Senin, 27 Oktober 2008

(ARTIKEL) 9 Kiat Hindari Perceraian

Mungkin buat sebagian besar temen2 disini, udah ngga ngaruh ya kiat2
ini. Tapi ada baiknya untuk tau, jadi bila nanti kembali menemukan
pasangan hidup, sudah punya kiatnya.

Artikel diambil dari www.weddingku.com


9 Kiat Hindari Perceraian

Hidup berumah tangga hingga akhir hayat, bahagia dan memiliki keturunan
merupakan dambaan setiap pasangan yang menikah. Tidak ada pasangan yang
menginginkan perceraian dalam rumah tangga mereka.

Sudah menjadi berita yang biasa di era sekarang ini jika satu pasangan
yang baru menikah beberapa bulan, kemudian terdengar kabar tentang
perceraian mereka. Bisa saja keputusan mereka untuk menikah hanya
sebatas agar Anda dianggap mampu berumah tangga dan memiliki pasangan.
Bukan karena didasari rasa cinta yang mendalam dan keinginan untuk hidup
selamanya bersama pasangan Anda. Keinginan "semu" ini yang justru
berakibat fatal jika tidak segera Anda sadari dan Anda perbaiki sejak
awal.

Angka perceraian di Indonesia sekarang ini mungkin tidak setinggi di
Amerika Serikat (66,6% perkawinan berakhir dengan perceraian) ataupun di
Inggris (50%). Namun perlu Anda ketahui bahwa di Indonesia pun banyak
perkawinan berakhir dengan perceraian, apalagi kalau melihat
berita-berita tentang perceraian selebritis Indonesia akhir-akhir ini.

Perceraian seringkali menyakitkan bagi pihak-pihak yang terlibat,
termasuk di dalamnya adalah anak-anak. Perceraian juga dapat menimbulkan
stres dan trauma untuk memulai hubungan baru dengan lawan jenis. Berikut
ini beberapa kiat yang diharapkan dapat membantu pasangan menikah untuk
mempertahankan selama mungkin usia pernikahan
mereka:

1. Komunikasi Dua Arah
Biasakan Anda dan pasangan berkomunikasi, baik ketika berada di rumah
maupun ketika sedang berjauhan. Jika ada masalah, sebaiknya dibicarakan
ketika Anda atau pasangan sedang santai. Ketidakharmonisan rumah tangga
biasanya berawal dari tidak adanya komunikasi dua arah antara suami dan
istri. Masing-masing saling menyimpan masalah sehingga mereka seolah
berjalan sendiri-sendiri meski berada dalam satu atap.

2. Keterbukaan Masalah Seks
Masalah seks ternyata juga menjadi penyebab perceraian. Mungkin orang
sering lupa bahwa fungsi hubungan seksual selain prokreasi yakni untuk
mendapatkan keturunan, juga untuk rekreasi atau kesenangan, dan ekspresi
cinta. Padahal banyak pasangan mengakui, melakukan hubungan seksual
dapat menghilangkan ketegangan setelah seharian bekerja.
Bahkan, agar tidak terjadi kebosanan, tak ada salahnya melakukan
hubungan seks selain di tempat tidur. Anda bisa melakukannya di dapur,
ruang tamu, bahkan di garasi. Namun perlul diingat, apa yang Anda
inginkan dalam berhubungan seks harus dikomunikasikan dengan pasangan
Anda. Demikian pula sebaliknya.

3. Menerima Apa Adanya
Ketika seorang pria dan wanita sudah sekamar dan sedapur, masing-masing
akan tampak sifat aslinya. Rayuan gombal tidak muncul lagi seperti saat
pacaran. Yang ada hanyalah dua orang yang harus saling menyesuaikan
diri. Di sinilah kehidupan perkawinan yang sesungguhnya. Anda dan
pasangan belajar mengenali perbedaan masing-masing. Beberapa hal yang
umumnya menjadi batu sandungan dalam hubungan suami istri, adalah
perbedaan persepsi, wawasan, dan nilai.
Termasuk di dalamnya perbedaan agama, latar belakang budaya, dan
kepribadian. Namun, perbedaan itu sebenarnya bisa diatasi kalau saja mau
saling berusaha memahami dan berintrospeksi diri. Kebanyakan pasutri
yang berhasil menciptakan keharmonisan hingga masa tua adalah mereka
yang berhasil membangun kebersamaan. Kebersamaan baru tercipta bila
pasangan berhasil menumbuhkan semangat berkorban, tidak egoistis, dan
memiliki rasa saling pengertian.

4. Jangan Biasakan Berbohong
Pernahkan pasangan Anda bertanya secara detail jika Anda masih sibuk
meeting hingga malam dengan klien bisnisnya yang ternyata cantik atau
ganteng, pintar dan berpenampilan menarik? Nah, biasanya, agar pasangan
Anda tidak terlalu banyak bertanya dan Anda enggan jika nantinya akan
muncul pertengkaran, Anda malah berbohong. Anda justru mengatakan hal
yang berbeda dengan alasan untuk kebaikan. Perlu Anda ketahui bahwa hal
ini termasuk dalam kebohongan yang bisa jadi akan berlanjut hingga Anda
dan pasangan akan hidup berumah tangga dalam kebohongan. Agar semua itu
tidak terjadi, utarakan dengan sikap tenang bahwa apa yang Anda lakukan
adalah hanya urusan pekerjaan.

5. Jangan Cemburu Berlebihan
Banyak yang mengatakan bahwa cemburu adalah bumbu dalam hubungan rumah
tangga. Oke, itu sah-sah saja! Tapi bukan berarti Anda atau pasangan
bisa cemburu buta. Bukan barang baru bahwa banyak perselisihan terjadi
gara-gara rasa cemburu, yang lebih sering berakar dari salah tafsir dan
kurangnya keterbukaan. Misalnya saja, pada suatu ketika karena tuntutan
pekerjaan, suami harus mengajak sekretarisnya keluar kota.
Sang istri yang hanya mendengar cerita setengah-setengah dari orang
lain, bisa dengan gampang menuduh suaminya berselingkuh. Padahal kalau
saja istri mau bertanya dan suami mau terbuka, atau sebelumnya
memperkenalkan sekretarisnya pada sang istri, masalahnya bisa jadi lain.

6. Hindari Selingkuh
Perselingkuhan umumnya terjadi karena masing-masing tidak mau saling
terbuka atau mendengarkan apa yang dikeluhkan pasangannya. Contohnya,
sang suami merasa jengkel karena setiap kali pulang, istrinya tidak di
rumah. Tapi keluhan itu tidak disampaikan, atau sudah diutarakan namun
tidak didengarkan, atau istri tidak mau mengubah kebiasaannya.
Perselingkuhan juga bisa terjadi karena pasangan kesepian, jarang
merasakan kepuasan seksual atau godaan dari luar seperti tempat hiburan
bernuansa erotis, wanita perayu dan lain-lain. Untuk menyelesaikan
percekcokan ataupun perselingkuhan, yang harus dilakukan pertama adalah
mencari akar permasalahnnya, kemudian diusahakan untuk dihindari atau
disingkirkan.

7. Cari Orang Ketiga Sebagai Penengah
Jika ternyata timbul permasalahan dan percekcokan antara Anda dan
pasangan, carilah orang ketiga sebagai penengah. Orang tersebut bisa
pemuka agama seperti Kyai atau pendeta, serta tokoh masyarakat yang
memiliki wawasan yang luas dan bijak dan psikolog. Cari ini lebih baik
ketimbang Anda berkeluh kesah dengan tetangga, saudara atau teman kantor
Anda.

8. Tetaplah Mesra
Agar hubungan Anda dan pasangan tetap mesra, buanglah pula jauh-jauh
persepsi bahwa kemesraan hanya pantas dilakukan selagi masih berpacaran.
Pada dasarnya, kemesraan itu hak setiap nsane, tanpa pandang usia maupun
status.

9. Pasrahkan Kepada Yang Di Atas
Terkadang, emosi muncul secara berlebihan ketika permasalahan Anda dan
pasangan menguak ke permukaan. Berdoa dan pasrahkan diri Kepada Yang
Maha Pencipta merupakan cara jitu agar emosi bisa diredamkan dan
permasalahan bisa segera diselesaikan secara baik-baik. (Ratri Suyani)

Tidak ada komentar:

Facebook