"Pernikahan adalah IBADAH & BERPIKIR"
Beberapa hari terakhir ini, issue pernikahan banyak berseliweran
di
sekitarku.
Mulai dari topik program parenting class dan pengajian yg aku
hadiri,
sampe issue para selebiritis yg rajin nongol di layar kaca (yg
sebenarnya
juga aku nggak kenal).
Emang siiih biar nggak kenal juga ama para selebritis itu, cuma
kok aku jadi
ikutan miris ajah...
nggak pengen ikutan nge-gossipin (malas lagi, nggak pahala,
gibah pula...)
tapi concern ajah ama peristiwa2 yg masing2 mereka hadapi itu...
Tapi biarlah itu jadi masalah mereka Para Selebritis.
(dalam hati aku bersyukur tidak jadi selebritis
hihi..Subhanallah,
ALLAH SWT memang sangat MAHA TAHU apa yg terbaik bagi umatNYA...
aku bersyukur untuk nikmat yg KAU berikan....)
Aku cuma pengen jadi "SMART MOSLEM" yang aku dengar dari sharing
seorang
"sahabat"...
Seorang pria yg memiliki seorang istri penderita lupus...
dimana mereka berdua sangat solid dan saling setia menjalani
ujian hidup
dari Sang Khalik...
namun dari pengalaman hidup mereka berdua sungguh inspiring
banget!
Sang suami berkata, "Jadilah kita SMART MOSLEM, maksudnya kita
bisa belajar
dari pengalaman hidup (bisa masalah, ujian maupun kebahagiaan yg
dialami org
lain)
ambillah HIKMAHnya... sehingga kita tak perlu menjalaninya
(sampai babak
belur mungkin),
namun kita bisa belajar banyak dari kejadian yg menimpanya.. .
sehingga kita bisa lebih mendekatkan diri pada Illahi..."
Dari cerminan Rumah Tangga mereka berdua, aku bisa banyak
mengambil
pelajaran...
Subhanallah buat sang suami...walaupun sang istri tercinta sakit
lupus yg
sudah menahun...
namun suami dengan sabar dan setia menemani istri menjalani
hari-hari di
dunia ini.
Sang istri, walaupun sakit...dia tidak pernah mengeluh, meratap,
menyesali
hidupnya!
Dia sangat menikmati hari-harinya. ...tak berhenti bersyukur
pada Illahi,
dan ternyata istrinya pun banyak memberikan energi positif dan
pencerahan
buat suaminya!
Buat mereka berdua PERNIKAHAN mereka dijalaninya sebagai
"Ibadah"
Sehingga apa yg terjadi dalam perjalan perkawinan dan rumah
tangga mereka..
semua mereka syukuri, mereka jalani, mereka tafakur, karena
mereka yakin...
Ini semua jalan yg telah Allah pilihkan untuk mereka berdua...
sebagai ladang ibadah dan ladang pahala bersama...
walaupun mrk tdk dikaruniai satu keturunan pun..
tak pernah mereka menyesali, karena mereka yakin (bgt) kalau ini
semua yg
TERBAIK dariNYA!!
Subhanallah. ..terima kasih ya Allah,
Engkau telah memberikan salah satu teladan di muka bumi ini,
supaya aku bisa menjadi SMART MOSLEM (semoga Insya Allah),
mengambil segala hikmah dari pengalaman hidup mrk berdua...
supaya aku bisa berPIKIR dan berTAFAKUR.. ..Ya Allah, jadikanlah
pernikahan
kami
sebagai ladang ibadah dan pahala bagi aku dan suamiku...
kurenungi lagi arti sebuah ayat dalam Al Qur'an...
(pasti pada tau banget dengan satu ayat ini, karena sdh sering
banget jadi
JARGON
di amplop ataupun undangan Pernikahan yg datang pada kita
semua...inget
kan..? AR RUM AYAT 21!!)
Pasti tau banget...cuma masalahnya, waktu kita mau nikah, apakah
benar2
kita mendalami plus memahami arti2 yang sangat "dalam"
dari setiap kata yang terangkai dalam ayat tersebut???! !!
Jawablah dengan jujur...please. ..kalo aku mau jujur....mmmm,
aku jwb dalam
hati saja yah..:)
Salah satu bentuk ibadah yg dapat dilakukan oleh kita manusia
adalah
melangsungkan PERNIKAHAN.
Dalam AR RUM AYAT 21 ternyata Pernikahan itu adalah salah satu
di antara
tanda2 kebesaran ALLAH.
Allah telah menjadikan manusia untuk berpasang-pasangan
(pastinya pria n
wanita) dalam suatu pernikahan, untuk dapat sebagai
wadah/sarana/ fasilitas/ sarana kita mendapatkan rasa TENTERAM,
adanya rasa
kasih dan sayang, sehingga dengan demikian itu benar2 terdapat
tanda2
kebesaran Allah bagi kita untuk berPIKIR.
Ternyata dari materi Parenting Class kemarin, aku mendapat
jawaban
dari paparan tausiyah pengajian Pak Dudi Muttaqien minggu lalu
tentang
"Hakekat Pernikahan dalam Islam".
Waktu itu, aku cuma mesem2 ajah...waktu dia bilang "Dalam
Pernikahan itu
adalah BERPIKIR"
"Ibu2, jangan cuma masalah cinta, perasaan aja yg dibesar2kan.
..!!"
Sempat beberapa ibu protes, masa nikah dipake buat berpikir
hihi....
Menikah yah..pake cinta dooong...pake kasih sayang
pastinya...pake perasaan,
pake perhatian dll.
tapi kalo dipake berpikir...? ??!! Mmmmm ntar dulu deeh Pak
Dudi!!
