Jumat, 17 Oktober 2008

Mimbar Jumat



 

Maaf, bagi yg sudah pernah membaca.

Akankah Rasa Kasih Sayang Menjadi Sebuah Barang Langka ?

Setiap diri kita pasti merindukan hadirnya rasa kasih dan sayang dalam kehidupan. Rasa kasih sayang yang akan membawa kedamaian dan ketentraman. Rasa kasih sayang yang tulus yang akan memberikan rasa aman. Sungguh indah rasanya, bila masing-masing dari kita mau menjamin, bahwa diri kita menjadi aman bagi orang lain, dan orang lain pun menjamin dirinya menjadi aman bagi diri kita. Siapakah orangnya yang tak ingin dikasihi dan mengasihi? Diperhatikan keadaannya, didengarkan setiap perkataannya, dan dihargai keberadaannya.

Seperti apakah rasa hidup ini tanpa hadirnya rasa cinta dan kasih sayang? Dan seperti apa pula rasa hidup ini, jika hanya rasa benci saja yang senantiasa dipupuk dan disebar dalam setiap kata dan perbuatan? Pasti semua terasa hambar, menyakitkan dan tiada kesan kedamaian. Dada terasa sempit, wajah terlihat masam, jauh dari kehadiran senyuman. Kehidupan selalu dipenuhi rasa permusuhan serta dicengkeram rasa ketakutan. Memandang kepada sesama manusia tidak lagi dengan pandangan yang teduh. Banyak hal yang dipandang dengan sinis dan curiga, jauh dari pikiran yang terbuka, prasangka baik dan kelapangan hati.

Kesalahan kecil yang dibuat oleh seseorang dengan mudahnya membuat diri menjadi marah, kesal dan nada suara menjadi berubah, lebih terdengar keras, kasar dan lantang. Tak cukup dengan itu, sumpah serapah, makian juga hinaan pun akhirnya terlontarkan. Malahan, ada sebagian orang yang tidak segan-segan dan jauh dari rasa belas kasihan, menyiksa sesama hanya karena salah menafsirkan dan berprasangka buruk terhadap sebuah tatapan.

Saudaraku,

Sesungguhnya kita telah diberikan kelebihan oleh Allah dengan anugerah akal, nafsu dan juga kesempurnaan bentuk tubuh. Dan semua anugerah itu akan menjadi berharga dan mulia, jika ditunjang oleh rasa keimanan dan kehambaan di hadapan-Nya serta mampu digunakan untuk berbuat banyak kebaikan dan menebarkan rasa kasih dan sayang. Kaum yang tua kita hormati, dan yang muda kita sayangi. Yang tersesat kita tunjukkan jalan, dan yang terjatuh kita bantu untuk bangkit.

Yang salah kita tegur dengan lembut, dan yang lupa kita ingatkan dengan kesabaran. Semua kelebihan anugerah itu bukanlah untuk kita bangga-banggakan di hadapan banyak orang. Tidaklah kemuliaan dianugerahkan dengan jalan menghinakan, melainkan hadir dari sebuah budi pekerti yang tinggi, sikap saling menghargai, serta kelembutan rasa dan kerendahan hati. Dan tidaklah badan yang besar, otot yang kuat lagi kekar, digunakan dalam rangka mendhalimi orang yang kecil, lemah dan tiada daya. Dan tidaklah kekuatan kekuasaan, menjadikan seorang pemimpin menjadi semena-mena, lalu bertindak sewenang-wenang, tanpa mengindahkan nilai akhlak, moral dan rasa kemanusiaan.

Apa yang mampu kita capai dalam hidup ini, jika emosi yang tidak terkendali selalu saja menjadi bagian dalam diri kita? Padahal bukan itu yang akan kita bawa kelak ke hadapan Allah. Kebaikan apa yang mampu kita capai dalam hidup ini, jika kita senantiasa mencari-cari kesalahan orang lain, namun lupa untuk menandai setiap aib dan kesalahan dalam diri kita sendiri? Apa yang akan kita capai dalam sisa-sisa hidup ini, jika kita tidak juga berupaya sungguh-sungguh untuk menundukkan hati dan diri, menundukkan segala bentuk sifat-sifat buruknya, lalu bersegera menggantinya dengan sifat-sifat yang indah dan mulia? Maukah kita merelakan dan membiarkan rasa benci tumbuh bersemi di dalam hati, sehingga akhirnya rasa berkasih sayang hilang tenggelam dari jiwa, lalu menjadi sebuah barang yang langka?

Karawang, 17 Oktober 2008

L. Hakim

__._,_.___

Tidak ada komentar:

Facebook