Minggu, 19 April 2009

Jangan "ngambek" berkepanjangan terhadap org yg kamu kasihi

Jangan "ngambek" berkepanjangan
terhadap org yg kamu kasihi

Bagi yg sudah pernah baca,luangkan waktu untuk baca sekali lagi.

Ini adalah cerita sebenarnya ( diceritakan oleh Lu Di dan di edit oleh Lian
Shu
Xiang )

Sebuah salah pengertian yg mengakibatkan kehancuran sebuah rumah
tangga.Tatkala
nilai akhir sebuah kehidupan sudah terbuka,tetapi segalanya sudah terlambat.
Membawa nenek utk tinggal bersama menghabiskan masa tuanya bersama
kami,malah telah menghianati ikrar cinta yg telah kami buat selama
ini,setelah
2 tahun menikah,saya dan suami setuju menjemput nenek di kampung utk tinggal
bersama ..

Sejak kecil suami saya telah kehilangan ayahnya,dia adalah satu-satunya
harapan
nenek,nenek pula yg membesarkannya dan menyekolahkan dia hingga tamat
kuliah.

Saya terus mengangguk tanda setuju,kami segera menyiapkan sebuah kamar yg
menghadap taman untuk nenek,agar dia dapat berjemur,menanam bunga dan
sebagainya.Suami berdiri didepan kamar yg sangat kaya dgn sinar
matahari,tidak
sepatah katapun yg terucap tiba-tiba saja dia mengangkat saya dan
memutar-mutar
saya seperti adegan dalam film India
dan berkata :"Mari,kita jemput nenek di kampung".

Suami berbadan tinggi besar,aku suka sekali menyandarkan kepalaku ke dadanya
yg
bidang,ada suatu perasaan nyaman dan aman disana.Aku seperti sebuah boneka
kecil yg kapan saja bisa diangkat dan dimasukan kedalam kantongnya.Kalau
terjadi selisih paham diantara kami,dia suka tiba-tiba mengangkatku
tinggi-tinggi diatas kepalanya dan diputar-putar sampai aku berteriak
ketakutan
baru diturunkan.Aku sungguh menikmati saat-saat seperti itu.

Kebiasaan nenek di kampung tidak berubah.Aku suka sekali menghias rumah
dengan bunga segar,sampai akhirnya nenek tidak tahan lagi dan berkata kepada
suami:"Istri
kamu hidup foya-foya ,buat apa beli bunga?
Kan bunga tidak bisa dimakan?" Aku
menjelaskannya kepada nenek:"Ibu,rumah dengan bunga segar membuat rumah
terasa lebih nyaman dan suasana hati lebih gembira."Nenek berlalu sambil
mendumel,suamiku berkata sambil tertawa:"Ibu, ini kebiasaan orang
kota ,lambat laun ibu akan
terbiasa juga."

Nenek tidak protes lagi,tetapi setiap kali melihatku pulang sambil membawa
bunga,dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya berapa harga bunga
itu,setiap
mendengar jawabanku dia selalu mencibir sambil menggeleng-gelengka n
kepala.Setiap membawa pulang barang belanjaan,dia selalu tanya itu berapa
harganya ,ini berapa.Setiap aku jawab,dia selalu berdecak dengan suara
keras.Suamiku memencet hidungku sambil berkata:"Putriku, kan kamu bisa
berbohong.Jangan katakan harga yang sebenarnya." Lambat laun,keharmonisan
dalam rumah tanggaku mulai terusik.

Nenek sangat tidak bisa menerima melihat suamiku bangun pagi menyiapkan
sarapan
pagi untuk dia sendiri,di mata nenek seorang anak laki-laki masuk ke dapur
adalah hal yang sangat memalukan.Di meja makan,wajah nenek selalu cemberut
dan
aku sengaja seperti tidak mengetahuinya. Nenek selalu membuat bunyi-bunyian
dengan alat makan seperti sumpit dan sendok,itulah cara dia protes.

