Jumat, 06 Maret 2015

Rebound love I

Dear All,

Ini catatan kecil saya menikmati sharing ilmu dari Mas Dono Baswardono kemarin di Blok M.

Entah kenapa bahasan yang sekarang ini lebih nangkep di saya.



What happens if we don't listen to the past.

Di awal seminar, lagsung di hadapkan pada pertanyaan penting.

Apa yang akan terjadi bila kita tidak bisa melihat / membaca masa lalu kita.

Ya hasilnya…eng ing eng.. Diri kita sekarang, banyak bagian yang menjadi diri kita sekarang yang selalu kita sesali.


Ada dua hal yang terjadi di masa lalu tapi masih kejadian di masa sekarang. Ini disebabkan dua hal. Rebound logic dan rebound love.

Rebound logic.  : Ketidakmampuan menganalisis masa lalu. Sehingga hal buruk di masa lalu, terjadi lagi..dan lagi di masa sekarang. Saya lbh melihat kepada ketidakmauan untuk menganalisis. Banyak yang lgs menolak untuk melihat kejelekan dari diri pribadi.

Rebound love. : Intinya, kita mencintai orang2 dengan karakter dan perilaku yang sama lagi…yang sama lagi. Dan dengan alasan yang sama pula ketika pisahnya lagi. Inilah akibat dari pengabaian thd nasehat dari saudara/teman. Ya simplenya, suka bad guy lagi.. Suka bad guy lagi.

Karena seminar ini temanya rebound love, maka akan di bahas paling banyak ttg rebound love. Cinta yang berulang.


6 jebakan betmen rebound love.
1. Relief : ingin segera pulih. Kaya minum jamu, abis minum jamu, lgs minum penawarnya spt gula asem. Dengerin lagu mellow sendiri atau berkelompok. Keinginan untuk cepat move on, bila bukan move on yang sebenarnya malah membahayakan proses kesembuhan. Akhirnya sering mencari jalan pintas, seperti menjadikan siapapun sebagai pengganti love yg hilang. Malah biasanya berakhir lebih parah.
2. Revenge
Sengaja memamerkan kebahagiaan palsu. Sengaja cepat mencari pasangan, hanya dengan niat pamer/manas2in mantan pasangan. Akhirnya masalah awal bukannya selesai, malah membuat masalah baru dan makin bertumpuk. 
Ada fakta menarik dari mas Dono : Secara statistik, selingkuh itu dgn yg lbh buruk.
3. Any port in the storm.
Putus asa, krn badai ga segera usai. Derita terus menerus. Tangkep yg ada aja. Hampir sama spt 1 & 2. Akan tetapi perbedaannya hanya karena tidak tahan terhadap masalah kehidupan, jadi melihat pasangan baru sebagai solusinya. 
4. Hasty diagnosis.
Keliru identifikasi masalah. Karena sendirian. Karena tidak ada yg profesional/yg sudah berpengalaman. Berteman dgn teman2 yg norma2nya keliru. Mas Dono, sangat menyarankan untuk berbicara dengan profesional, spt psikolog/psikiater bila merasa sudah terjebak di dalamnya. Minimal mereka dengan pengalaman hidup yang lebih banyak, hanya perlu dipastikan bahwa siap mendengar dan menerima masukan saja. Trus tambahan penting, berteman dgn teman2 yang norma nya keliru, sangat mempengaruhi kita. Sebaiknya cari teman dgn kehidupan seperti yang kita inginkan, agar dapat pemahaman baru.
5. Flight from the truth.
Ga mo nanggung implikasi dari peristiwa yg sudah terjadi. Masa lalu terlalu menakutkan. Terlalu pelik. Lari aja. Kawin lagi dianggap masalah ga ngejar lagi. Tapi ternyata bom dr masa lalu bakal kebawa juga ke sekarang, ditambah mesti adaptasi dgn pasangan baru. Double trouble.
6. Playing the same game.
Semua salahnya lingkungan. Ga ada salah di dirinya. Kehidupan cintanya selalu berakhir sama, tapi kesamaan yang pasti adalah, semua salah orang lain. Semua salah mantan. Semua salah keluarga mantan. Semua yang ada di lingkungan yang salah. Padahal, semua orang tahu kesalahan yg sebenarnya ada di dirinya.
6a. Terlalu lama sendiri. Takut. Akhirnya menjalin hubungan hanya berdasarkan pengalaman yang ada, itu lagi…itu lagi.
6b. Pada hubungan baru, takut nyalahin pasangan. Hubungan baru jadi tidak sehat.



Bagian pertama ini dulu.

Nanti dilanjut.

Tidak ada komentar:

Facebook