Rabu, 09 Juni 2010

Pisang dan hati

Maryam, seorang guru sekolah dasar mengajarkan satu permainan yang sungguh menarik untuk murid-muridnya. Setiap murid diminta membawa tas plastik yang berisi pisang yang tertulis nama orang yang paling mereka benci ke kelas pada esok hari. Jadi, jumlah pisang yang perlu dibawa bergantung kepada jumlah orang yang dibenci.

Keesokan harinya, setiap murid membawa tas plastik berisi pisang masing-masing. Ada yang membawa tiga biji, ada juga lima biji dan paling banyak delapan biji. Semuanya sudah ditulis nama orang yang paling mereka benci.


"Sekarang simpanlah pisang-pisang kalian itu. Jangan lupa bawalah kemana saja kalian pergi selama seminggu. Inilah permainannya. Setelah seminggu, kita akan lihat hasilnya" tandas Ibu guru Maryam. Anak-anak tersebut menyimpan pisang mereka di dalam tasnya masing-masing.


Hari demi hari berlalu, pisang tersebut mulai berbintik-bintik dan akhirnya menjadi busuk. anak-anak itu mulai protes dan marah. Mereka tidak menyukai permainan itu lagi karena selain tas berat, badan pun berbau busuk. Ada yang menangis, enggan meneruskan permainan.


Seminggu pun berlalu, Pagi harinya lagi-lagi para murid Maryam suda bersorak. Permainan sudah tamat. Tidak ada lagi beban dan bau busuk yang perlu mereka bawa.

"Oke semua, sekarang ibu tanya apa rasanya membawa pisang dalam tas ke sana ke mari selama seminggu?" tanya Mayam. Semuanya serentak mengatakan mereka benci permainan itu. Mereka kehilangan teman, sering diejek dan tersingkirkan. Lebih jeleknya terpaksa tidur, makan, mandi, bermain dan menonton TV dengan bau busuk.


Dengan tersenyum penuh arti Maryam menjelaskan kepada murid-muridnya

"Itulah sebenarnya yang terjadi jika kita menyimpan perasaan benci pada orang lain dalam hati. Bau busuk kebencian itu akan mencemari hati dan kita akan membawanya ke mana saja kita pergi. Jika kalian saja tidak tahan dengan bau pisang busuk hanya untuk seminggu, cobalah membayangkan apa yang akan terjadi jika kalian menyimpan kebencian sepanjang hidup kalian "


Maryam mengingatkan anak muridnya supaya membuang jauh-jauh perasaan benci daripada membebani hidup. Memaafkan adalah yang terbaik. Menyayangi lebih baik daripada membenci.

Sahabat, jadi jangan letak pisang dalam tas. Dan jangan simpan kebencian, dendam kesumat dan apa-apa yang tidak enak dalam hati. Seperti pisang yang makin membusuk didalam tas itu, begitu juga hati.


From : Wulan Julia



Komunitas Single ParentDibuat untuk mendukung milis indosingleparent@yahoogroups.com

Tidak ada komentar:

Facebook