Aku adalah instrukstur tari,seharian terus menari membuat badanku sangat
letih,aku tidak ingin membuang waktu istirahatku dengan bangun pagi apalagi
disaat musim dingin.Nenek kadang juga suka membantuku di dapur,tetapi makin
dibantu aku menjadi semakin repot,misalnya; dia suka menyimpan semua
kantong-kantong bekas belanjaan,dikumpulk an bisa untuk dijual
katanya.Jadilah
rumahku seperti tempat pemulungan kantong plastik,dimana- mana terlihat
kantong
plastik besar tempat semua kumpulan kantong plastik.

Kebiasaan nenek mencuci piring bekas makan tidak menggunakan cairan
pencuci,agar supaya dia tidak tersinggung, aku selalu mencucinya sekali lagi
pada saat dia sudah tidur.Suatu hari,nenek mendapati aku sedang mencuci
piring
malam harinya,dia segera masukke kamar sambil membanting pintu dan
menangis.Suamiku jadi serba salah,malam itu kami tidur seperti orang
bisu,aku
coba bermanja-manja dengan dia,tetapi dia tidak perduli.Aku menjadi kecewa
dan
marah."Apa salahku?" Dia melotot sambil berkata:"Kenapa tidak
kamu biarkan saja? Apakah memakan dengan pring itu bisa membuatmu mati?"

Aku dan nenek tidak bertegur sapa untuk waktu yg culup lama,suasana mejadi
kaku.Suamiku menjadi sangat kikuk,tidak tahu harus berpihak pada siapa?Nenek
tidak lagi membiarkan suamiku masuk ke dapur,setiap pagi dia selalu bangun
lebih pagi dan menyiapkan sarapan untuknya,suatu kebahagiaan terpancar di
wajahnya jika melihat suamiku makan dengan lahap,dengan sinar mata yang
seakan
mencemohku sewaktu melihat padaku,seakan berkata dimana tanggung jawabmu
sebagai
seorang istri?

Demi menjaga suasana pagi hari tidak terganggu,aku selalu membeli makanan
diluar pada saat berangkat kerja.Saat tidur,suami berkata:"Lu di,apakah
kamu merasa masakan ibu tidak enak dan tidak bersih sehingga kamu tidak
pernah
makan di rumah?" sambil memunggungiku dia berkata tanpa menghiraukan air
mata yg mengalir di kedua belah pipiku.Dan dia akhirnya berkata:"Anggaplah
ini sebuah permintaanku, makanlah bersama kami setiap pagi."Aku
mengiyakannya dan kembali ke meja makan yg serba canggung itu.

Pagi itu nenek memasak bubur,kami sedang makan dan tiba-tiba ada suatu
perasaan
yg sangat mual menimpaku,seakan- akan isi perut mau keluar semua.Aku
menahannya
sambil berlari ke kamar mandi,sampai disana aku segera mengeluarkan semua
isi
perut.Setelah agak reda,aku melihat suamiku berdiri didepan pintu kamar
mandi
dan memandangku dengan sinar mata yg tajam,diluar sana terdengar suara
tangisan
nenek dan berkata-kata dengan bahasa daerahnya.Aku terdiam dan terbengong
tanpa
bisa berkata-kata. Sungguh bukan sengaja aku berbuat demikian!.

Pertama kali dalam perkawinanku, aku bertengkar hebat dengan suamiku,nenek
melihat kami dengan mata merah dan berjalan menjauh……suamiku segera
mengejarnya keluar rumah.

Menyambut anggota baru tetapi dibayar dengan
nyawa nenek..
Selama 3 hari suamiku tidak pulang ke rumah dan tidak juga
meneleponku. Aku sangat kecewa,semenjak kedatangan nenek di rumah ini,aku
sudah banyak mengalah,mau bagaimana lagi?Entah kenapa aku selalu merasa mual
dan kehilangan nafsu makan ditambah lagi dengan keadaan rumahku yang
kacau,sungguh sangat menyebalkan. Akhirnya teman sekerjaku berkata:"Lu
Di,sebaiknya kamu periksa ke dokter."Hasil pemeriksaan menyatakan aku
sedang hamil.Aku baru sadar mengapa aku mual-mual pagi itu.Sebuah berita
gembira yg terselip juga kesedihan.Mengapa suami dan nenek sebagai orang yg
berpengalaman tidak berpikir sampai sejauh itu?

