Jumat, 23 April 2010

Jangan pernah sia-siakan mereka


Golden years atau tahun-tahun keemasan anak biasanya digunakan untuk rentang waktu masa pertumbuhan terbaik bagi anak, rentang waktu emas bagi anak inipun terdiri dari beberapa versi, ada yang menyebutkan antara 0-5 tahun, ada juga yang menyebutkan antara 0-12 tahun bahkan lebih dari itu, tapi apapun itu..golden years adalah tahun-tahun dimana anak sebaiknya mendapatkan apa saja yan terbaik dari orang tua dan lingkungannya, makanan, pelajaran, kasih sayang dan segalanya.

Golden years adalah waktu dimana anak mengalami masa terbaik, namun benarkah masa terbaik itu hanya untuk anak saja? Tidakkah golden years ini juga masa terbaik bagi kita orang tua? Kadang kita menganggap masa awal pertumbuhan buah hati kita awal yang bisa menuruti scenario yang kita inginkan, apalagi pekerjaan, tuntutan hidup dan alasan demi si buah hati agar hidup layak, tercukupi dan masa depanya terjamin maka Golden years bagi kita lebih pada memberikan nutrisi yang cukup, rumah dan pakaian yang layak, pendidikan yang sempurna dan lain lainnya.

Dan terkadang saat itu kita berusaha semaksimal munkin memenuhi kebutuhan itu, hingga tak sadar meninggalkan mereka begitu lama, anak yang merengek setiap petang,anak yang merengek minta ditemani makan, maen dan bercerita kadang membuat kita kesal karena keletihan mencari yang terbaik untuk mereka, dan saat itu kita berkata : dedek mainnya sama Mbak aja ya…

Namun tahukah kita….. bahwa saat itulah masanya kita bisa bersama sang buah hati karena pada masa pertumbuhan itulah mereka bisa kita miliki sepenuhnya, dan ini tidak akan berlangsung lama. Tahun pertama sang buah hati benar benar tergantung sepenuhnya pada kita 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Namun saat itu karena satu dan lain hal banyak kita meninggalkannya pada orang tua, pengasuh dan sebagainya……..Saat emas kita paling berharga..berkurang sedikit walaupun nilainya malah sangat tinggi.

Tahun kedua dan ketiga…anak masih sangat tergantung kepada kita namun ia sudah mulai mengenal orang orang lain diluar orang tuanya, nenek, kakak, kakak, adik, sepupu, paman, makcik, Mbak pengasuh dan sebagainya. Ketika pulang kerja ketika ingin memeluknya sianak berkata: ma dedek main sama eyang ya…kita mulai kehilangan 20 persen masa emas kita bersamanya…

Tahun keempat, lima dan enam..buah hati kita memasuki dunia sekolah walaupun hanya prasekolah,Playgroup, TK, tempat dimana mereka mempunyai dunia baru, teman teman baru, munkin mereka masih menangis saat ditinggalkan namun mereka juga punya dunia lain diluar orang tuanya sehingga saat kita ingin menunjukkan mainan yang kita beli si anak malah menunjukkan majalah yang diberikan gurunya, saat kita mengajaknya maen bareng dirumah si anak merengek minta diantarkan kerumah temannya. Kita mulai kehilangan 40 persen masa emas kita bersamanya.

Umur tujuh, delapan dan sembilan tahun….anak memasuki sekolah dasar dan ia mulai mempunyai teman masa kecil, yang nyaman bermain barbie, yang asyik diajak bersepeda sehingga begitu kita kangen memeluknya usai kerja …asisten rumah tangga kita berkata : ‘’bu..si adek lagi main ke rumah temannya tapi katanya PR sudah selesai….kita kehilangan lebih separuh masa emas bersamanya.

Umur sepuluh, sebelas dan dua belas tahun…sikecil sudah mulai belajar mengenal dirinya, ia juga sudah disibukkan dengan persiapan masa depan, les ini dan itu, sehingga sore itu ketika ada keluarga lain kerumah dan kita memanggilnya si anak menjawab.. Maa….aku pergi belajar kelompok ya, atau ketika kita mengajaknya jalan jalan si anak menjawab Pa….besok adekkan ada perkemahan. Kita sudah kehilangan 70 persen masa emas itu

Umur tiga belas, empat belas dan lima belas, buah hati kita bukan bocah kecil lagi namun ia mulai belajar tentang hidup, dan saat itu punya teman lain yang jauh lebih dipercaya, saat ia murung kita bertanya ia hanya mengeleng namun ia bercerita dengan gamblang kepada temannya dan saat kita memaksa mengajaknya makan diluar dengan santai ia berkata aduuh Ma…adek dah janji tadi makan malam ma teman-teman....ntar dibilang nggak kompak lagi……..sadarlah kita kita bukan satu satunya bagi mereka dan hamper 80 persen masa emas itu sudah lepas

Lalu tahun tahun selanjutnya tahun tahun dimana mereka benar benar menjadi anak panah, lepas dari busur dan mencari duninay sendiri, kegiatan sekolah, kuliah, acara dengan teman teman membuat masa kita hilang walaupun tidak 100 persen namun suda mencapai 99 persen…….

Dan Bayangkan… saat kita sudah tidak lagi menjadikan kebutuha hidup sebagai urusan nomor satu, dimana kita tidak lagi mempunyai daya sekuat saat ini dan ingin bercerita tentang encok atau mimpi buruk..maka anak akan berkata : maaf ya Ma kerjaan dikantor sungguh menumpuk, Ma.. dewi minta ditemani belanja, Ma aku tugas luar kota..Ma aku begini….. aku begitu ..Mama ditemani Mbak aja ya…

Ternyata masa emas itu tidak hanya penting bagi anak anak kita namun sangat berharga bagi kita orang tuanya, karena saat itu kita benar benar bisa memeluknya dan memilikinya seutuhnya, menciumnya kapanpun kita inginkan…lalu kenapa kita harus repot dengan rengekannya saat ini karena itu tidak akan berlangsung lama, kenapa kita merasa kesal kalau ia ingin ikut kemanapun kita pergi karena tidak selamanya kita bisa membawanya..dan kenapa kita nyaman meninggalkanya terlalu lama padahal kebersamaan itu hanya sebentar saja sebelum mereka punya tempat duduk yang lain.

Lalu kenapa tidak kita manfaatkan hari ini, saat ini..untuk memeluknya lebih lama, tertawa bersamanya lebih lama karena waktu akan menggerusnya dari kita dan membuatnya begitu berjarak walaupun itu dengan alasan yang sama yang kita berikan yaitu tuntutan hidup…..mari kita renungkan. Munkin kita tidak bisa memberikannya sepenuh yang kita inginkan namun kita bisa mensiasatinya dengan memanfaatkan yang tersisa dari semua yag ada, karena satu hal yang tidak pernah bisa kita ulang kembali..yaitu waktu yang sudah berlalu. Mentari tidak akan mundur kebarat namun ia akan tetap berputar kembali ketimur ..sehingga hari yang telah hilang akan tetap hilang..

From : Rina Hasan

Komunitas Single ParentDibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Tidak ada komentar:

Facebook