Dearest all
Pagi-pagi saya menerima artikel yang menggugah kenalurian saya sebagai
seorang Ibu. Tak terasa setetes airmata ini menetes penuh haru teringat buah
hati yang sering kali tanpa tersadar saya bersikap seperti ibu ini meski tak
sekejam Ibu tersebut dalam memberi pelajaran buah hatinya dengan cubitan.
Ah..semoga artikel ini memberi banyak pelajaran buat para Ibu Dan calon ibu
..tidak tertutup kemungkinan para Bapak juga...agar Kita dapat memahami
bagaimana memberikan bentuk kasih sayang Kita terhadap anak2 tercinta Kita
dirumah
Salam
Sabtu Pagi itu tepat di pasar Pal, Jalan raya bogor persimpangan akses UI
Dengan Jalan raya bogor, di pasar itu saya melihat seorang ibu yang memarahi
anaknya dengan kata-kata kasar, dengan cubitan di paha anak tersebut yang
Membuat anak kecil itu menangis Dan tak henti-hentinya, saya memberanikan
Diri untuk menanyakan kepada ibu tersebut "kenapa anaknya bu" tanya saya
Singkat kepada ibu tersebut.
"Ini anak, kalau kepasar pasti mintanya jajan terus, kemarin sudah beli
Mainan, sekarang minta beli mainan lagi, Dan dia mengambek Dan teriak-teriak
Di tanah, lagian kan saya bawa uang cukup untuk belanja doang" ungkap ibu
Itu dengan logat Jakarta yang kental, "oh kenapa di cubit & dimaki kan
Kasihan bu" lanjut saya kepada ibu tersebut. "ya gimana engga dimarhi abis
Kesel banget di bilangin kagak ngarti-ngarti bandel banget deh in anak" ucap
Ibu tersebut "memang dia minta apa bu, tanya saya lagi" is ibu menjawab "itu
Dia minta dibeliin pedang-pedangan yang bisa nyala"
Sering hanya kareana masalah sepele Kita sebagai orang tua melakukan
Tindakan yang tidak seharusnya kepada anak-anak Kita ketika anak bertingkah
Nakal, atau ketika mereka membangkang dari apa yang Kita perintahkan,
Terkadang juga terkeluar makian yang kasar yang membuat Kita sebagai orang
Tua berubah seperti monster bagi anak Kita. Sadarlah mereka hanya anak-anak
Yang memang belum matang secara kejiwaan, mereka dalam tahap belajar dari
Lingkungan, wajar jika sekali-kali mereka berbuat salah, Dan sadar bahwa
Jiwa anak-anak sangat rapuh untuk bisa mencerna kata-kata kasar Kita atau
Bahkan gerakan hukuman fisik yang Kita berikan.
Terkadang tanpa disadari kesalahan bukan pada anak Kita, melainkan pada Kita
Sebagai orang tua yang terlalu kaku mungkin maksud Kita baik tapi akan
Berbeda yang ditangkap oleh anak Kita, terkadang sifat kaku Kita bisa
Mengekang kebebasan mereka bermain atau memilih. Perlu disadari anak adalah
Yang berhak Dan bebas memilih untuk melakukan yang terbaik menurut mereka.
Tugas orang tua bukan melarang atau memerintah, tapi lebih kepada
Mengarahkan agar mereka tetap berada pada jalur yang sebenarnya.
Membayangkan hal tersebut sungguh miris rasanya, haruskah malaikat-malaikat
Kecil memdapat perlakuan kasar, melihat senyuman yang lugu pun membuat hati
Begitu tenang, seorang sahabat pernah bercerita bahwa beliau sering
Mendengar buah hatinya mengigau Dan berteriak ketakutan. Dan ternyata hasil
Diskusi lebih jauh menjelaskan bahwa siangnya anak tersebut dapat makian
Atau kalimat kasar dari ibunya, karena tidak mau makan sayur. Tidak kah anak
Dilahirkan untuk disayangi?
Lihatlah buka Mata & hati anda, bahwa anak-anak tidak akan membenci orang
Tuanya walaupun terkadang orang tua sering berbuat kasar kepada anaknya.
Lihatlah ketika anak-anak menangis atau memerlukan bantuan yang terucap dari
Bibir mungil mereka adalah ibu.... Atau ayah.... Buahhati Kita tidak pernah
Berdosa kepada orang tuanya, semua mereka lakukan karena mungkin tak sadar
Kalau apa yang dikerjakan adalah sebuah kesalahan.
Sayangilah anak anda, sadarilah bahwa buah hati Kita Ada untuk di bimbing
Dan dicintai, hentikan berbuat kasar kepada anak-anak. Biarkan mereka
Menikmati waktu kecilnya dengan indah. Sadarlah cintai anak anda mulai
Sekarang atau anda bisa mencintai anak anda saat mereka terbaring tak
Berdaya, atau anda baru menyesal Dan merasa kehilangan ketika anak anda
Telah tiada. Selalu Ada cinta untuk sang buah hati. Mari sayangi anak-anak
Kita.
