Minggu, 15 Februari 2009

"Did I marry the right person?"


 

 
 
FYI,
 
Untuk sahabatku rekan rekan SP,
 
 Apakah saya menikah dengan orang yang tepat?

Dalam sebuah seminar rumah tangga, seseorang audience tiba-tiba

melontarkan pertanyaan yang sangat lumrah, "Bagaimana saya tahu kalo saya

menikah dengan orang yang tepat?"

Saya melihat ada seorang lelaki bertubuh besar duduk di sebelahnya, jadi

saya menjawab "Ya.. tergantung. Apakah pria di sebelah anda itu suami

anda?" Dengan sangat serius dia balik bertanya "Bagaimana anda tahu?!"

"Biarkan saya jawab pertanyaan yang sangat membebani ini."

Inilah jawabannya!

SETIAP ikatan memiliki siklus.

Pada saat-saat awal sebuah hubungan,

Anda merasakan jatuh cinta dengan pasangan anda.

Telepon darinya selalu ditunggu-tunggu, begitu merindukan belaian

sayangnya, dan begitu menyukai perubahan sikap-sikapnya yang bersemangat,

begitu menyenangkan.

Jatuh cinta kepada pasangan bukanlah hal yang sulit.

Jatuh cinta merupakan hal yang sangat alami

dan pengalaman yang begitu spontan.

Ngga perlu berbuat apapun. Makanya dikatakan "jatuh" cinta!

Orang yang sedang kasmaran kadang mengatakan "aku mabuk cinta"

Bayangkan ekspresi tersebut!

Seakan-akan anda sedang berdiri tanpa melakukan apapun lalu tiba-tiba

sesuatu datang dan terjadi begitu saja pada anda.

Jatuh cinta itu mudah.

Sesuatu yang pasif dan spontan.

Tapi?

Setelah beberapa tahun perkawinan, gempita cinta itu pun akan pudar,

perubahan ini merupakan siklus alamiah dan terjadi pada SEMUA ikatan.

Perlahan tapi pasti.... telepon darinya menjadi hal yang merepotkan,

belaiannya ngga selalu diharapkan dan sikap-sikapnya yang bersemangat

bukannya jadi hal yang manis, tapi malah nambahin penat yang ada?

Gejala-gejala pada tahapan ini bervariasi pada masing-masing individu,

namun bila anda memikirkan tentang rumah tangga anda, anda akan mendapati

perbedaaan yang dramatis antara tahap awal ikatan, pada saat anda jatuh

cinta, dengan kepenatan-kepenatan bahkan

kemarahan pada tahapan-tahapan selanjutnya.

Dan pada situasi inilah pertanyaan "Did I marry the right person?"  mulai

muncul, baik dari anda atau dari pasangan anda, atau dari keduanya..

Nah lho!

Dan ketika anda maupun pasangan anda mencoba merefleksikan eforia cinta

yang pernah terjadi.. anda mungkin mulai berhasrat menyelami eforia-eforia

cinta itu dengan orang lain.

Dan ketika pernikahan itu akhirnya kandas? Masing-masing sibuk menyalahkan

pasangannya atas ketidakbahagiaan itu dan mencari pelampiasan diluar.

Berbagai macam cara, bentuk, dan ukuran untuk pelampiasan ini.

Mengingkari kesetiaan merupakan hal yang paling jelas.

Sebagian orang memilih untuk menyibukan diri dengan pekerjaannya, hobinya,

pertemanannya, nonton TV sampe TVnya bosen ditonton, ataupun hal-hal yang

menyolok lainnya.

Tapi tau ngga?!

Bahwa jawaban atas dilema ini ngga ada diluar, justru jawaban ini hanya

ada didalam pernikahan itu sendiri.

Selingkuh?? Ya mungkin itu jawabannya. Saya ngga mengatakan kalo anda ngga

boleh ataupun ngga bisa selingkuh, Anda bisa!

Bisa saja ataupun boleh saja anda selingkuh, dan pada saat itu anda akan

merasa lebih baik.

Tapi itu bersifat temporer, dan setelah beberapa tahun anda akan mengalami

kondisi yang sama (seperti sebelumnya pada perkawinan anda).

Perselingkuhan yang dilakukan sama dengan proses berpacaran yang pernah

anda lakukan dengan pasangan anda, penuh gairah.

Tetapi, seandainya proses itu dilanjutkan, maka anda akan mendapati

keadaan yang sama dengan pernikahan anda sekarang.

Itu adalah siklus...

Karena.. (pahamilah dengan seksama hal ini)

KUNCI SUKSES PERNIKAHAN BUKANLAH MENEMUKAN ORANG YANG TEPAT,

NAMUN

KUNCINYA ADALAH BAGAIMANA BELAJAR MENCINTAI ORANG YANG ANDA TEMUKAN DAN

TERUS MENERUS..!

Cinta bukanlah hal yang PASIF ataupun pengalaman yang spontan

Cinta NGGA AKAN PERNAH begitu saja terjadi! Kita ngga akan bisa MENEMUKAN

cinta yang selamanya Kita harus MENGUSAHAKANNYA dari hari ke hari.

Benar juga ungkapan "diperbudak cinta"

Karena cinta itu BUTUH waktu, usaha, dan energi. Dan yang paling penting,

cinta itu butuh sikap BIJAK

Kita harus tahu benar APA YANG HARUS DILAKUKAN agar rumah tangga berjalan

dengan baik .

Jangan membuat kesalahan untuk hal yang satu ini. Cinta bukanlah MISTERI

Ada beberapa hal spesifik yang bisa dilakukan (dengan ataupun tanpa

pasangan anda) agar rumah tangga berjalan lancar.

Sama halnya dengan hukum alam pada ilmu fisika (seperti gaya Grafitasi),

dalam suatu ikatan rumah tangga juga ada hukumnya.

 

Jika kita tahu dan mau menerapkan hukum-hukum tersebut, tentulah kita bisa

"MEMBUAT" cinta, bukannya "JATUH".

Karena cinta dalam pernikahan sesungguhnya merupakan sebuah DECISION, dan

bukan cuma PERASAAN..!

jika ia sebuah cinta.....

ia tidak mendengar...

namun senantiasa bergetar....

jika ia sebuah cinta.....

ia tidak buta..

namun senantiasa melihat dan merasa..

jika ia sebuah cinta.....

ia tidak menyiksa..

namun senantiasa menguji..

jika ia sebuah cinta.....

ia tidak memaksa..

namun senantiasa berusaha..

jika ia sebuah cinta.....

ia tidak cantik..

namun senantiasa menarik..

jika ia sebuah cinta.....

ia tidak datang dengan kata-kata..

namun senantiasa menghampiri dengan hati..

jika ia sebuah cinta.....

ia tidak terucap dengan kata..

namun senantiasa hadir dengan sinar mata..

jika ia sebuah cinta.....

ia tidak hanya berjanji..

namun senantiasa mencoba memenangi..

jika ia sebuah cinta.....

ia mungkin tidak suci..

namun senantiasa tulus..

jika ia sebuah cinta.....

ia tidak hadir karena permintaan..

namun hadir karena ketentuan...

jika ia sebuah cinta.....

ia tidak hadir dengan kekayaan dan kebendaan...

namun hadir karena pengorbanan dan kesetiaan..

CINTAILAH pasangan anda, seperti anda INGIN DICINTAI olehnya ?

SETIALAH pada pasangan anda, seperti anda INGIN MENDAPATKAN KESETIAANNYA ?

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Facebook