Kata Pak Dudi, kalo lagi approach atau Ta'aruf, bolehlah
melibatkan cinta n
perasaan...segede gunung!
Sebagai langkah awal, pake cinta n perasaan, untuk menarik
perhatian calon
pasangan kita...
Namun setelah kita ijab kabul di hadapan penghulu, maka
Pernikahan itu
dipake buat BERPIKIR!!!
(sayang waktu terbatas, Pak Dudi belum sempat memaparkan lebih
jauh ttg
BERPIKIR ini..)
Pada saat itu, cuma aku nanya aja dalam hati, Ya Allah, apa yah
maksudnya
"berpikir".. .
Menikah kok disuruh berpikir.... iya juga sih berpikir...tapi
gimana status
cinta n kasih sayangnya (ciee...)
Masa udah nikah, aku nggak bisa pake cinta, kasih n sayang,
nuntut
perhatian, dan serba serbi laennya.
(sambil berharap, semoga aku dapat hikmah dari paparannya Pak
Dudi
ini...hikmah apa yah..??!)
Selang 1 minggu kemudian, waktu Parenting bahas materi "Hakekat
Pernikahan"
sempat menyinggung intisari Surat AR RUM AYAT 21 itu...
bener juga di akhir ayatnya berbunyi..". ....
Sungguh, hal itu menunjukkan adanyan tanda-tanda kebesaran Allah
bagi
kaum(orang) yang BERPIKIR".
Okeeeh....jadi memang, kalo kita sudah masuk ke dalam suatu
lembaga
"pernikahan"
kita sudah siap untuk diajak MIKIR!! pikirkan semuanya...semua
aspek, semua
tindakan,
semua konsekuensi, semua tuntutan, semua, semua dan semua....
Jangan cuma mikir pendek ajah...tapi nggak sempat mikirin
dampaknya...
misalnya, suami pulang malam (bgt), lupa nelpon n sms, pas
pulang tampang
cape n bete..huh...
Truss istri di rumah (cuma pake PERASAAN dia yg SUPER BETE,
karena nggak mau
MIKIR),
maen hantem ajah....
"Addduuuh, kamu kemana aja sih??!! (dengan nada tinggi
melengking lagi!)
pulang kok malam amat?
Aku udah cape nungguin, nggak nelpon ngabarin eh pulang udah
loyo gitu
lagi....!!! Cape deeh..."
Kebayang dooong respon suaminya??? Pasti dia juga BETE setengah
mati...
(dgn back sound "Kok Gitu Sich" nya Dewiq n Indra Bekti)
"Yah please deh istriku, aku cape, abis miting marathon,
nggak sempat nelpon kamu...jangan marah2 gitu napa sich...??"
Coba ajah kalo istrinya MIKIR dulu..jangan cuma mengedepankan
EGOnya dia
semata (yg BETE)
sebel tunggu suami yg tiada kabar...
Coba juga sang suami MIKIRin bininya nungguin di rumah, jangan
cuma
prioritas
masalah PERFORMANCE dia saat di miting tadi....
Please TAFAKUR untuk keduanya...Berpikir lah....kembalika n lagi
ke niat
awal...
Waktu ijab kabul mo nikah, niatnya apa....mau Ibadah kan??!!
Bila benar semua itu dilakukan karena Ibadah, niat Lillahi
ta'alaa...insya
Allah,
semoga Allah akan melapangkan niat kita...
Yah semoga sharing ini, bisa menyentil hati kita semua...
Untuk selalu bersyukur atas karunia dan nikmat yg telah Allah
limpahkan pd
kita semua...
Melalui suatu pernikahan yg telah kita jalani...
Mensyukuri pasangan kita dengan segala"kelebihan dan
kekurangan"nya. ..
Kata Pak Dudi juga..."Nikmati setiap proses dalam berumah tangga
sebagai
suatu proses
untuk mendapatkan kecocokkan.. ..namanya juga 2 pribadi dgn
karakter yang
berbeda...
kalopun ternyata ada yang tidak cocok pada akhirnya, yah...
kita harus bisa menerima sebagai suatu
"proses pembelajaran untuk menerima" dan kita termotivasi untuk
cari jalan
alternatif lain,
gimana nih apa bisa menemukan bentuk kecocokan lainnya...?"
Hmmm bener juga..."PROSES" itulah yg kadang kita suka
menyepelekan hikmah
yang ada dalam suatu PROSES, kita lebih sering fokus ke "HASIL
AKHIR" ato
"TARGET" nya semata.
Padahal kalo kita menikmati dan mempelajari apa yg ada di dalam
"PROSES"
itu,
maka bila sampai di ujungnya atau hasil akhirnya, kita akan
menemukan
sensasi yg lain,
bisa bnyk dpt pelajaran penting yg bermanfaat pastinya. Karena
apa yg
terjadi
adalah dengan kehendak Allah dan itu adalah hal sebaik-baiknya
yg terjadi,
maka pastinya ada HIKMAH di balik itu semua...
pinter2nya kita nih mengambil hikmah yg ada, mau cepat
menyadarinya atau
mau ntar ajah atau nggak mau dapat sama sekali? Terserah pada
kita...
Mohon maaf bila ada yg tersinggung, ada kekurangan, ada
kekhilafan dalam
penulisan ini...
Ini hanya sekedar ungkapan perasaan dan buah pikiran...serta
proses
pembelajaran. ..
Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua...
Regina
27 November 2008
[Non-text portions of this message have been removed]