Di pintu masuk rumah sakit aku melihat suamiku,3 hari tidak bertemu dia
berubah
drastis,muka kusut kurang tidur,aku ingin segera berlalu tetapi rasa iba
membuatku tertegun dan memanggilnya. Dia melihat ke arahku tetapi seakan
akan
tidak mengenaliku lagi,pandangan matanya penuh dengan kebencian dan itu
melukaiku.Aku berkata pada diriku sendiri,jangan lagi melihatnya dan segera
memanggil taksi.Padahal aku ingin memberitahunya bahwa kami akan segera
memiliki seorang anak.Dan berharap aku akan diangkatnya tinggi-tinggi dan
diputar-putar sampai aku minta ampun tetapi..... mimpiku tidak menjadi
kenyataan.Didalam taksi air mataku mengalir dengan deras.Mengapa kesalah
pahaman ini berakibat sangat buruk?

Sampai di rumah aku berbaring di ranjang memikirkan peristiwa
tadi,memikirkan
sinar matanya yg penuh dengan kebencian,aku menangis dengan sedihnya.Tengah
malam,aku mendengar suara orang membuka laci,aku menyalakan lampu dan
melihat
dia dgn wajah berlinang air mata sedang mengambil uang dan buku tabungannya.
Aku
nenatapnya dengan dingin tanpa berkata-kata. Dia seperti tidak melihatku
saja
dan segera berlalu.Sepertinya dia sudah memutuskan utk meninggalkan
aku.Sungguh
lelaki yg sangat picik,dalam saat begini dia masih bisa membedakan antara
cinta
dengan uang.Aku tersenyum sambil menitikan air mata.

Aku tidak masuk kerja keesokan harinya,aku ingin secepatnya membereskan
masalah
ini,aku akan membicarakan semua masalah ini dan pergi mencarinya di
kantornya.Di kantornya aku bertemu dengan seketarisnya yg melihatku dengan
wajah bingung."Ibunya pak direktur baru saja mengalami kecelakaan lalu
lintas dan sedang berada di rumah sakit.Mulutku terbuka lebar.Aku segera
menuju
rumah sakit dan saat menemukannya, nenek sudah meninggal.Suamiku tidak
pernah
menatapku,wajahnya kaku.Aku memandang jasad nenek yg terbujur kaku.Sambil
menangis aku menjerit dalam hati:"Tuhan, mengapa ini bisa terjadi?"

Sampai selesai upacara pemakaman,suamiku tidak pernah bertegur sapa
denganku,jika memandangku selalu dengan pandangan penuh dengan
kebencian.Peristiwa kecelakaan itu aku juga tahu dari orang lain,pagi itu
nenek
berjalan ke arah terminal,rupanya dia mau kembali ke kampung.Suamiku
mengejar
sambil berlari,nenek juga berlari makin cepat sampai tidak melihat sebuah
bus
yg datang ke arahnya dengan kencang.Aku baru mengerti mengapa pandangan
suamiku
penuh dengan kebencian.Jika aku tidak muntah pagi itu,jika kami tidak
bertengkar, jika........ ....dimatanya, akulah penyebab kematian nenek.

Suamiku pindah ke kamar nenek,setiap malam pulang kerja dengan badan penuh
dengan bau asap rokok dan alkohol.Aku merasa bersalah tetapi juga merasa
harga
diriku terinjak-injak. Aku ingin menjelaskan bahwa semua ini bukan salahku
dan
juga memberitahunya bahwa kami akan segera mempunyai anak.Tetapi melihat
sinar matanya,aku tidak pernah menjelaskan masalah ini.Aku rela dipukul atau
dimaki-maki olehnya walaupun ini bukan salahku.Waktu berlalu dengan sangat
lambat.Kami
hidup serumah tetapi seperti tidak mengenal satu sama lain.Dia pulang makin
larut malam.Suasana tegang didalam rumah.

