Jumat, 13 Juni 2008

FW: [Komunitas Singleparent] Bakteri di Arena Rekreasi

 



Dear all...buat yang sering mengajak anak berenang,,,,
------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --
Sumber: www.korantempo. com - Rabu, 11 Juni 2008

Bakteri di Arena Rekreasi

Air adalah media yang digemari anak-anak, baik berupa kolam renang, pantai, danau, maupun sungai. Air juga identik dengan keriangan. Kegembiraan seperti tak putus-putus ketika para bocah bersentuhan dengan air. Namun, tak semua aktivitas menyenangkan itu berakhir dengan tawa lepas. Kerap kali pula berujung pada tangis panjang sang bocah. Seperti yang dialami Tri, 7 tahun, saat berlibur di Kepulauan Seribu pada tahun lalu. Ia mengerang karena rasa perih pada kulitnya yang memerah. Di kolam renang, ia pun pernah merasakan penderitaan. Beberapa hari setelah berkecipak dalam air, ia terserang diare.
Tri pun tak ingin hal serupa terjadi saat liburan bulan ini. Derita setelah bermain air yang dirasakan anak ini dikenal dengan nama recreational water illnesses (RWI). Alan Green, MD, dari Universitas Stanford, California, menyebutkan tak seorang pun aman dari RWI saat berenang. Serangan ini biasanya berupa infeksi atau derita yang disebabkan oleh organisme yang mengotori air di kolam renang, danau, ataupun laut, yang akhirnya memicu diare, kulit memerah, gangguan pada telinga, dan kondisi lain. Di Amerika Serikat, data Pusat Pengawasan Penyakit memperlihatkan kenaikan dua kali lipat jumlah penderita RWI dibanding 10 tahun lalu.
Memang ini bukan kondisi yang membuat seseorang terjatuh dalam kondisi kesehatan buruk sekali, tapi cukup mengganggu. Ada cara sederhana untuk mencegahnya. Green menyarankan untuk tidak menelan air dan menghindari telinga dari air. "Cara ini bisa mengurangi risiko sejumlah besar gejala RWI," ujarnya.
Bakteri yang memicu infeksi di air itu, di antaranya, Pseudomonas aeruginosa, yang menyebabkan infeksi pada kanal telinga bagian luar. Bakteri ini secara medis dikenal sebagai otitis externa. Ia juga menyebabkan kemerahan pada kulit atau dermatitis. Bakteri lainnya adalah Cryptosporidium, Giardia lamblia, shigella, dan E. coli, yang memicu diare. Menurut data Pusat Pengawasan Penyakit Amerika Serikat, setiap tahun ada 10 ribu kasus RWI berupa diare dan 6,2 juta infeksi telinga.
Green memaparkan, selain kedua penyakit tersebut, ada kemungkinan masalah juga hinggap pada pernapasan atau berupa flu. "Namun, sejauh ini yang paling sering memang infeksi telinga, kulit kemerahan, dan gangguan pada pencernaan," ia menambahkan. Lazimnya, ia menyebutkan, diare terjadi jika air yang terkontaminasi tertelan atau menerobos lewat hidung ataupun mulut. Serangan biasanya tak datang secara langsung, tapi 1-2 minggu setelah aktivitas tersebut.
Umumnya, yang paling cepat menyerang adalah infeksi telinga. Karena, menurut Greene, kelebihan air pada saluran telinga bisa menyebabkan bakteri menerobos masuk ke bagian dalam. Gejalanya muncul 1-2 hari kemudian, terasa sakit di telinga dan memburuk ketika mengunyah atau kuping seperti ditarik. Kemudian diikuti perubahan warna kulit menjadi merah.
Kulit kemerahan pada perenang yang kerap ditemukan disebut juga cercarial dermatitis. Biasanya gangguan ini ditandai dengan kulit terbakar atau gatal-gatal serta ada bintik-bintik merah yang muncul beberapa menit atau hari setelah berenang. Kulit kemerahan umumnya disebabkan oleh parasit atau larva yang berada di air. Penyebabnya sering kali kehadiran bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Pencegahan bakteri di kolam renang biasanya dilakukan dengan membubuhi klorin, yang memang dapat membunuh bakteri penyebab penyakit. Biasanya, kata Green, klorin berkualitas baik bisa membunuh bakteri kurang dari satu jam. Namun, perlu waktu lebih lama untuk membunuh bakteri tertentu, seperti cryptosporidium. Jenis ini bisa bertahan berhari-hari bahkan pada kolam yang telah diberi klorin.
Lantas Greene menyarankan agar tidak berenang saat terserang diare karena aksi itu bisa menyebarkan bakteri di air dan membuat orang lain tertular. Ia juga menyarankan agar mandi sebelum berenang dan cuci tangan setelah dari kamar mandi. "Karena bakteri-bakteri di tubuh akan terbawa oleh air," ujarnya.
Untuk mencegah infeksi telinga, Crissy Perham, perenang peraih medali Olimpiade dan kini menjadi pelatih renang, menyarankan untuk menjaga telinga tetap kering, seperti menggunakan penutup telinga dan memakai topi renang yang bisa menutup hingga kuping. Ia menyebutkan, mandi sebelum dan setelah bermain di danau ataupun laut juga bisa mencegah kulit kemerahan.
Nah, yang paling berisiko terserang gejala RWI adalah anak-anak, wanita hamil, dan orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh. Karena itu, jagalah si bocah agar masa liburannya berjalan mulus. RITA | CDC.GOV | WEBMD
Beberapa Langkah
Perhatikan
  1. Apakah air kolam bersih dan jernih? Anda harus melihat dasar kolam untuk melihat kejernihannya.
  2. Pinggir kolam tidak terlalu licin ataupun kasar.
  3. Tidak ada bau. Klorin untuk kolam renang yang bagus hanya memiliki sedikit bau. Bau bahan kimia yang kuat menunjukkan adanya problem pada perawatan kolam.
  4. Perlengkapan kolam renang. Pompa kolam dan sistem filtrasi membuat kebisingan. Jadi, bila peralatan itu berfungsi, Anda bisa mendengar suaranya.

Tanyakan
  1. Apakah kadar klorin dan pH dicek sedikitnya dua kali per hari?
  2. Apakah pengecekan itu dilakukan saat kolam dihuni banyak orang?
  3. Apakah pekerja bertugas di akhir pekan, ketika kolam dipenuhi pengunjung?

Lakukan
  1. Tidak berenang bisa Anda menderita diare.
  2. Hindari menelan air kolam atau bahkan membiarkannya masuk ke mulut.
  3. Mandilah setelah berenang, jangan lupa cuci tangan sebelum keluar dari kamar mandi.
  4. Beri jeda kepada anak ketika berenang dan cek pakaian renangnya.
  5. Ganti pakaian renang di kamar mandi, jangan di sekitar kolam renang meski arena itu bersih.

Perlindungan
  1. Perhatikan gerak anak setiap saat, karena anak bisa saja tenggelam dalam sekejap tanpa diketahui.
  2. Lindungi kulit dari paparan sinar mentari dengan menggunakan krim tabir surya sedikitnya yang mengandung SPF 15 dan perlindungan terhadap UVA ataupun UVB. Gunakan lagi setelah berenang.

koran

Tidak ada komentar:

Facebook