Penelitian psikolog Kanada terbaru menunjukkan, makin banyak uang yang
Anda sumbangkan menolong sesama, maka Anda makin bahagia!
(Embedded image moved to file: pic03902.jpg)
Hidayatullah.
menolong sesama, atau dalam rangka memberi hadiah untuk orang lain, maka
si dermawan tersebut akan bertambah bahagia. Demikian hasil kajian
Elizabeth Dunn, pakar psikologi dari
Vancouver, Kanada.
Rincian penelitian ini diterbitkan baru-baru ini di jurnal ilmiah
terkemuka dunia, Science, volume 319, tanggal 21 Maret 2008. Dimuat di
halaman 1687-1688, karya ilmiah mengejutkan itu terpampang
dengan judul “Spending Money on Others Promotes Happiness” (Membelanjakan
Uang untuk Orang Lain Meningkatkan Kebahagiaan)
Memenangkan undian atau kuis berhadiah uang miliaran barangkali merupakan simbol kebahagiaan. Namun, penelitian terkini tersebut menjungkirbalikkan
ilmu ekonomi yang selama ini diajarkan turun-temurun tersebut.
Temuan itu menunjukkan, yang terpenting bukanlah jumlah uang yang kita
punya, tetapi bagaimana kita membelanjakannya! Orang yang menyedekahkan
uangnya untuk membantu mereka yang membutuhkan, atau berbelanja hadiah
untuk diberikan kepada orang lain ternyata lebih bahagia daripada mereka
yang menghamburkan uang untuk kepuasan diri sendiri.
Penelitian terkait sekitar 3 tahun sebelumnya memperlihatkan bahwa kaum
kaya sedikit lebih bahagia daripada kaum miskin. Akan tetapi kaitan antara
kekayaan dan kebahagiaan tersebut lemah, dan pakar ekonomi berusaha keras
mencari penjelasan atas pertanyaan, misalnya, mengapa di Amerika Serikat
warganya tidak menjadi lebih bahagia ketika harta benda mereka semakin
berlimpah.
Demikian tulis Elsa Youngsteadt yang mengulas hasil penelitian
Dunn itu di ScienceNOW
Daily News, 20 Maret 2008 dengan judul “The Secret to Happiness? Giving”.
(Rahasia Menuju Bahagia? Memberi). Hasil temuan yang sama ini dikupas
oleh Brendan Borrell
di majalah ilmiah kondang, Nature, di bawah judul “Money buys happiness.
Especially if you give it away.” (Uang membeli kebahagiaan. Terutama jika
Anda Menghadiahkannya)
Sang peneliti, pakar psikologi sosial, Elizabeth Dunn, dalam kajiannya
ingin menemukan jenis pembelanjaan uang seperti apa yang sebenarnya
membuat orang bahagia. Ia dan rekannya meneliti
109 mahasiswa universitasnya. Tidak heran, kebanyakan berkata bahwa mereka
lebih bahagia dengan uang 20 dolar ketimbang hanya 5 dolar.
itu menambahkan bahwa mereka akan membelanjakannya untuk diri sendiri
ketimbang untuk orang lain.
Di sisi lain, Dunn dan timnya memberi 46 mahasiswa lain dengan amplop
berisi uang 5 dolar atau 20 dolar, tapi tidak membiarkan mereka bebas
memilih untuk apa uang tersebut akan dibelanjakan. Yang dilakukan peneliti
itu adalah menyuruh mereka membelanjakan uang itu untuk hal-hal tertentu.
Menariknya, mahasiswa yang mengeluarkan uang untuk amal kemanusiaan atau
membeli hadiah
untuk orang lain pada akhirnya lebih bahagia dibandingkan mereka yang
membelanjakan untuk kepentingan pribadi, seperti melunasi rekening atau
bersenang-senang.
Ternyata fenomena ini tidak berlaku untuk kalangan mahasiswa saja.
Kelompok penelitian Dunn
juga melakukan jajak pendapat pada 16 karyawan di sebuah perusahaan di
sesudah mereka mendapatkan bonus dengan beragam besaran. Selain itu Dunn
dan rekannya mengumpulkan data tentang gaji, pengeluaran, dan tingkat
kebahagiaan dari 632 orang di seantero Amerika Serikat.
Kesimpulannya sungguh menarik. Di kedua kelompok orang tersebut,
kebahagiaan ternyata ada hubungannya dengan jumlah uang yang dikeluarkan
untuk orang lain daripada jumlah absolut
bonus atau gaji.
Hasil temuan ini “membenarkan dugaan kami lebih kuat daripada yang berani
kami impikan,” kata Dunn. Pengaruh membelanjakan uang demi kebaikan orang
lain mungkin mirip olah raga yang
memiliki pengaruh seketika maupun dampak jangka panjang, papar Dunn
sebagaimana ditulis Elsa Youngsteadt.
Satu kali memberi mungkin menjadikan seseorang bahagia dalam sehari, tapi
ketika kebiasaan
memberi ini menjadi sebuah cara hidup, dampak kebahagiaan itu bisa menjadi
sangat lama, papar
Dunn.
Yang tak kalah menarik, di akhir tulisan ilmiahnya, sang pakar, Dunn,
berharap bahwa temuannya
itu suatu saat bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi pembuat kebijakan
dalam menganjurkan sikap kedermawanan kepada warganya yang mengabaikan
manfaat sikap positif ini. Menurutnya, hal ini dalam rangka menciptakan
warga negara yang cenderung memberikan harta mereka untuk kebaikan orang
lain, sehingga bertambahnya kekayaan warga beriringan dengan semakin
meningkatnya kebahagiaan warga negeri tersebut.
Pakar ekonomi
menganjurkan bahwa hasil kajian
ini perlu dikukuhkan lebih lanjut dengan memperbesar jumlah orang yang
diteliti, hingga mendekati 1000 orang, agar kesimpulannya benar-benar
meyakinkan. Terlepas dari itu, Oswald berujar bahwa
hasil penelitian Dunn bakal mengejutkan kebanyakan pakar ekonomi. Sebab
selama ini mereka beranggapan bahwa membelanjakan uang untuk diri sendiri
memberikan kebahagiaan terbesar.
“Ini adalah hasil temuan yang membuat penasaran yang tidak akan Anda
temukan di 101 buku pelajaran Ekonomi,” kata Oswald.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar