Apa yang seorang ayah lakukan dengan si putri akan berdampak jauh pada
masa depannya. Sikap ayah terhadap anak perempuan juga sangat berbeda
dibandingkan anak pria.
Ayah membedakan sikapnya terhadap bayi berdasar jenis kelamin, jauh
sebelum buah hatinya itu lahir. Ayah bersikap lebih halus dan lemah
lembut terhadap bayi perempuan dibanding pada bayi laki-lakinya.
Bila ditelusuri lebih jauh, sikap ini berkaitan erat dengan harapan
orang tua dan pola pikir masyarakat yang sangat mengakar.
Memperkuat Peran Jenis Kelamin
Perbedaan sikap yang ditunjukkan ayah tidak hanya ketika anak masih
bayi. Ayah juga memilih cara permainan yang berbeda sesuai jenis kelamin
si kecil. Para ayah lebih senang mengajak anak perempuannya berbicara
dibanding mengajaknya bermain. Para ayah juga cenderung memilihkan
mainan yang sesuai jenis kelamin anak.
Tanpa disadari para ayah, sikap tersebut mengarahkan dan menanamkan
sikap feminin dalam diri anak perempuan mereka. Ini dinyatakan oleh
Michael E. Lamb, dalam bukunya The Role of The Father in Child
Development. Ia mengungkapkan, hubungan antara ayah dan anak
perempuannya akan mempengaruhi kualitas feminin si gadis kecil.
Dengan meniru ibu dan mengamati reaksi ayah, seorang anak perempuan
mengembangkan intuisi dan sikapnya dalam berhubungan dengan lawan jenis.
Dengan cara ini pula si gadis kecil, kelak, akan mengasah kemampuannya
untuk berhubungan dengan lawan jenis. Karenanya, ayah harus tetap
menjaga sikap terhadap ibu di depan si kecil.
Lamb meyakini adanya hubungan sebab-akibat antara pengalaman seorang
anak perempuan bersama ayahnya dengan kemampuan anak tersebut menjalin
kasih sayang dengan orang lain di kemudian hari. Kenangan hubungan anak
perempuan dengan ayahnya membuat ia lebih objektif menilai teman
prianya. Hal ini juga membekalinya dengan kemampuan menjalin hubungan
kasih yang lebih sehat kelak.
Feminin Juga Maskulin
Di mata seorang anak perempuan, ayah biasanya menawarkan dunia yang
lebih luas dan menantang untuk dihadapi. Dari sang ayah, anak perempuan
mempelajari otoritas, power, persaingan dalam bekerja, cara
mengungkapkan kemarahan, cara mengelola uang, mengambil risiko dan
mengembangkan citra diri. Bahkan, si anak perempuan itu tetap
membutuhkan saran dari ayahnya mengenai karier, investasi, keuangan dan
sebagainya, sampai ia dewasa. Setelah dewasa pun ternyata si anak
perempuan ini tidak dapat melepaskan begitu saja bayang-bayang manis
hubungannya dengan sang ayah tercinta.
Melihat kenyataan ini, para ayah sebaiknya introspeksi. Hindari tabiat
buruk di depan si putri. You need to be a better man.
Jika Ayah Tak Ada
Dalam beberapa penelitian tercatat beberapa akibat tidak berperannya
sosok ayah dalam kehidupan anak perempuannya. Si anak perempuan itu
akan:
Sulit menampilkan sifat-sifat feminin ketika tumbuh menjadi wanita
dewasa.
Selalu haus figur laki-laki. Namun, ia mudah kecewa jika laki-laki yang
hadir dalam hidupnya tidak sesuai dengan gambaran laki-laki yang hadir
dalam alam khayalnya.
Sulit menjalankan peran sesuai jenis kelaminnya.
Mudah merasa cemas bila berada di antara laki-laki.
Jadi para ayah, ready to be a better man for your daughter?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar