Senin, 07 Juli 2008

SIAPAKAH KORBAN YANG HARUS DIBANTU LEBIH DAHULU?

 

SIAPAKAH KORBAN YANG HARUS DIBANTU LEBIH DAHULU?


Dalam banyak artikel di media
massa, Kasus KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) di Indonesia bagaikan puncak gunung es. Begitu banyak fakta  disembunyikan, ditutupi dan dianggap tidak ada bahkan oleh sang korban sendiri, karena antara korban dan pelaku sebetulnya bukan orang asing, tapi acap kali justru adalah orang terdekat (baca: pasangan hidup)


KDRT meliputi bukan saja aksi yang melibatkan kontak fisik (physical abuse) melainkan juga melibatkan kekerasan secara verbal (verbal abuse) seperti kalimat-kalimat penghinaan dan perendahan nilai-nilai kehormatan . Umumnya, bila seseorang pernah melakukan satu kali saja tindakan kekerasan, maka  episode-episode berikutnya akan segera menyusul, hanya tinggal menunggu waktu saja.


Dapatkah Anda bayangkan apa dampaknya bila korban (sang istri) melaporkan sang pelaku (suami) pada pihak yang berwajib? Jika sang suami adalah pencari nafkah tunggal dan masuk penjara pula, siapakah yang akan menghidupi keluarga?


Sungguh-sungguh merupakan lingkaran masalah yang mengerikan..


Berikutnya, sudah dapat ditebak, siapa yang bakal paling menderita gara-gara hal tersebut...

 

Sang Anak..

 

Apa yang ada di benak sang anak saat terpaksa menyaksikan peristiwa
pemukulan ibunya oleh ayahnya..?

atau ketika terpaksa mendengar kalimat-kalimat penghinaan dari ibunya kepada ayahnya..?

 

Apa yang terjadi pada bayi yang sedang dikandung seorang ibu yang disiksa secara fisik dan verbal oleh suaminya?

 

Seperti apakah kira-kira sikap dan perilaku anak yang dibesarkan dalam
keadaan seperti itu?

 

Dengan sikap dan perilaku tersebut, seperti apakah kira-kira nasib masa
depan sang Anak ketika dewasa kelak?


Adakah yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah tak berkesudahan di atas?


Dapatkah kita berbuat sesuatu untuk memutus lingkaran mengerikan itu?

Faktanya : ternyata setiap manusia sudah dibekali oleh Sang Maha Pencipta agar dapat membantu dirinya sendiri untuk keluar dari setiap permasalahan hidup. Hanya sayangnya, tidak semua manusia menyadari akan modal yang diberikan oleh Tuhan tersebut dan kemudian melatihnya menjadi sebuah keterampilan.



oleh : Adi Putera Widjaja

 

 

Tidak ada komentar:

Facebook