Jumat, 08 Mei 2009

NILAI SEIKAT KEMBANG

 



 


Bukankah hidup pada hakikatnya terus mengalir?
sembari mengalir, bolehlah kita berharap, semakin cerdas,
 mengukur diri, semakin piawai mengatasi masalah,
semakin rendah hati dalam bersikap, namun semakin besar dalam jiwa.

seperti kata John Lennon : hidup itu justru yang terjadi pada
kita disaat kita sedang menyusun rencana lain.

Nilai Seikat Kembang

Seorang pria turun dari sebuah mobil mewah yang diparkir di depan kuburan
umum.

Pria itu berjalan menuju pos penjaga kuburan. Setelah memberi salam, pria
yang ternyata adalah sopir itu berkata,

"Pak, maukah Anda menemui wanita yang ada di mobil itu? Tolonglah Pak,
karena para dokter mengatakan sebentar lagi beliau akan meninggal!"

Penjaga kuburan itu menganggukan kepalanya tanda setuju dan ia segera
berjalan di belakang sopir itu.

Seorang wanita lemah dan berwajah sedih membuka pintu mobilnya dan berusaha
tersenyum kepada penjaga kuburan itu sambil berkata,

" Saya Ny . Steven. Saya yang selama ini mengirim uang setiap dua minggu
sekali kepada Anda. Saya mengirim uang itu agar Anda dapat membeli seikat
kembang dan menaruhnya di atas makam anak saya. Saya datang untuk berterima

kasih atas kesediaan dan kebaikan hati Anda. Saya ingin memanfaatkan sisa hidup

saya untuk berterima kasih kepada orang-orang yang telah menolong saya."

"O, jadi Nyonya yang selalu mengirim uang itu? Nyonya, sebelumnya saya
minta maaf kepada Anda. Memang uang yang Nyonya kirimkan itu selalu saya belikan
kembang, tetapi saya tidak pernah menaruh kembang itu di pusara anak Anda."
jawab pria itu.

"Apa, maaf?" tanya wanita itu dengan gusar.

"Ya, Nyonya. Saya tidak menaruh kembang itu di sana karena menurut saya,
orang mati tidak akan pernah melihat keindahan seikat kembang.

Karena itu setiap kembang yang saya beli, saya berikan kepada mereka yang
ada di rumah sakit, orang miskin yang saya jumpai, atau mereka yang sedang
bersedih.

Orang-orang yang demikian masih hidup, sehingga mereka dapat menikmati
keindahan dan keharuman kembang-kembang itu, Nyonya," jawab pria itu.

Wanita itu terdiam, kemudian ia mengisyaratkan agar sopirnya segera pergi.

Tiga bulan kemudian, seorang wanita cantik turun dari mobilnya dan berjalan
dengan anggun ke arah pos penjaga kuburan.

"Selamat pagi. Apakah Anda masih ingat saya? Saya Ny . Steven. Saya datang
untuk berterima kasih atas nasihat yang Anda berikan beberapa bulan yang
lalu.

Anda benar bahwa memperhatikan dan membahagiakan mereka yang masih hidup
jauh lebih berguna daripada meratapi mereka yang sudah meninggal..

Ketika saya secara langsung mengantarkan kembang-kembang itu ke rumah sakit
atau panti jompo, kembang-kembang itu tidak hanya membuat mereka bahagia,
tetapi saya juga turut bahagia.

Sampai saat ini para dokter tidak tahu mengapa saya bisa sembuh, tetapi saya
benar-benar yakin bahwa sukacita dan pengharapan adalah obat yang memulihkan
saya!"

Jangan pernah mengasihani diri sendiri, karena mengasihani diri sendiri akan
membuat kita terperangkap di kubangan kesedihan. Ada prinsip yang mungkin
kita tahu, tetapi sering kita lupakan, yaitu dengan menolong orang lain
sesungguhnya kita menolong diri sendiri.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Facebook