008

pandangan dari kacamata awam(maaf hnya pdpat saya) - Pujiono lagi

Salam semua..........

Dah lama sya tidak turut serta memberikan komentar, maklum kesibukan
yang entah kapan usai membuat aq idak bisa aktif, dan sebelumnya sy
ucapkan ''selamat datang '' untuk semua member baru, wah banyak member
baru ya..semoga kebersamaan dalam milis ini membuat kita saling
menguatkan, dan saling berbagi. MiIis ini adalah kumpulan orang orang
yang luar biasa

All....
Sungguh..kebersamaan dan kedekatan kitalah yang membuat kita saling ingi
menguatkan dan memberikan motivasi, termasuk memberikan pendapat bahkan
juga sedikit ''Pelurusan '' seperti yang dilakukan Miko.

Maaf (ini hanya pendapat saya), apa yang disampaikan Miko tidak
bermaksud untuk memanaskan suasana atau bersebrangan, hanya saja memang
kewajiban untuk menyampaikan alarm agar jangan terlalu jauh (sekali lagi
ini hanya pendapat saya ')

Soal pernikahan Rasullullah tidak bisa disamakan dengan pernikahan
seorang Puji, bahkan siapapun, dan (sekali lagi maaf) walaupun saya
sendiri tidak bgitu memahami persoalan Rasulullah ini namun tetap tidak
bisa samakan, apalagi Rasul bukan hanya karena semata mata dianggap yang
paling bener saja, jadi.......... ini hanyalah alarm bagi kita
(terutama sy) bahwa sebaiknya jangan dibahas dari versi ini deh, agar
tidak membuat pemahaman yang salah

Saya setuju, kalau kita membahas dari segi anaknya selaku korban
(setidaknya dari mata hukum, komnas Anak, KPAI dan tentunya Kita). atau
pandangan orang tua yang tentu saja tidak rela itu terjadi. Andaikan
bocah itu anakku maka aku tidak akan pernah mengizinkannya.

Dan ini yang terpenting buat saya, memberikan pemahaman kepada orang
tuanya, kadang kemiskinan dan tidak memadainya pendidikan membuat orang
tua (mis: orang tua bocah itu) tidak menyadari kesalahannya. Dalam hati
mereka ...saya yakin mereka inginkan anaknya bahagia dan sejauh
pemahaman mereka dengan menikahi orang kaya maka akan membuat anaknya
bahagia. Satu sisi sah sah saja pemikiran itu, namun caranya yang salah,
dan (sekali lg ini hanya fikiran saya) ini bisa saja terjadi pada siapa
saja, bahkan munkin diantara kita. Ini disebabkan semata mata karena
keterbatasan pengetahuan dan pemahaman orang tua anak itu.

Dalam hukum negara dan UU tentang anak, usia 12 tahun adalah masih anak
anak, dan belum bisa ambil keputusan sendiri, makanya orang tualah yang
menentukan. Dalam Islam juga begitu (maaf soal ini jangan diperpanjang
ya ), ada wali Mujbir namanya; artinya orang tua berhak menikahkan
anaknya dengan pertimbangan anak belum bisa ambil keputusan sendiri,
Wali mujbir tidak akan berlaku lagi kalau anaknya sudah janda/duda.

Jadi kunci utama menurut saya adalah: memberikan pemahaman kepada orang
tuanya, dan inilah solusi yang harus dicari dan diselesaikan oleh
masyarakat sekitarnya, aparat dan siapa saja

Dan soal Syekh Puji, saya dengan tegas bisa menyatakan: memang tidak
dapat dibenarkan tuh, karena harusnya ia bisa memilih dan memilah, (but
sekali lagi) kita tidak bisa berbuat apa apa.

lalu....

Mari kita ambil hikmahnya, sebagai orang tua (kita semua) menjadikan ini
sebagai pelajaran, setidaknya bagi anak anak kita, menyadari kebutuhan
dan keinginan bukan hanya dari sisi kita sahaja, namun juga dari sisi
kebutuhan batin anak anak kita. Karena kalau duhulu Khalil Gibran
mengatakan: anak anak itu bukanlah anak anakmu namun anak anak Tuhan,
namun sekarang UU no 22 tentang perlindungan anak menyatakan: anak anak
itu adalah anak anak negara, anak anak masyarakat dan anak anak semua,
karena semua wajib melindungi mereka.

maka hendaknya...

Mari kita bekalkan diri kita dengan pemahaman, bahwa anak anak kita akan
bahagia dengan pilihan mereka, dan kalau mereka sudah mendapatkan dan
memilih jalan itu, kita harus bisa memastikan..pilihan itu bukan karena
kekurangan harta dan kekurangan makan, bukan karena kekurangan pemahaman
dan inginkan ketenaran namun pilihan yang diyakini mereka kebenarannya.

Mari kita pastikan, bahwa anak anak kita (setidaknya) tidak akan
mengalami nasib pahit seperti itu, maka mari kita bekali diri kita
semua, dengan saling memberi semangat, suport dan saling mengingatkan:
mengingatkan dalam kesabaran dan mengingatkan dalam kebenaran.


Maaf ya kepanjangan, habis..dah lama sangat tidak menulis (he he saya
memang belum bisa menulis pendek ne....dari dulu selalu begini) dan saya
mohon maaf kalau ada yang kurang berkenan. Maafkan saya dan sekali lagi
ini hanya pendapat saya

and... I LOve U all


salam manis

Tidak ada komentar:

Facebook