Selasa, 01 Juli 2008

Selamat Datang

Selamat datang en selamat bergabung para singleparent dan rekan2 yg
perhatian dgn masalah ini. Dalam 2 minggu ini, hampir 20 orang yg telah
bergabung dgn kita.

Selamat datang jg khusus untuk Pak/Ibu Con Sradaputta.
Email perkenalan sekaligus sharingnya sangat inspirational but kita
semua.
Oh iya, kl Pak/Ibu Con S, mau sedikit banyak bercerita ttg kegiatannya.
Dipersilahkan. Sepertinya backgroundnya sangat menarik untuk kita simak
bersama.
Siapa tahu kita bs belajar banyak dari beliau..

Begitu jg teman2 yg lain yg baru bergabung.
Jangan sungkan untuk berkenalan. Oh iya..
Di milis ini kami memang akrab.
Tapi di luar milis ini, kami sangat jauh lbh akrab lagi. :)
Jauh lbh sering YM, tlp, sms, email, maupun ketemuannya..

Mungkin kalau sudah mulai sharing, kalian bs dapetin teman yg cocok dgn
kalian.
Then, dibawah ini ada softcopy dari Korantempo.com.

http://www.korantempo.com/korantempo/2008/06/28/Suplemen/krn,20080628,54
.id.html
tapi harus daftar dulu buat bacanya, jd ku copy aja kesini yaa...
:(

Sabtu, 28 Juni 2008
Suplemen
KOMUNITAS ORANG TUA TUNGGAL
SENDIRIAN MINUS KESEPIAN

Menyediakan waktu 24 jam bagi anggotanya untuk curhat.

Selama 12 tahun Reggy Lawalatta berteman dengan cermin. Saban malam dia
berbicara dengan kaca, mirip sang ratu jahat di dongeng Cinderella.
Hanya berbeda dialog. Sementara sang ratu memuja kecantikan dirinya,
Reggy malah mengutuk diri sendiri.

"Gimana nggak pusing, saat perempuan seumuran baru mau menikah, saya
sudah cerai," kata aktris yang melejit lewat drama komedi Lenong Rumpi
ini. Pada 1983, Reggy bercerai dengan suaminya. Saat itu usianya baru 23
tahun. Dua anak yang ditanggungnya masih seumur jagung: Oscar, 5 tahun,
dan Mario, 2 tahun.

Masa pascaperceraian merupakan waktu paling berat dalam hidup Reggy.
Untuk membesarkan kedua anaknya, Reggy melakoni berbagai pekerjaan,
mulai membuka warung gadogado sampai menjadi sopir antar-jemput.

Peruntungan wanita berusia 48 tahun ini mulai berubah saat produser
televisi meliriknya untuk mengisi suara peran ibu tiri jahat pada awal
1990-an. Perlahan tapi pasti, kariernya di perfilman menanjak. Pada saat
yang hampir bersamaan, kedua anaknya mulai bisa menunjang kehidupan
mereka sekeluarga. Mario berkarier sebagai model, sementara Oscar
melejit menjadi perancang busana.

Status orang tua tunggal ditanggalkan Reggy sejak menikah dengan seorang
pria berkebangsaan Australia, enam tahun silam. Namun, meski tak lagi
menjadi single parent, Reggy tetap menaruh perhatian besar terhadap
orang tua tunggal. Itulah yang membuatnya aktif di Komunitas Single
Parent Indonesia.

Komunitas ini terbentuk November tahun lalu. "Awalnya karena saya sering
dijadikan tempat 'curhat' teman- teman yang single parent," kata
penggagas komunitas, Cahyo Dwi, 28 tahun. Hatinya tersentak saat
mengetahui banyak temannya yang tidak kuat menghadapi kompleksitas
permasalahan kegagalan perkawinan. "Mereka sering bilang ingin bunuh
diri," kata Cahyo, yang masih lajang.

diri," kata Cahyo, yang masih lajang. Bersama teman chatting-nya, Titi
Atmojo, 38 tahun, Cahyo membuat mailing list para orang tua tunggal di
indosingleparent@yahoogroups.com dan blog di http://groups.yahoo.
com/group/indosingleparent. "Agar bisa saling bertukar pikiran dan
mencari jalan keluar," kata Cahyo.

Jumlah anggota awal komunitas ini sekitar 40 orang. Kini jumlahnya
berkembang menjadi hampir 150 orang. "Menyebarnya dari milis ke milis
(mailing list)," kata Titi, moderator mailing list Single Parent
Indonesia.

Kebanyakan anggota adalah janda dengan anak atau single mom, yang
berusia akhir 20-an hingga 30-an tahun. Sebagian besar anggota tinggal
di Jakarta. Ada juga yang berada di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan
Kalimantan.

Para anggotanya merasakan keberadaan komunitas ini bermanfaat. Bagi Evi
Novita, 33 tahun, misalnya. Saat suaminya meminta cerai akhir tahun
lalu, ibu dua anak ini mengalami depresi. Namun, sejak bergabung dengan
perkumpulan ini Januari lalu, dunianya tak lagi murung. "Saya tidak
merasa sendirian menghadapi masalah ini," katanya, yang baru bercerai
tiga pekan lalu.

Berkat sharing di komunitas ini pula, Rusni Febriyanti, 33 tahun,
berhasil mendapatkan akta kelahiran bagi dua anaknya. Awalnya, karena
dia berstatus menikah siri, Kantor Pencatatan Sipil Jakarta Selatan
hanya bersedia memberikan akta dengan keterangan anak di luar nikah.
"Saya gak mau begitu," ujar Feby, panggilan Rusni.

Lewat bantuan Evi, dia dikenalkan kepada seorang pengacara. Alhasil,
akta yang diperjuangkan selama empat tahun muncul bulan lalu. Kini
tertulis dalam akta: anak dari seorang ibu.

Para anggota komunitas ini rutin kumpul setiap dua bulan sekali.
Kegiatannya, ya, mencurahkan hati alias curhat. Seperti yang dilakukan
Reggy bersama 20-an anggota perkumpulan ini saat kopi darat di Pondok
Indah Mall, Ahad 8 Juni lalu. Dalam pertemuan dibahas pula permasalahan
yang kerap menjadi ganjalan orang tua tunggal.

Menurut Reggy, hal yang paling dibutuhkan orang tua tunggal adalah teman
dan komunikasi. Untuk itulah, komunitas ini berjanji menyediakan waktu
kapan saja bagi anggotanya untuk curhat.

Kini, "being single" atawa sendirian tak lagi menjadi momok yang
menakutkan bagi mereka. Itu lantaran segenap rekan di Single Parent
Indonesia selalu berada di dekat mereka, 24 jam sehari, 7 hari sepekan.
REZA MAULANA
koran

Tidak ada komentar:

Facebook