Suatu hari,aku berjalan melewati sebuah café,melalui keremangan lampu dan
kisi-kisi jendela, aku melihat suamiku dengan seorang wanita didalam.Dia
sedang
menyibak rambut sang gadis dengan mesra.Aku tertegun dan mengerti apa yg
telah
terjadi.Aku masuk kedalam dan berdiri di depan mereka sambil menatap tajam
kearahnya.Aku tidak menangis juga tidak berkata apapun karena aku juga tidak
tahu harus berkata apa.Sang gadis melihatku dan ke arah suamiku dan segera
hendak berlalu.Tetapi dicegah oleh suamiku dan menatap kembali ke arahku
dengan
sinar mata yg tidak kalah tajam dariku.Suara detak jangtungku terasa sangat
keras,setiap detak suara seperti suara menuju kematian.Akhirnya aku mengalah
dan berlalu dari hadapan mereka,jika tidak.. mungkin aku akan jatuh bersama
bayiku dihadapan mereka.

Malam itu dia tidak pulang ke rumah.Seakan menjelaskan padaku apa yang telah
terjadi.Sepeninggal nenek,rajutan cinta kasih kami juga sepertinya telah
berakhir.Dia tidak kembali lagi ke rumah,kadang sewaktu pulang ke rumah,aku
mendapati lemari seperti bekas dibongkar.Aku tahu dia kembali mengambil
barang-barang keperluannya. Aku tidak ingin menelepon dia walaupun kadang
terbersit suatu keinginan untuk menjelaskan semua ini.Tetapi itu tidak
terjadi..... ....,semua berlalu begitu saja.

Aku mulai hidup seorang diri,pergi check kandungan seorang diri.Setiap kali
melihat sepasang suami istri sedang check kandungan bersama,hati ini serasa
hancur.Teman- teman menyarankan agar aku membuang saja bayi ini,tetapi aku
seperti orang yg sedang histeris mempertahankan miliknya.Hitung- hitung
sebagai
pembuktian kepada nenek bahwa aku tidak bersalah.

Suatu hari pulang kerja,aku melihat dia duduk didepan ruang tamu.Ruangan
penuh
dengan asap rokok dan ada selembar kertas diatas meja,tidak perlu tanya aku
juga tahu surat apa itu.2 bulan hidup sendiri,aku sudah bisa mengontrol
emosi.Sambil membuka mantel dan topi aku berkata kepadanya:"Tunggu
sebentar,aku akan segera menanda tanganinya". Dia melihatku dengan
pandangan awut-awutan demikian juga aku.Aku berkata pada diri sendiri,jangan
menangis,jangan menangis.Mata ini terasa sakit sekali tetapi aku terus
bertahan
agar air mata ini tidak keluar.Selesai membuka mantel,aku berjalan ke
arahnya
dan ternyata dia memperhatikan perutku yg agak membuncit..Sambil duduk di
kursi,aku menanda tangani surat itu dan menyodorkan kepadanya."Lu di,kamu
hamil?" Semenjak nenek meninggal,itulah pertama kali dia berbicara
kepadaku.Aku tidak bisa lagi membendung air mataku yg menglir keluar dengan
derasnya.Aku menjawab:"Iya, tetapi tidak apa-apa.Kamu sudah boleh
pergi".Dia tidak pergi,dalam keremangan ruangan kami saling
berpandangan. Perlahan- lahan dia membungkukan badanya ke tanganku,air
matanya
terasa menembus lengan bajuku.Tetapi di lubuk hatiku,semua sudah
berlalu,banyak
hal yg sudah
pergi dan tidak bisa diambil kembali.

