perempuanku berusia 4 tahun, beberapa bulan ini aku merasa bersalah
karena sudah terlanjur bilang pada anakku kalau ayahnya telah
meninggal...
aku melakukan itu karena dari anakku lahir dia tidak
peduli dan bahkan tidak memberikan kebutuhan mulai dr susu dan segala
macamnya, kita sempat berantem hebat krn aku minta dia berubah dengan
alasan aku mau anakku tumbuh dikeluarga yang harmonis namun dia tetap
tak peduli dan malah bilang "kalau anakku anak setan dan kalau anakku
nanya ayahnya bilang saja sudah mati" dari situ kami pisah rumah karena
aku usir dia dari rumah, aku rasa sikap dia sudah keterlaluan gak lama
aku minta cerai, dia akan mengabulkan asal aku yang menggugat tapi dua
tahun pisah rumah dan baru satu tahun kemarin aku urus kepangadilan.
Yang aku bingungkan dari dia maupun dari keluarga X
tidak pernah menanyakan kabar anakku...sempat dia nanya tentang ayahnya
dan aku bilang " ayah meninggal waktu tugas di laut" kebetulan X ku
seorang pelayaran... .
Salah kah aku yang sudah berbohong pada anakku? apakah
dia sudah mengerti kalau aku jujur jalau ayahnya masih ada dan kita
sudah bercerai? egokah aku melakukan ini semua ? aku takut anakku tak
mau diterima karena keluarga X ku tidak pernah peduli dengannya . ( aku
tak mau anakku diambil olehnya)
oh ya...sekarang anakku tinggal dengan kakak perempuanku
di bogor karena aku kerja di jakarta setiap week end aku pulang
menengoknya.
=============================================
From: indosingleparent@yahoogroups.com
Mbak....
Salam kenal dari saya, Bunda seorang putra berumur 4,6 tahun bernama B
wah anaknya pasti cantik ya....dan saya bisa membayangkan bagaimana
rindunya mbak pada putri semata wayang itu.
soal menyatakan ayahnya meninggal menurut saya sangat tidak bijak
karena memutuskan ikatan antara anak dan ayah (setidaknya ini yang ada
dalam benak Calista saat ini).
secara agama ikatan keturunan disebut Nasab, dan nasab inilah hal yang
tidak bisa kita tutup tutupi, kita bisa rubah warna rambutnya, kita bisa
operasi plastik wajahnya, kita bisa ubah negara dan apapun, namun kita
tidak bisa mengubah darah yang mengalir dalam nadi kita, darah yang
mengalir dalam nadinya Calista sama dengan darah yang mengalir dalam
nadi ayahnya, mau tidak mau , rela atau tidak rela
apalagi sebagai seorang muslim (maaf kalau salah), ketika menikah nanti
anak perempuannya membutuhkan ayahnya sebagai walihakim, karena seorang
perawan menikah status walinya adalah wali mujbir, si ayah berhak
menolak atau menidakkan pernikahan anaknya, wali hakim hanya berhak
menikahkah si anak dengan seizin ayah kandungnya.
Itu dari sisi agama, dari sisi anak, seperti diskus saya dengan seorang
ayah ...menurutnya seorang anak berhak mengetahui siapa orang tuanya,
ayahnya, ibunya dan pangkal keturunannya, persoalan ayah tidak mau
membiayai itu adalah urusan ayahnya dengan Tuhan, namun hak anak untuk
mendapatkan haknya tetap tidak boleh dihilangkan.
