Jumat, 24 Oktober 2008

*SAYA INGIN SEPERTI AYAH*

 


From: indosingleparent@yahoogroups.com [mailto:indosingleparent@yahoogroups.com] On Behalf Of asih nurcandra
Sent: 23 Oktober 2008 21:32
To: sp group
Subject: [Komunitas Singleparent] Dear all...

Dearest Super Members yang Berbahagia,

Semoga di hari yang indah ini, Yang Maha Pemberi memudahkan upaya
Sahabat  Super members untuk menemukan pekerjaan-pekerjaan yang baik, atau
menjadikan  pekerjaan apa pun sebagai pekerjaan yang baik.
Perkenankan saya untuk berbagi cerita sederhana yang pernah saya lihat
dalam  suatu acara di station televisi, yaitu tentang Seorang ayah dan
anak  laki-lakinya yang berkunjung ke sebuah taman bermain. Di pintu masuk
sang  ayah memesan karcis 2 lembar kepada penjaga loket. Penjaga loket
merasa heran dan bertanya kepada sang ayah :
Penjaga Loket : Mengapa Anda memesan 2 lembar tiket, sementara saya hanya
melihat anda sendiri?
Ayah : saya pesan 2 tiket untuk saya dan Anak laki-laki saya, yang ada
disamping saya.
Penjaga melihat keluar melalui lubang loket dan tampak anak laki-laki kecil
berdiri disamping ayahnya.
Penjaga Loket : sepertinya anak Anda masih di bawah usia 3 tahun,
dan  menurut aturan kami anak dibawah usia 3 tahun tidak dikenakan biaya
masuk, jadi anak Anda tidak perlu membayar.

Ayah : anak laki-laki saya kemarin baru berulang tahun yang ke 3, dan hari
ini kami akan merayakannya. Oleh karena itu, saat ini anak saya sudah
tidak  berhak lagi untuk mendapatkan keringanan tiket gratis.
Sambil tersenyum kagum, akan kejujuran sang ayah, penjaga loket memberikan
2  lembar tiket yang di beli oleh sang ayah.
Ternyata anak laki-lakinya mengamati pembicaraan ayahnya dengan penjaga
loket, dan sang anak bertanya kepada ayahnya, "mengapa ayah tidak
menyetujui saja saat penjaga loket mengatakan kalau aku masih berhak
mendapatkan tiket gratis". Kanberarti ayah mendapatkan keuntungan seharga
1tiket?.
Dengan bijaksananya sang ayah menjelaskan kepada anaknya bahwa : Apabila
ayah berbohong, penjaga tiket memang tidak mengetahuinya. Namun
engkau  anakku akan melihatnya, apa yang ayah lakukan, yaitu berbohong
untuk  mendapatkan keuntungan diri sendiri dan merugikan orang lain adalah
sebagai  perbuatan baik.
Dan suatu saat nanti engkau akan meniru tindakan
yang salah.  Dan berarti ayah telah mencontohkan ketidak jujuran kepada mu,
anakku  tersayang..
Dearest Super Members yang berbahagia,
Berikut ini sebuah nasehat yang sangat bijaksana dari Pak Mario, yang
Beliau  tuliskan di sebuah pointers The Greatest Love Our Children Are Our
Future, Anda bisa melihat citra sang orang tua
dengan memperhatikan prilaku anak mereka.
Satu-satunya cara untuk menumbuhkan seorang anak yang baik
adalah  menjadikannya seorang anak yang berbahagia. Dan satu-satunya cara
untuk menjadikannya berbahagia adalah menjadikan diri Anda seorang dewasa
yang bersikap baik kepadanya.
Seorang bayi adalah peniru yang setia. Dia tidak mengenal cara-cara awal
yang lain untuk belajar dari kita, kecuali melalui pengamatan dan
peniruan  dari apa pun yang kita tampilkan kepadanya.
Sesungguhnya kita sedang mencari seorang pahlawan bagi diri kita. Kita
membutuhkan seseorang untuk kita hormati.
Anak-anak tanpa pahlawan sedikit sekali yang akan tumbuh menjadi
pribadi-pribadi dewasa yang bangga dan membanggakan.
Mereka membutuhkan seorang dewasa yang bisa mereka kagumi. Mereka
membutuhkan seorang kuat, yang bersamanya - mereka merasa terlindungi.
Mereka membutuhkan seorang sahabat dewasa yang akan menuntun dan mendorong
mereka untuk tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang kuat dan mandiri. Mereka
membutuhkan seorang teladan.
Mereka anak-anak kita itu - lebih membutuhkan seorang pahlawan untuk
mereka  teladani, dan bukan seorang kritikus yang semena-mena merendahkan
diri-diri  kecil yang tidak terlindungi itu - hanya karena yang lebih tua
itu - mampu  mendatangkan penyiksaan yang tak terlawankan.
Jadilah diri kita orang tua yang mencontohkan kegembiraan dalam
memenangkan  kualitas kehidupan yang baik, agar anak-anak kita juga
bersemangat menjadi  diri mereka dengan tumbuh yang sehat, cara pandang
yang jernih, dan  pemikiran yang cemerlang.
Bagi seorang anak, tidak ada seorang pahlawan yang lebih agung
daripada  seorang dewasa yang berlutut membantunya, dan berbisik
"Ketahuilah bahwa aku  sangat menyayangi mu".
Dearest Super Members yang pengasih,
Didalam suatu pertemuan malam, Pak Mario memberikan nasehat yang bijaksana
kepada kami, "Jadilah orang tua yang selalu mengasihi anak-anaknya
dengan  tulus" agar tidak terbatalkannya doa dari anak-anak kita yang
sholeh.
Karena doa dari anak yang sholeh adalah : "Ya Tuhan ku Yang Maha
Pengasih,  ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, dan kasihanilah
mereka sebagaimana mereka mengasihaniku diwaktu aku masih kecil".