Entah sudah berapa kali aku mendengar dia mengucapkan kata:"Maafkan
aku,maafkan aku".Aku pernah berpikir untuk memaafkannya tetapi tidak
bisa.Tatapan matanya di cafe itu tidak akan pernah aku lupakan.Cinta
diantara
kami telah ada sebuah luka yg menganga.Semua ini adalah sebuah akibat
kesengajaan darinya.

Berharap dinding es itu akan mencair,tetapi yang telah berlalu tidak akan
pernah kembali.Hanya sewaktu memikirkan bayiku,aku bisa bertahan untuk terus
hidup.Terhadapnya, hatiku dingin bagaikan es,tidak pernah menyentuh semua
makanan pembelian dia,tidak menerima semua hadiah pemberiannya tidak juga
berbicara lagi dengannya.Sejak menanda tangani surat itu,semua cintaku
padanya
sudah berlalu,harapanku telah lenyap tidak berbekas.

Kadang dia mencoba masuk ke kamar untuk tidur bersamaku,aku segera berlalu
ke
ruang tamu,dia terpaksa kembali ke kamar nenek.Malam hari,terdengar suara
orang
mengerang dari kamar nenek tetapi aku tidak perduli.Itu adalah permainan dia
dari dulu.Jika aku tidak perduli padanya,dia akan berpura-pura sakit sampai
aku
menghampirinya dan bertanya apa yang sakit..Dia lalu akan memelukku sambil
tertawa terbahak-bahak. Dia lupa........ ,itu adalah dulu,saat cintaku masih
membara,sekarang apa lagi yg aku miliki?

Begitu seterusnya,setiap malam aku mendengar suara orang mengerang sampai
anakku lahir.Hampir setiap hari dia selalu membeli barang-barang
perlengkapan
bayi,perlengkapan anak-anak dan buku-buku bacaan untuk anak-anak.Setumpuk
demi
setumpuk sampai kamarnya penuh sesak dengan barang-barang. Aku tahu dia
mencoba
menarik simpatiku tetapi aku tidak bergeming.Terpaksa dia mengurung diri
dalam
kamar,malam hari dari kamarnya selalu terdengar suara pencetan keyboard
komputer.Mungkin dia lagi tergila-gila chatting dan berpacaran di dunia maya
pikirku.Bagiku itu bukan lagi suatu masalah.

Suatu malam di musim semi,perutku tiba-tiba terasa sangat sakit dan aku
berteriak dengan suara yg keras.Dia segera berlari masuk ke kamar,sepertinya
dia tidak pernah tidur.Saat inilah yg ditunggu-tunggu olehnya.Aku
digendongnya
dan berlari mencari taksi ke rumah sakit.Sepanjang jalan,dia mengenggam
dengan
erat tanganku,menghapus keringat dingin yg mengalir di dahiku.Sampai di
rumah
sakit,aku segera digendongnya menuju ruang bersalin.Di punggungnya yg kurus
kering,aku terbaring dengan hangat dalam dekapannya.Sepanjan g hidupku,siapa
lagi yg mencintaiku sedemikian rupa jika bukan dia?

Sampai dipintu ruang bersalin,dia memandangku dengan tatapan penuh kasih
sayang
saat aku didorong menuju persalinan,sambil menahan sakit aku masih sempat
tersenyum padanya.Keluar dari ruang bersalin,dia memandang aku dan anakku
dengan wajah penuh dengan air mata sambil tersenyum bahagia.Aku memegang
tanganya,dia membalas memandangku dengan bahagia,tersenyum dan menangis lalu
terjerambab ke lantai.Aku berteriak histeris memanggil namanya.

