Kamis, 17 Juli 2008

FORGIVENESS THERAPY

Dear All,
Makalah ini diberikan oleh mas Ridwan khusus untuk semua singleparent
disini. Salah satu kenalan milis di facebook. Ini dibuat beliau karena
concern terhadap gathering yg akan kita laksanakan. Semoga tulisan
beliau bs menjadi makanan pembuka bagi kesembuhan kita semua.


Mas Ridwan ini ahli hypnotherapist dari bandung, bisa di lihat di :
http://www.facebook.com/profile.php?id=710078413
http://www.heavenhypnotherapy.com/


Mas Ridwan,
Terimakasih atas oleh2nya.

Salam,

Cahyo

=================================================


FORGIVENESS THERAPY
("jangan ada dendam di antara kita" , "dunia tidak selebar daun kelor",
"pandang cakrawala: disana masih ada masa depan") untuk SHOUT OUT.

Menurut penelitian terakhir, para ilmuwan Amerika membuktikan bahwa
mereka yang mampu memaafkan adalah lebih sehat baik jiwa maupun raga.

Orang-orang yang diteliti menyatakan bahwa penderitaan mereka berkurang
setelah memaafkan orang yang menyakiti mereka.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang belajar memaafkan
merasa lebih baik, tidak hanya secara batiniyah namun juga jasmaniyah.

Sebagai contoh, telah dibuktikan bahwa berdasarkan penelitian,
gejala-gejala pada kejiwaan dan tubuh seperti sakit punggung akibat
stress [tekanan jiwa], susah tidur dan sakit perut sangatlah berkurang
pada orang-orang ini.

Memaafkan, adalah salah satu perilaku yang membuat orang tetap sehat,
dan sebuah sikap mulia yang seharusnya diamalkan setiap orang

Dalam bukunya, Forgive for Good [Maafkanlah demi Kebaikan], Dr. Frederic
Luskin menjelaskan sifat pemaaf sebagai resep yang telah terbukti bagi
kesehatan dan kebahagiaan. Buku tersebut memaparkan bagaimana sifat
pemaaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan,
kesabaran dan percaya diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan,
lemah semangat dan stres.

Menurut Dr. Luskin, kemarahan yang dipelihara menyebabkan dampak ragawi
yang dapat teramati pada diri seseorang. Dia melanjutkan dengan
mengatakan bahwa:

Permasalahan tentang kemarahan jangka panjang atau yang tak berkesudahan
adalah kita telah melihatnya menyetel ulang sistem pengatur suhu di
dalam tubuh. Ketika Anda terbiasa dengan kemarahan tingkat rendah
sepanjang waktu, Anda tidak menyadari seperti apa normal itu. Hal
tersebut menyebabkan semacam aliran adrenalin yang membuat orang
terbiasa. Hal itu membakar tubuh dan menjadikannya sulit berpikir jernih
- memperburuk keadaan.

Sebuah tulisan berjudul "Forgiveness" [Memaafkan], yang diterbitkan
Healing Current Magazine [Majalah Penyembuhan Masa Kini] edisi bulan
September-Oktober 1996, menyebutkan bahwa kemarahan terhadap seseorang
atau suatu peristiwa menimbulkan emosi negatif dalam diri orang, dan
merusak keseimbangan emosional bahkan kesehatan jasmani mereka.

Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa orang menyadari setelah beberapa
saat bahwa kemarahan itu mengganggu mereka, dan kemudian berkeinginan
memperbaiki kerusakan hubungan. Jadi, mereka mengambil langkah-langkah
untuk memaafkan.

Disebutkan pula bahwa, meskipun mereka tahan dengan segala hal itu,
orang tidak ingin menghabiskan waktu-waktu berharga dari hidup mereka
dalam kemarahan dan kegelisahan, dan lebih suka memaafkan diri mereka
sendiri dan orang lain.

Semua penelitian yang ada menunjukkan bahwa kemarahan adalah sebuah
keadaan pikiran yang sangat merusak kesehatan manusia. Memaafkan, di
sisi lain, meskipun terasa berat, terasa membahagiakan, satu bagian dari
akhlak terpuji, yang menghilangkan segala dampak merusak dari kemarahan,
dan membantu orang tersebut menikmati hidup yang sehat, baik secara
lahir maupun batin. Namun, tujuan sebenarnya dari memaafkan -sebagaimana
segala sesuatu lainnya - haruslah untuk mendapatkan ridha Allah.

Kenyataan bahwa sifat-sifat akhlak seperti ini, dan bahwa manfaatnya
telah dibuktikan secara ilmiah, telah dinyatakan dalam banyak ayat Al
Qur'an, adalah satu saja dari banyak sumber kearifan yang dikandungnya.

Dalam ayat lain Allah berfirman: "...dan hendaklah mereka memaafkan dan
berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan
Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An Nuur, 24:22)

Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur'an akan merasa sulit
memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa
pun yang diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman
bahwa memaafkan adalah lebih baik.

Ingat ya, memaafkan tidak harus melupakan.....

Jangan biarkan rasa dendam dan marah mengotori pikiran bawah sadar anda
.....

Tidak ada komentar:

Facebook