Senin, 18 Mei 2009

Nilai Spiritual

 




Senin pagi kemarin saya melakukan perjalanan ke Athena dan sekitarnya. Naik KA cepat penuh sesak dengan turis dari berbagai negara.  Bisa jadi turis suka ke Yunani sebab negara ini sejak zaman beheula hingga masuk abad 20 tetap saja tampilan kuno dan bersahaja. Walaupun harga makanan dan minuman melambung - turis ke Yunani tetap ramai. Kemarin di teve heboh soal harga Greek salad yang dijual ke turis seharga 12 euro, padahal harga normal hanya 5 euro.  Hmm begitulah setiap tahun pasti ada kabar tentang turis yang complain.

Bekal perjalanan selalu sebuah buku untuk bacaan dalam Metro. Mau bawa bekal makanan dan minuman tidak mungkin.  Karena di semua stasiun kereta api dilarang makan dan minum, apalagi merokok. Tidak heran jika kondisi tempat umum di Yunani bersih dan tidak ada satu sampahpun terlihat. Melihat pemandangan melalui kaca kereta api cepat sudah ratusan kali dan panorama yang tampak masih belum berubah. Saya memilih buku yang kecil agar muat dimasukkan dalam tas bahu yang mungil. Entah sudah berapa kali saya baca The Power of Spritual  Intellligence; Tony Buzan.

Yang menarik dalam buku tersebut adalah bagian yang menulis tentang value atau nilai. Ingatan saya kembali ke dua puluh  tiga tahun silam ketika diberi mata kuliah pengantar sosiologi – termasuk topik bahasan tentang nilai.

Jika berbicara tentang nilai spiritual tentu saja yang muncul adalah kejujuran, kebenaran, keberanian, kesederhanaan, kasih sayang, kerjasama, kebebasan, damai, cinta, pengertian,  sedekah, tanggungjawab, toleransi, integritas, kemurnian, kesatuan, bersyukur, humor, persisten, sabar, adil, kesetaraan dan harmoni.

Nilai sebagai standar moral dan perilaku individu dimana pun dia berada.  Individu sebagai manusia yang terbentuk dari susunan 200 tulang-belulang. Yang punya jantung berdetak memompa darah sebanyak 36 juta kali setiap tahunnya selama dia hidup.  Mahluk  unik yang memiliki milyun sel otak yang setara dengan 167 kali dari jumlah populasi bumi.

Dengan keunikannya tersebut manusia punya kemampuan yang tak terbatas untuk mengeksplorasi bumi. Bumi sebagai planet yang juga paling unik dan indah. Bumi dianggap sebagian besar otak manusia sebagai surga. Hingga muncullah individu yang atheis dan jauh dari konsep spiritual.  Spiritus berasal dari bahasa Latin yang artinya nafas.  Bisa dihubungkan juga dengan spirtus jenis alkohol untuk menyalakan lampu petromak (he he he).

Sepuluh tahun lalu saat saya masih bekerja di Jakarta terlibat percakapan dengan seorang pejabat di kantor imigrasi Jakarta Selatan.  Ngalor-ngidul mempersoalkan masalah izin tinggal anak asing yang menetap di Jakarta, percakapan kami sampai pada masalah universal.

Pejabat tersebut sempat membuat saya kaget dengan pernyataannya “Saya sering berpikir, bahwa sebenarnya yang dimaksud surga itu adalah dunia ini. Ya di dunia inilah sebenarnya surga.  Coba anda pikirkan di dunia tersedia berbagai macam jenis makanan lezat, minuman lezat dan keindahan serta kenyamanan. Tidak ada planet lain yang punya isi seperti bumi. Jika disebut ada surga di akhirat nanti, maka saya tidak bisa membayangkannya. dst….”

Saya tidak menjawab pernyataan, saya tidak mendebatnya dan tidak memberi komentar apapun. Saya cukup sebagai pendengar saja.  Hingga saya memutuskan untuk tidak meneruskan mengurus izin tinggal anak saya.  Saya hanya berpikir bahwa begitu mudahnya Allah SWT membuat seseorang disesatkan dan mudah juga bagi-Nya memberi petunjuk bagi yang dikehendaki-Nya.

Kembali berbicara masalah nilai yang berhubungan dengan moral. Astronot wanita pertama yang menjelajah angkasa asal Rusia; DR Valentina Tereshkova yang melakukan 48 kali orbit keliling bumi pada 16 Juni 1963. Sepulangnya dari jelajah angkasa dia berkata “Masalah besar manusia adalah polusi, lingkungan, melindungi bumi dari kerusakan.  Juga kesehatan spiritual anak-anak kita. Bagaimana orangtua membimbing anak agar punya moral iba dan rasa belas kasih.”

Bersambung..  



Hartati Nurwijaya in Megara - Greece


http://resep-mediterania.blogspot.com/


__._,_.___
 
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Facebook