Kamis, 22 Januari 2009

PROSEDUR DAN PROSES PENYELESAIAN PERKARA CERAI TALAK

PROSEDUR DAN PROSES PENYELESAIAN PERKARA CERAI TALAK


PROSEDUR:

Langkah-langkah yang hrus dilakukan pemohon atau suami atau kuasanya :

1.
Tahap tahap membuat surat Permohonan
a.
Mengajukan permohonan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan
agama/mahkamah
syar'iyah (pasal 118 HIR, 142 RBG Jo. Pasal 66 Undang-undang No.7 tahun
1989)
b.
b. Pemohon di anjurkan untuk meminta petunjuk kepada pengadilan agama
atau
mahkamah syar'iyah tentang tata cara membuat surat permohonan (Pasal 119
HIR, 143
RGB Jo. Pasal 48 Undang-undang No.7 tahun 1989)
c.
c. surat permohonan dapat diruba sepanjang tidak merubah posita dan
petitum. Jika
termohon telah menjawab surat permohonan ternyata ada perubahan, maka
perubahan
tersebut harus atas persetujuan Termohon.
2.
Permohonan tersebut diajukan kepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syar'iyah
:
a.
Yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Termohon (Pasal 66 ayat 2
Undangundang
No.7 tahun 1989)
b.
Bila Termohon meninggalkan tempat kediaman yang telah disepakati bersama
tanpa izin
pemohon, maka permohonan harus diajukan kepada Pengadilan
Agama/Syar'iyah yang
daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Pemohon (Pasal 66 ayat 2
Undang-undang
No. 7 tahun 1989)
c.
Bila Termohon berkediaman diluar negeri, maka Permohonan diajukan kepada

Pengadilan Agama/Mahkamah Syar'iah yang daerah hukumnya meliputi tempat
kediaman Pemohon (Pasal 66 ayat 3 UU No.7 tahun 1989)
d.
Bila Pemohon dan Termohon bertempat kediaman di luar negeri, maka
permohonan di
ajukan kepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syar'iyah yang daerah hukumnya
meliputi
tempat dilangsungkannya perkawinan atau kepada Pengadilan Agama Jakarta
Pusar
(Pasal 66 ayat 34UU No.7 tahun 1989)
3.
Permohonan tersebut memuat :
a.
Nama, umur, pekerjaan, agama, dan tempat kediaman Pemohon dan Termohon ;

b.
Posita (Fakta kejadian dan Fakta hukum
c.
Petitum (hal-hal yang di tuntut berdasarkan posita).
4.
Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah isteri dan harta
bersama dapat di
ajukan bersama-sama dengan permohonan cerai talak atau sesudah ikrar
talak di ucapkan
(Pasal 66 ayat 5 UU No.7 tahun 1989)
5.
Membayar biaya perkara (Pasal 121 ayat 4 HIR, 145 ayat 4 RBG Jo. Pasal
89 UU No.7 tahun
1989), bagi yang tidak mampu dapat berperkara secara cuma-cuma (Prodeo)
(Pasal 237 HIR,
273 RBG )
PROSES PENYELESAIAN PERKARA :

1.
Pemohon mendaftarkan permohonan cerai talak ke Pengadilan Agama/Mahkamah
Syar'yah
2.
Pemohon dan Termohon di panggil oleh Pengadilan agama/ Mahkamah Syar'yah
untuk
menghadiri persidangan.
3.
a. Tahapan persidangan :
*
Pada pemeriksaan sidang pertama, Hakim berusaha mendamaikan kedua belah
pihak,
dan suami isteri harus datang secara pribadi (Pasal 82 UU No.7 tahun
1989);
*
Apabila tidak berhasil, maka Hakim mewajibkan kepada kedua belah pihak
agar lebih
dahulu menempuh mediasi (pasal 3 ayat 1 PERMA No.2 tahun 2003);
*
Apbila mediasi tidak berhasil, maka pemeriksaan perkara di lanjutkan
dengan
membacakan surat permohonan, jawaban, jawab menjawab, pembuktian dan
kesimpulan.
Dalam tahap jawab menjawab (sebelum pembuktian) Termohon dapat
mengajukan
gugatan rekonpensi/gugatan balik (Pasal 132a HIR, 158 RBG)
b. Putusan Pengadilan Agama/Mhkamah Syar'yah atas permohonan cerai talak
sebagai berikut :
*
Permohoan di kabulkan. Apabila Termohon tidak puas dapat mengajukan
banding
melalui Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah tersebut.
*
Permohonan di tolak. Pemohon dapat mengajukan banding melalui Pengadilan
Agama/
Mahkamah Syar'iyah tersebut.
*
Permohonan tidak diterima. Pemohon dapat mengajukan permohonan baru.
4.
Apabila permohonan dapat di kabulkan dan putusan telah memperoleh
kekuatan hukum tetap,
maka :

a.
pengadilan agama/Mahkamah Syar'iyah menentukan hari sidang penyaksian
ikrar
talak.
b.
pengadilan agama/ahkamah Syar'iyah memanggil pemohon dan Termohon untuk
melaksanakan ikrar talak;
c.
Jika dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan sejak di tetap sidang
penyaksian ikrar
talak, suami atau kuasanya tidak melaksanakan ikar talak di depan
sidang, maka
gugurlah kekuatan hukum penetapan hukum tersebut dan perceraian tidak
dapat di
ajukan lagi berdasarkan alasan hukum yang sama (Pasal 70 ayat 6 UU No. 7
tahun
1989)
5.
setelah ikrar talak di ucapkan panitera berkewajiban memberikan akta
cerai sebagai surat bukti
kepada kedua belah pihak selambat-lambatnya 7 hari setelah penetapn
ikrar talak (Pasal 84 ayat
4 UU No. 7 tahun 1989)

Tidak ada komentar:

Facebook