*SAYA INGIN SEPERTI AYAH*

Suatu hari suami saya rapat dengan beberapa rekan bisnisnya yang kebetulan
mereka sudah mendekati usia 60 tahun dan dikaruniai beberapa orang cucu. Di
sela-sela pembicaraan serius tentang bisnis, para kakek yang masih aktif
itu sempat juga berbagi pengalaman tentang kehidupan keluarga di masa senja
usia.
Suami saya yang kebetulan paling muda dan masih mempunyai anak balita,
mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, dan untuk itu saya merasa berterima kasih kepada rekan-rekan bisnisnya tersebut. Mengapa? Inilah kira-kira kisah
mereka......
Salah satu dari mereka kebetulan akan ke Bali untuk urusan bisnis, dan
minta tolong diatur tiket kepulangannya melalui Surabaya karena akan singgah
ke rumah anaknya yang bekerja di sana.
Di situlah awal pembicaraan 'menyimpang' dimulai.
Ia mengeluh, "Susah anak saya ini, masak sih untuk bertemu bapaknya saja
sulitnya bukan main."
"Kalau saya telepon dulu, pasti nanti dia akan berkata jangan datang
sekarang karena masih banyak urusan. Lebih baik datang saja tiba-tiba, yang
penting saya bisa lihat cucu."
Kemudian itu ditimpali oleh rekan yang lain. "Kalau Anda jarang bertemu
dengan anak karena beda kota, itu masih dapat dimengerti," katanya.
"Anak saya yang tinggal satu kotasaja, harus pakai perjanjian segala kalau
ingin bertemu."
"Saya dan istri kadang-kadang merasa begitu kesepian, karena kedua anak
saya jarang berkunjung, paling-paling hanya telepon."
Adalagi yang berbagi kesedihannya, ketika ia dan istrinya mengengok anak
laki-lakinya, yang istrinya baru melahirkan di salah satu kotadi Amerika.
Ketika sampai dan baru saja memasuki rumah anaknya, sang anak sudah
bertanya, "Kapan Ayah dan Ibu kembali ke Indonesia?"
"Bayangkan! Kami menempuh perjalanan hampir dua hari, belum sempat
istirahat sudah ditanya kapan pulang."
Apa yang digambarkan suami saya tentang mereka, adalah rasa kegetiran dan
kesepian yang tengah melanda mereka di hari tua. Padahal mereka adalah para
profesional yang begitu berhasil dalam kariernya.
Suami saya bertanya, "Apakah suatu saat kita juga akan mengalami hidup
seperti mereka?" Untuk menjawab itu, saya sodorkan kepada suami saya
sebuah syair lagu berjudul Cat's In the Cradle karya Harry Chapin. Beberapa
cuplikan syair tersebut saya terjemahkan secara bebas ke dalam bahasa
Indonesia agar relevan untuk konteks Indonesia.
*Serasa kemarin ketika anakku lahir dengan penuh berkah. * *Aku harus
siap**
**untuknya, sehingga sibuk aku mencari nafkah sampai 'tak ingat kapan
pertama kali ia belajar melangkah. * *Pun kapan ia belajar bicara dan
mulai** **lucu bertingkah** **Namun aku tahu betul ia pernah berkata,**
**"Aku akan menjadi seperti Ayah kelak"** **"Ya betul aku ingin
seperti
Ayah kelak"**
*
"Ayah, jam berapa nanti pulang?"
"Aku tak tahu 'Nak, tetapi kita akan punya waktu bersama nanti, dan
tentu
saja kita akan mempunyai waktu indah bersama"
Ketika saat anakku ulang tahun yang kesepuluh; Ia berkata, "Terima kasih
atas hadiah bolanya Ayah, wah ... kita bisa main bola bersama. Ajari aku
bagaimana cara melempar bola"
"Tentu saja 'Nak, tetapi jangan sekarang, Ayah banyak pekerjaan
sekarang"
Ia hanya berkata, "Oh ...."
Ia melangkah pergi, tetapi senyumnya tidak hilang, seraya berkata, "Aku
akan seperti ayahku".
"Ya, betul aku akan sepertinya"