" menatap kepolosan anak-anak, memberi keteduhan jiwa "
begin 666 whitevine tile1.jpg
M_]C_X `02D9)1@`!`0`!+ $L``#_VP!#``8$!08%! 8&!08'!P8("A *"@D)
M"A0.#PP0%Q08&!<4%A8:'24?&ALC'!86("P@(R8G*2HI&1\M,"TH,"4H*2C_
MVP!#`0<'!PH("A,*"A,H&A8:*"@H*"@H*"@H*"@H*"@H*"@H*"@H*"@H*"@H
M*"@H*"@H*"@H*"@H*"@H*"@H*"@H*"C_P `1" !D`&0#`2(``A$!`Q$!_\0`
M&0```P$!`0````````````````$"`P0(_\0`+! ``@(`!@`%`P4!`0``````
M`0(`$0,2(3%!41,B0G&!,E)A!"-BD;&AP?_$`!0!`0``````````````````
M``#_Q `4$0$`````````````````````_]H`# ,!``(1`Q$`/P#TR$1*;%\^
M(=EX$HM:L&PRG-5 9[+HN9NHE\7$(.,"F&-\VY]H"5E-!F*@]1Y<+9<)1_LH
ME'!5L,%/^R?#RC]L6.[U$!BL.]B3L8J=OI(@`%U-DPO6[@!1O7H/PT5*OTD^
MQ-QT&W)"P Y%*O Y@2<J"\2R3L!$,-R+=R@^U=6^9H#E.8U8VCS+>:K)W@2,
M,*,RXK,.B(,,Z9+-G41^$;O"9<I]+&C#"88;G.",0:"X&9<@T%NM+A.@/E%
M"$#%6?4!26' C7&)8JY(/1WEN&-8B#SC1@.8BK.N7&K-QV("(S;4).QWUZB5
M>,0-0ZE4H[KKJ $'[;'8XA8`U_N U%7_`%#(`UD:" `KB'*&`]X$>Q$;.OK
M'1J($GS<?[ 588U86>KTC* BU\IZ[C6K)R M#;4[_DP)55 L8A(/!XEG)BJ
MZDD;,NXD6#Y@*_%278H5*J2#N>H%^']KYAV1"5E?TMA ?@P@2:ND=RW\C"B>
MY5*!>4$]]2<QWU^8`;8>06PXN T'G6F_R/PE!\3")#'=9#.V<+AKF<\0*WU0
M`'H<Q_N,*\,K7+:2<F.+OPV/*J=1!7##5F-<'B!07$]-$]GZ1!@!M1?[A%DQ
M6^DJ%_D?_))\3"(\0 J=F4Z0&5(JV-'FHKUVS_B:9K!&A$D*0+X,"3BO?F2@
M/M-U+7$9!>ZGF/S5]"D=7_LE#6BK?L(`,A%V?@PA2G7*GRL("HML0/<&!) U
MU/XC;,^I("C<P6[O*?F!+'(N9W /VRD;]012(J _<:)E*JYL["VXOB!7,"I?
MS\$P%>(M!P`W%&XL4$X@<5_*2Q==,164CFM#\S5%7PR2P);K@0,Z?&)"$*@W
M8RD\-;178WOF,'J@BV$$S./A$9<-%+<5O I=--#[RF0DWB8K`]*-! X:*,N(
M3F.IKB24*;OF7@U >3,:8DIV-(RVGD4T- !$,S:9@%]X]B,NWO GQ+W!_J$L
MXC?="!)4M5 Y1 W?J!ZC`51:DUT3%8(UV[@(H?5B? $"KJ0--=B8PJC7,2QV
MCTHACH>H%*^(NF)\B[$DX1S9L%P;])TJ( \G?:2K@L</4L.AK I7RN<VC"6N
M.I/E"WV!K)89D#!3G3<$:D2?V\8_11'K72!1'6\%++MI^) +!LA-'N45/J8,
M.P=H`QTLFOB '9C!(TWDF^]X% +S"+)A\AB>[A 64,U9"SGK4#WC>QH/,?ZB
M\5RI"X;5SE6/"Q%:^^B("!:C0'YB+*-<1C70EO1%C0R4T&NGYY@`='^@#YE6
MC"PH&(.1)8(U?4&&W9]XSD:LV_8-0*MQJ&PS[[Q%R5HZ`<0&&#NS@#F!87Q[
MP"R1K5B2A#B@:'M&4=JQ,-MMUC=P1F:@("RCTDD]0&(@&I /4S&(#JN'B%>P
M#4U3$S:J$)[K6 LQX0F$;.0=P?F$!8^-B(/*QTB8Y\-,0UG)HF$(%HH+"Y!Q
M"<4BAH80@&(S'%5+-,=9= $J%%>T(0$=-HA"$ S%=IIAX:XK><76M0A M6+Y
9M2,NP&DQ_4**3$ ICH:YA"!2`%;A"$#_V0``
`
end
Tidak ada komentar:
Posting Komentar