Setelah sadar,dia tersenyum tetapi tidak bisa membuka
matanya………aku pernah berpikir tidak akan lagi meneteskan
sebutir air matapun untuknya,tetapi kenyataannya tidak demikian,aku tidak
pernah merasakan sesakit saat ini.Kata dokter,kanker hatinya sudah sampai
pada
stadium mematikan,bisa bertahan sampai hari ini sudah merupakan sebuah
mukjijat.Aku tanya kapankah kanker itu terdeteksi? 5 bulan yg lalu kata
dokter,bersiap- siaplah menghadapi kemungkinan terburuk.Aku tidak lagi
perduli
dengan nasehat perawat,aku segera pulang ke rumah dan ke kamar nenek lalu
menyalakan komputer.

Ternyata selama ini suara orang mengerang adalah benar apa adanya,aku masih
berpikir dia sedang bersandiwara…………Sebuah
surat yg sangat panjang
ada di dalam komputer yg ditujukan kepada anak kami."Anakku, demi dirimu aku
terus bertahan,sampai aku bisa melihatmu.Itu adalah harapanku.Aku tahu dalam
hidup ini,kita akan menghadapi semua bentuk kebahagiaan dan
kekecewaan,sungguh
bahagia jika aku bisa melaluinya bersamamu tetapi ayah tidak mempunyai
kesempatan untuk itu.Didalam komputer ini,ayah mencoba memberikan saran dan
nasehat terhadap segala kemungkinan hidup yg akan kamu hadapi.Kamu boleh
mempertimbangkan saran ayah.

"Anakku,selesai menulis surat
ini,ayah merasa telah menemanimu hidup selama bertahun -tahun.Ayah sungguh
bahagia.Cintailah ibumu,dia sungguh menderita,dia adalah orang yg paling
mencintaimu dan adalah orang yg paling ayah cintai".
Mulai dari kejadian yg mungkin akan terjadi sejak TK,SD,SMP,SMA sampai
kuliah,semua tertulis dengan lengkap didalamnya.Dia juga menulis sebuah
surat
untukku."Kasihku, dapat menikahimu adalah hal yg paling bahagia aku rasakan
dalam hidup ini.Maafkan salahku,maafkan aku tidak pernah memberitahumu
tentang
penyakitku.Aku tidak mau kesehatan bayi kita terganggu oleh
karenanya.Kasihku, jika
engkau menangis sewaktu membaca surat ini,berarti kau telah memaafkan
aku.Terima kasih atas cintamu padaku selama ini.Hadiah-hadiah ini aku tidak
punya kesempatan untuk memberikannyapada anak kita.Pada bungkusan hadiah
tertulis semua tahun pemberian padanya".

Kembali ke rumah sakit,suamiku masih terbaring lemah.Aku menggendong anak
kami
dan membaringkannya diatas dadanya sambil berkata:"Sayang, bukalah matamu
sebentar saja,lihatlah anak kita.Aku mau dia merasakan kasih sayang dan
hangatnya pelukan ayahnya".Dengan susah payah dia membuka
matanya,tersenyum. .......... ....anak itu tetap dalam dekapannya,dengan
tanganya
yg mungil memegangi tangan ayahnya yg kurus dan lemah.Tidak tahu aku sudah
menjepret berapa kali momen itu dengan kamera di tangan sambil berurai air
mata........ ......... ...

Teman2 terkasih,aku sharing cerita ini kepada kalian,agar kita semua bisa
menyimak pesan dari cerita ini.Mungkin saat ini air mata kalian sedang jatuh
mengalir atau mata masih sembab sehabis menangis,ingatlah pesan dari cerita
ini
:"Jika ada sesuatu yg mengganjal di hati diantara kalian yg saling
mengasihi,sebaiknya utarakanlah jangan simpan didalam hati.Siapa tau apa yg
akan terjadi besok? Ada
sebuah pertanyaan:Jika kita tahu besok adalah hari kiamat,apakah kita akan
menyesali
semua hal yg telah kita perbuat? atau apa yg telah kita ucapkan? Sebelum
segalanya menjadi terlambat,pikirlah matang2 semua yg akan kita lakukan
sebelum
kita menyesalinya seumur hidup.

Tidak ada komentar:

Facebook