"Ayah, jam berapa nanti pulang?"
"Aku tak tahu 'Nak, tetapi kita akan punya waktu bersama nanti, dan
tentu
saja kita akan mempunyai waktu indah bersama"
Suatu saat anakku pulang ke rumah dari kuliah; Begitu gagahnya ia, dan aku
memanggilnya, "Nak, aku bangga sekali denganmu, duduklah sebentar dengan
Ayah"
Dia menengok sebentar sambil tersenyum, "Ayah, yang aku perlu sekarang
adalah meminjam mobil, mana kuncinya?" "Sampai bertemu nanti Ayah,
aku ada
janji dengan kawan"

"Nak, jam berapa nanti pulang?"
"Aku tak tahu 'Yah, tetapi kita akan punya waktu bersama nanti dan
tentu
saja kita akan mempunyai waktu indah bersama"
Aku sudah lama pensiun dan anakku sudah lama pergi dari rumah; Suatu saat
aku meneleponnya.
"Aku ingin bertemu denganmu, Nak" Ia bilang, "Tentu saja aku
senang bertemu
Ayah, tetapi sekarang aku tidak ada waktu. Ayah tahu, pekerjaanku begitu
menyita waktu, dan anak-anak sekarang sedang flu. Tetapi senang bisa
berbicara dengan Ayah, betul aku senang mendengar suara Ayah"

Ketika ia menutup teleponnya, aku sekarang menyadari; Dia tumbuh besar
persis seperti aku; Ya betul, ternyata anakku *persis* seperti aku. Rupanya
prinsip investasi berlaku pula pada keluarga dan anak. Seorang investor
yang berhasil mendapatkan return yang tinggi, adalah yang selalu peduli dan
menjaga apa yang diinvestasikannya. Saya sering melantunkan cuplikan syair
tersebut dalam bahasa aslinya, "I'm gonna be like you, Dad, you know
I'm
gonna be like you", kapan saja ketika suami saya sudah mulai melampaui
batas kesibukannya.
Ternyata cukup manjur. "Lutfi ... ayo kita kasih makan kelinci,"
katanya
kepada anak kami yang berusia 3 tahun.**
* *
*Prinsip diatas dapat kita terapkan dalam kehidupankita sehari hari maupun
dalam tugas kerja kita mengembangkan manusia yang menjadi tanggung jawab
kita ataupun bawahan kita.*
*Apabila kita mempunyai bawahan dengan kualitas kerja yang kurang atau
dibawah standard maka......** **sadarlah bahwa kejadian ini mungkin
merupakan refleksi atau bentukan dari diri kita sendiri jadi jangan
salahkan mereka....**
**jangan mem "vonis" mereka tapi coba cari
titik awal
timbulnya masalah, dan coba introspeksi. ***


__._,_.___

=================================================

Kalau anda butuh bantuan / sedang bingung sekali, jangan sungkan. Silahkan hubungi email/YM siapapun di milis ini. Hidup itu sangat berharga.

Komunitas Indo Single parents Blog : http://indosingleparent.blogspot.com/
Nomor Telepon Milis : (021) 9955.3893






Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Facebook