Kamis, 19 Juni 2008

Pygmalion Effect ?




Hukum
Pygmalion - Hukum Berpikir Positif



Pygmalion adalah
seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia sungguh piawai dalam memahat
patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus.Tetapi bukan kecakapannya itu
menjadikan ia dikenal dan disenangi teman dan tetangganya.
Pygmalion dikenal
sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memandang segala sesuatu dari
sudut yang baik.


        • Apabila
          lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel. Tetapi Pygmalion berkata,
          "Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini."

        • Ketika ada
          seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion
          berbisik, "Kikir betul orang itu."

        • Tetapi
          Pygmalion berkata, "Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain
          yang lebih perlu".

        • Ketika
          anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa
          iba, "Kasihan, anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan makanan yang cukup
          di rumahnya."


Itulah pola
pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan
justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain;
sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang
lain.
Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang
sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung,
patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis
menawan, tubuhnya elok menarik.
Kawan-kawan Pygmalion berkata,
"Ah,sebagus-bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu."
Tetapi
Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul. Berkali-kali patung
itu ditatapnya dan dielusnya.
Para dewa yang ada di Gunung Olympus
memperhatikan dan menghargai sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk
memberi anugerah kepada Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia
betul. Begitulah, Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon
adalah wanita tercantik di seluruh negeri Yunani.
Nama Pygmalion dikenang
hingga kini untuk mengambarkan dampak pola berpikir yang positif. Kalau kita
berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang, seringkali hasilnya
betul-betul menjadi positif.
Misalnya,


        • Jika kita
          memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya dia betul-betul
          menjadi cerdas.

        • Jika kita
          yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali kemungkinan upaya dapat
          merupakan separuh keberhasilan.


Dampak pola
berpikir positif itu disebut dampak Pygmalion.
Pikiran kita memang
seringkali mempunyai dampak fulfilling prophecy atau ramalan tergenapi, baik
positif maupun negatif.
Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga
kita tidak mau bergaul dengan dia, maka akhirnya dia betul-betul menjadi judes.


        • Kalau kita
          mencurigai dan menganggap anak kita tidak jujur, akhirnya ia betul-betul menjadi
          tidak jujur.

        • Kalau kita
          sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu usaha, besar sekali
          kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.


Pola pikir
Pygmalion adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang baik tentang suatu
keadaan atau seseorang. Bayangkan, bagaimana besar dampaknya bila kita berpola
pikir positif seperti itu. Kita tidak akan berprasangka buruk tentang orang
lain.
Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang jelek tentang orang lain.
Kita tidak menduga-duga yang jahat tentang orang lain.
Kalau kita berpikir
buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang
buruk. Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepada kita, jelas itu adalah
perbuatan baik. Tetapi jika kita berpikir buruk,kita akan menjadi curiga,
"Barangkali ia sedang mencoba membujuk," atau kita mengomel, "Ah, hadiahnya cuma
barang murah." Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri kita
sendiri.Kita menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak bahagia.
Sebaliknya,
kalau kita berpikir positif, kita akan menikmati hadiah itu dengan rasa gembira
dan syukur, "Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk, ia ingat untuk memberi
kepada kita."
Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang kita
pakai.


        • Kalau kita
          memakai kaca mata kelabu, segala sesuatu akan tampak kelabu. Hidup menjadi
          kelabu dan suram. Tetapi kalau kita memakai kaca mata yang terang, segala
          sesuatu akan tampak cerah. Kaca mata yang berprasangka atau benci akan
          menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan dendam. Tetapi kaca mata yang damai
          akan menjadikan hidup kita damai.


Hidup akan
menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik. Berpikir baik tentang
diri sendiri. Berpikir baik tentang orang lain. Berpikir baik tentang keadaan.
Berpikir baik tentang Tuhan.
Dampak berpikir baik seperti itu akan kita
rasakan. Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadi
menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah. Seperti Pygmalion,
begitulah.
MAKE SURE YOU ARE PYGMALION and the world will be filled with
positive people only............how nice!!!

Tidak ada komentar:

Facebook