Maaf ya Mbak, bukan bermaksud menakuti, bagaimana kalau suatu saat anak
mba tahu akan hal ini, lalu dia merasa dibohongi? maukah mbak berdiri
pada dua sisi dnegan putri yang selama ini menjadi tumpuan hidup? saya
sarankan untuk memikirkan itu kembali
sekedar sharing, anak saya sudah tidak pernah bertemu dengan ayahnya
sejak umur 6 bulan, saat anak saya berumur 2 blan ia sudah mulai sakit
sehingga ia blum tahu ayanya, hingga saat ini anakku tidak pernah
bertemu ayahnya....keluarga ayahnya?..wah setali tiga uang tidak pernah
sekalipun menjenguk atau menelpon cucunya. dua tahun anakku nginap
dirmah sakit dan selama itu pula ayahnya tidak pernah tahu bahkan sampai
hari ini
Bahkan ketika anakku dalam kondisi kritis dan merengang nyawa..saya
pernah datang menemui ayahnya, sujud dikakinya minta agar ia datang
menengok anaknya..namun ia tidak pernah datang, saya pernah
memohon-mohon melalui telpon agar mereka mau datang, namun jawaban
neneknya adalah dia sedang kurang enak badan.... Bayangkan jawabannya.
soal biaya dan tunjangan hidup...duh jauh mbak...
saat perawat tanya nama ayah bintang dalam urusan adm rumah sakit sangat
ingin saya menjawab ayahnya sudah mati, begitu juga saat mengurusi akte
anak saya ingin mengatakan ayahnya sudah mati....saya tidak bisa
menerima kelakukan ayahnya yang tak perduli pada anaknya, saya ingin
berteriak: dia tidak punya hak pada anaknya..karena dia tidak bayar
kewajiban
Tapi...saat saya ingin melakukan itu..saya terbayang wajah anak saya,
wajah putra saya yang selama ini selalu menjadi satu satunya alasan saya
untuk bertahan dalam badai luka ini, saya bisa marahi ayahnya, saya bisa
menerima kemarahan ayahnya juga, saya bisa menerima kebencian ayahnya
dan keluarganya tapi saya TIDAK AKAN BISA MENERIMA kemarahan anak saya.
cinta yang saya berikan padanya dalam setiap helaan nafas saya tidak
akan saya akhiri dengan kemarahannya..sungguh., .kemarahan anak saya
bagi saya jauh lebih menakutkan dari apapun di dunia ini...
suatu saat nanti, anak saya pasti akan tahu, dunia saat ini sudah
sempit, tekhnolgi sudah maju dan dia suatu saat pasti akan dipertemukan
Tuhan dengan ayahnya, lalu ..jawaban apa yang akan saya berikan saat itu
untuk sebuah kebohongan? saya bisa jelaskan kenapa kami berpisah tapi
akan sangat sulit menjelaskan kenapa berbohong....apalagi sekarang saya
selalu tanamkan pada Bintang untuk bicara jujur.
alasan kedua...suatu saat dia akan menikah..dia akan punya anak dan
menjadi seorang ayah... oke..kalau dia bernasib baik, nah bagaimana
kalau sama ?tidak mengetahui nasib dimasa depan......saya ingin ajarkan
anak saya arti tanggung jawab dan arti kehdupan dari saat ini
Ketiga, saya menghindari hal hal yang tidk diinginkan, seperti bisa saja
ayahnya bintang menikah dan punya anak perempuan, kalau anak saya tidak
tahu dan mereka saling mencintai? kita mau berbuat apa (kalau ini masih
kejauhaan ya..)
Yang jelas...jangan biarkan nasab mereka terputus, sebaiknya sampaikan
saja apa apadanya, atau seperti yang saya lakukan : TIDAK MEMBICARAKAN
TENTANG AYAHNYA, sampai saat ini anak saya tidak pernah bertanya tentang
ayahnya dan kami dirumah tidak ada bicara tentang ayahnya....sehingga
tidak ada yang perlu ditutup tutupi
Tapi kalau bintang bertanya..saya akan katakan tentang itu...(mudah
mudahan tidak dalam waktu dekat ini)
Kalaupun si anak tidak bertanya, maka..saya akan jelaskan itu padanya
dan memintanya segera mencari ayahnya yan kini hilang entah kemana, tapi
itu kalau saatnya sudah tiba
sekian dari saya..maaf ya kepanjangan (saya emang sulit nulis pendek he
he he ) dan mohon maaf kalau kurang berkenan)
salam manis
-Ummu-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar